"Pagi,Frey." Sapa Jane yang sudah siap untuk pergi ke sekolah.
"Pagi, Jane. Bagaimana dengan tidur mu?" Balasku padanya.Sambil mengolesi roti dengan selai coklat kesukaan Jane.
Jane menunduk sambil melingkari mangkuk sereal dengan jarinya.
"Semalam aku bermimpi bertemu dengan ibu." Jawabnya lirih. Wajah nya tenggelam karena rindu yang terus di pendam sendiri.
Dia anak yang periang, tak pernah mengeluh dengan keadaan kami. Dan tak pernah menuntut ku untuk memberangkatkannya ke Los Angeles untuk bertemu ibu.
"Frey, maaf membuat mu bersedih." Jane membuyarkan lamunan ku.
Aku menghembuskan nafas berat, membuang jauh-jauh rasa sedih ku yang dapat menular pada Jane.
"Tidak. Aku tak sedih." Dusta ku dengan menyunggingkan senyuman.
"Jane. Kau jangan khawatir. Ibu akan segera mengunjungi kita jika pekerjaannya selesai." Kata ku mencoba menghibur Jane.
"Baiklah Jane. Jika ibu datang kemari, aku akan memperlihatkan foto ku dengan Brad. Dia pasti pernah melihat The Vamps di tv." Kata Jane kembali semangat.
Dengan lahap Jane menikmati sereal dan roti coklat yang kubuat. Tak lupa jus buah yang Dakota bawa sebagai buah tangan saat datang kemari.
"Jaga adik kesayangan ku ini baik-baik ya." Rex yang siap mengantarnya kesekolah.
"Siap, bos." Jawab Rex dengan tangan yang memberi hormat padaku. Aku tergelak melihat tingkah Rex yang terkadang aneh dan lucu. Tak sesuai dengan postur tubuh nya yang kekar.
Aku kembali kedalam apartemen. Sedikit membereskan kamar, dapur dan ruang tv. Hari ini aku libur kuliah dan juga libur mencopet. Ingin bersantai seharian dan menemani Dakota untuk berkeliling kota nanti sore.
'Tingg'
Itu tanda ada email masuk dari laptop ku. Aku pergi ke kamar untuk mengecek nya. Dan ternyata itu adalah email dari kampusku, yang memberitahu bahwa surat rekomendasi beasiswa ku di terima dan akan di pertimbangkan.
"Yes." Berita ini otomatis membuat diriku bisa bernafas lebih lega dan mengembangkan senyum bahagia yang tak bisa ku bendung sampai Dakota datang ke kamar ku terlihat keheranan.
Dia hanya menaikan sebelah alisnya, seolah berkata "ada apa?"
"Surat rekomendasi beasiswa ku di terima. Semoga hasil keputusannya cepat di berikan padaku." Kataku menceritakannya dengan semangat.
"Waw. Jadi selama ini kau mendapat beasiswa?" Dakota menghampiri ku dan tak kalah senang nya mendengar berita ini.
"Ya. Selama tiga semester ini aku mengandalkan beasiswa sehingga harus mati-matian mempertahankannya. Karena empat semester kedepan beasiswa ku sudah tak berlaku."
Tiba-tiba sulit untukku menceritakan keadaan yang sebenarnya pada Dakota. Aku takut cerita ku ini hanya menjadi beban fikirannya.
"Apapun yang kau lakukan dan semua yang kau usahakan, Akan aku dukung. Kau bisa memanggil ku jika ada kerikil kecil bahkan batu besar yang menghalangi semua impianmu."
Kata-kata indah Dakota membuatku ingin memeluknya. Dan bersyukur pada tuhan karena masih memberiku kesempatan untuk dekat dengannya lagi.
"Oh ya. Kemarin aku membeli bahan makanan untuk makan malam kita nanti." Kata Dakota seraya melepaskan pelukannya.
"Kau akan masak apa?"
"Hmm.. aku akan masak kalkun panggang, bagaimana? Kita harus makan besar malam ini. Sebagai perayaan keberhasilan mu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETEND LOVE (THE VAMPS FANFICTION INDONESIA)
RomanceYa ini bukan soal dia yang mencuri handphone ku saat itu. Tapi apa yang kudapatkan karena telah menghakimi nya selama ini-Brad- Andai aku tau ini akan menjadi rumit. Lebih baik ku pergi mencari lelaki tua di club untuk mendapatkan uang. Daripada ber...