Part 6

612 22 0
                                    

-Freya-

"Frey, kau mau kemana?" Tanya Dakota yang baru keluar dari kamar mandi. Badannya masih mengenakan kimono dan rambutnya di balut handuk.

"Kuliah. Hari ini jadwal kuliah ku penuh."

Aku memasukan buku-buku ke dalam tas ku.

"Ayolah, Frey. Percuma jika aku mengambil cuti kuliah tapi kau malah sibuk. Kau mengajakku jalan-jalan."

"Aku janji, setelah jam kuliah berakhir aku langsung pulang dan mengajak mu makan malam."

"Baiklah. Aku sabar menunggu."

Kampus ku lumayan jauh dari apartemen. Biasanya Rex mengantarkanku dengan motor besarnya. Tapi semalam dia tak pulang. Aku harus pergi sendiri. Terpaksa harus beberapa kali naik bis kota dan taksi. Cukup memakan banyak biaya ongkos. Beasiswa ku akan berakhir, dan aku pun harus 'bekerja' lebih keras. Bila perlu mencari pekerjaan sampingan.

'Tinggg'

Ada email masuk ke handpone ku.

From : @WendyCoopers

Maaf, aku belum bisa mengirimkan uang. Tapi minggu depan, aku akan mengunjungi mu dan Jane.

Aku cinta kalian ♥

Ada perasaan lega saat dia berencana mengunjungi ku. Kami selalu berharap dia bisa menemani kami walau hanya beberapa hari. Karena di dekatnya aku tak lupa bahwa aku masih memiliki seorang ibu, dan aku harus bisa bersikap seperti dia.

Kampus ku sudah dekat dan aku harus berjalan sedikit karena taksi tak bisa masuk ke dalam lingkungan kampus.

Perasaan ku tak enak. Seperti ada yang mengikuti ku sedari tadi. Karena aku bisa mendengar langkah kaki selain langkah kaki ku. Jam masih menunjukan pukul 7 pagi. Dan kampus masi sepi. Beberapa kali aku melihat ke belakang. Tak kulihat siapa-siapa. Sampai aku memutuskan untuk berlari agar cepat sampai di depan gerbang.

"Hai, Freya." Sapa Jhon teman satu fakultas ku.

"Hai, Jhon." Sapaku kembali.

Aku bisa tenang saat dia menghampiriku. Berarti aku tak sendirian dan jalan bersama Jhon. Tetap saja perasaan tidak aman terus kurasakan. Pelan aku berbalik, dan kulihat seorang pria dengan kacamata hitam, topi hitam, dan jaket kulit mengikuti ku. Dan dia sadar telah kuperhatikan, dia terlihat salah tingkah dan beraktifitas yang mengada-ngada, seperti membaca pamflet yang dipasang di dinding.

Untungnya aku bisa sampai di kelas dengan selamat.

****************

Setelah lima jam aku menghabiskan waktu memenuhi urusanku dengan para dosen, aku bergegas pulang. Setelah itu aku mengerjakan tugas kuliah yang lainnya. Aku sedang giat-giat nya memperbaiki nilai kuliah ku agar surat rekomendasi beasiswa ku di perpanjang. Walaupun aku tak bisa mengandalkan nilai ku sepenuhnya.

Aku berjalan menelusuri koridor. Ada sesuatu yang jatuh di lantai. Berwarna hitam. Apa itu dompet? Ya itu dompet kulit.

"Koridor ini sepi. Apa boleh buat? Aku harus mengambilnya. Dari pada jatuh ke tangan orang yang salah. Haha."

Pelan aku mendekati dompet itu yang letaknya dua meter dari tempat ku sekarang. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah, hap.

Aduh mengapa dompet itu terasa menjauh? Oh, mungkin hanya halusinasi ku saja. Langkah demi langkah aku mendekati dompet itu, tapi selalu saja lepas dan malah semakin menjauh.

Sesekali menengok ke sekelilingku. Takut-takut ada yang mengawasi ku. Tapi nyatanya koridor memang kosong. Hanya ada aku dan dompet ini.

Aku terus mengikuti dompet kemana dompet itu. Aku berigidik ngeri karena dompet itu selalu bergeser menjauhi ku. Tapi tekad ku ingin mendapatkan dompet itu mengalahkan semuanya.

PRETEND LOVE (THE VAMPS FANFICTION INDONESIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang