Part 3

757 30 1
                                    

-BRAD-

Sial. Benar-benar sial. Bukannya mendapat quality time dari latihan dan bertemu fans, malah handphone ku yang hilang. Bukan tentan handphone itu. Tapi tentang memory di dalamnya. Itu terlalu privat untuk ada di tangan orang lain. Yang paling penting, disitu aku menulis beberapa lirik lagu juga chord nya. Bagaimana jika wanita itu sengaja mencuri handphone ku? Dan ingin mengambil lagu ku untuk di jual pada band lain. Tak bisa kubayangkan.

Aku langsung masuk menuju studio latihan. Dari jendela kulihat mereka sibuk masing-masing. Tristan dengan drum nya, Connor dengan bass nya, dan James dengan gitarnya, dan Joe sibuk menghubungi seseorang. Sebelum kami cheksound di arena konser, biasanya kami melakukan latihan kecil di studio.

Aku masuk tanpa permisi atau sapaan. Semua orang langsung mendongak ke arahku. Dan mereka memasang wajah yang heran.

"Brad kau dari mana saja? Latihan terpaksa diundur dua jam karena kau tiba-tiba menghilang." Kata Joe dengan nada kesal juga sedikit khawatir.

"Aku bilang, aku pergi ke kedai untuk membeli secangkir kopi."

"Kau bisa memesan kopi secara delivery, Brad. Hidup di jaman apa kau?" Joe menimpal jawabanku.

Aku langsung memposisikan badanku di samping Connor yang duduk di karpet tanpa menghiraukan perkataan Joe lagi. Terlalu lelah untuk latihan, setelah mengejar si gadis keparat itu.

"Bagaimana cara menemukan handphone yang hilang?" Tanyaku pada Connor yang sibuk dengan bass nya.

"What? Handphone mu hilang?" Connor sedikit terkejut.

"Ya. Tadi siang."

"Gampang. Di handphone mu pasti ada alat pendekteksi yang bisa di pasang di handphoe ku. Jangan khawatir. Dunia ini terlalu canggih hanya untuk mengatasi hal seperti." Connor memberi jawaban enteng.

Tour UK masih ada beberapa hari lagi. Dan semoga handphone ku lekas kembali. Jika aku menemukan wanita itu, akan aku habisi dia di tempat saat itu juga.

"Brad, besok kau jangan sampai telat. Jam 6.30 kita harus wawancara untuk beberapa media, jam 8.30 kau harus melakukan datang ke acara reality show. Dan jam 10.00 kau akan mengadakan meet and greet. Dan jam 11.30 kau sudah---"

"Oke, Joe aku sudah menghafal semua jadwal itu." Sergahku memotong perkataan Joe yang semakin membuat kepala ku pusing.

*****************

Sebelum matahari terbit aku sudah di bangunkan oleh Joe. Shit.

Tujuan pertama adalah ballroom hotel tempat kami menginap. Disana kami akan melakukan pers confrence. Saat aku memasuki ruang ballrom kilatan Blitz kamera langsung menyilaukan mataku. Aku menenggelamkan pikiran tentang handphone itu dengan memberikan senyum dan beberapa sapaan pada wartawan yang sudah siap dengan tumpukan pertanyaan.

"Persiapan apa saja yang kalian lakukan untuk memulai tour UK ini?" Tanya salah satu wartawan.

"Ya, seperti yang kita selalu lakukan setiap kali memulai tour. Menyiapkan beberapa lagu dengan konsep dan aransemen baru. Latihan rutin. Dan selalu menginformasikan kegiatan selama tour kami kepada semua fans." Jawab James dengan mantap. Ya pertanyaan ini seringkali di lempar di setiap sesi pertanyaan. Tak ada pertanyaan yang lebih berbobot.

Pers conference selesai. Kami langsung menuju studio reality show terkenal di London. Setelah itu bersiap untuk meet and greet.

"Brad, common. Mereka semua menunggu kita selama berjam-jam. Apa kau ingin membuat mereka kecewa?" Kata James mengembalikan mood ku. Mereka maksud James adalah Vamppete

PRETEND LOVE (THE VAMPS FANFICTION INDONESIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang