Part 15

349 16 1
                                    

Akhirnya James berhenti di depan sebuah tempat yang lumayan besar dan ramai. Tempat ini didominan dengan warna pink. Apa ini pet shop?

"Untuk apa kau memakai bennie dan kacamata hitam itu, james?" Tanya Dakota melihat James sedang mengaca di spion.

"Kau lupa, dia ini artis papan atas. Gitaris the vamps." Jawab Jane sambil menatap James kagum.

"That's right." James mencopot kacamata nya dan mengerlingkan matanya pada Jane. Dan sekarang Jane seolah meleleh.

"C'mon girls." Kata James sambil turun dari mobil.

Aku dan Dakota mengikuti James di belakang. Dan Jane, dia di tuntun oleh James


-Beauty Salon-

"Apa? Ini salon? Untuk apa James membawa kita kesini?" Tanyaku pada Dakota.

"Mungkin dia ingin mewakili Brad untuk meminta maaf dan memberikan fasilitas ini. Yes! Sudah lama aku tak ke salon."

Ya, Dakota memang tipe wanita yang fashionable, famous dan memang dia cantik. Tak salah dia suka meluangkan waktu nya berjam-jam untuk ke salom dan perawatan. Beda dengan ku yang 80% hidup di bawah terik matahari. Terkena debu, bau keringat dan hanya memotong rambut 5 kali seumur hidup ku.

"Selamat datang, James." Sambut seorang wanita dengan ramah. Dia memeluk James seperti kawan lama yang baru bertemu.

"Ssttt.. jangan keras-keras. Kau mau pengunjung mu yang lain menyadari keberadaanku disini?" Bisik James pada wanita itu, dan wanita itu membungkam mulutnya dengan tangan.

"Mereka teman-temanku. Tolong service mereka dengan baik untuk menjadi wanita seutuhnya." James melirikku.

Apa? Jadi dia menganggap ku wanita jadi-jadian?

"Maksud ku menjadi wanita yang lebih cantik. Peace, Frey." James menyunggingkan senyum yang lebar.

"Untuk apa James? Aku tak suka berlama-lama disini... aku tak.."
Dakota membungkam mulutku.

"Maksud nya dia mau. Terima kasih James."

"Aku tak mau!" Aku melepaskan tangan Dakota.

"Ayolah, Frey. Ini langkah awalnya. Saat kau akan menjadi sorotan publik, kau harus tampil menarik untuk meyakinkan mereka." James memegang kedua pundak ku. Aku berfikir sejenak. Ya, benar juga aku tak boleh mempermalukan Brad. Maksud ku aku tak mau mengecewakan Joe.

"Baiklah. Sebelum nya kalian ganti baju dulu. Karena kita akan melakukan massage."

"Apakah aku bisa melakukan Massage seperti mereka?" Kata Jane ikut-ikutan.

"Bisa. Kita akan lulur coklat adik manis. Apakah kau suka?"

"Ya, aku suka!"

Wanita itu membawa ku ke ruang ganti. Mengganti baju ku dengan handuk kimono. Pertama kami memasuki ruang tertutup dengan dua kasur kecil dengan wangi-wangian herbal yang menyengat.

Aku dan Dakota menikmati saat-saat ini. Sungguh ini nikmat sekali. Rasanya otot-otot ku yang membengkak kembali kendur. Tulang-tulang ku yang bengkok kembali lurus saat pemijat ini dengan lihai memanjakan badan ku dengan minyak herbal yang sangat nyaman. Rasanya aku betah berlama-lama disini. Sampai-sampai mataku berat dan mengantuk.

Selanjut nya aku dan Dakota akan di facial. Kata Dakota, ini ada proses peremajaan kulit dan rileksasi wajah kita. Memang wajah ku sudah tidak remaja?

Astaga ini rumit. Mereka menempelkan beberapa krim di wajahku. Memijat-mijat wajah ku sembarang.

"Aku tak tahan lagi!!"

"Tunggu sebentar!" Wanita ini menahan badanku agar diam di tempat. Tapi aku tak suka.

Sampai-sampai wajahku di olesi krim yang lengket. Dan lama kelamaan wajahku kaku mati rasa seperti di tempel lem kayu. Hanya mataku yang dapat mengedip.

"Dakota... apa mereka meracuni wajahku?" Kata ku dalam hati karena bibir ku juga tak bisa bergerak, semoga dia mendengarnya.

Setelah beberapa menit. Mereka membasuhkan wajah kaku ini dengan handuk basah. Dan lama-lama aku merasakan kulit wajahku seperti di cabut. Perih. Sakit.

"Aww...aw...sakit.." kata ku disela-sela wanita ini mengangkat krim yang mengering di wajahku. Aku menahan tangan wanita ini untuk mecabut terus-terusan. Tapi dia malah membentak ku untuk diam. Sialan. Semoga kulit wajahku tak ikut tercabut.

Yang terakhir mereka menempelkan wajahku dengan alat yang mengeluarkan cahaya silau. Aku pasrah. Lelah. Sungguh.

Terakhir aku dihadapkan didepan kaca. Seorang wanita menyuruhku untuk menutup mata sampai aku selesai di make over. Bagus lah, aku bisa tidur sebentar.





"Hai Freya, Freya bangun!" Dakota mengguncangkan tubuhku.
Oh ya, aku baru saja tertidur. Apakah sudah selesai.

Aku memperbaiki posisi duduk ku. Dan melihat pantulan diriku di cermin. Siapa dia? Hah? Dia bukan aku. Sama sekali bukan.

"Kau cantik, Frey."

"Waw, Frey. Aku baru melihat seumur hidup ku kalau kau cantik." Jane menatapku dengan mulut terbuka tak percaya.

"Finally. Kau pilih gaun yang akan kau pakai." Teman James itu membawa dua gaun. Yang satu bewarna putih, dan satunya lagi bewarna peace.

"Ini semua untuk apa? Aku merasa cukup dan tak perlu memakai gaun ini." Kataku menolah secara pelan.

"Ayolah. Ini permintaan James. Dan dia akan marah jika aku tak memberikan yang terbaik untuk mu."

"Ayo, Frey. Pilih." Desak Dakota.

"Aku pilih gaun bewarna biru." Kataku sambil menunjuk gaun itu.

"Pilihan yang bagus."

Aku melihat pantulan diriku yang lebih besar. Waw. Sampai saat ini aku tak mengenali gadis di dalam cermin ini. Dia memakai gaun biru muda selutut tanpa lengan. Gaun ini bagus. Dan sepatu heels warna senada.

Aku keluar dari ruang ganti dengan wajah tak nyaman. Untuk meyakinkan mereka aku tak suka dengan ini. Padahal sampai saat ini aku masih berdecak kagum melihat diriku di cermin. Dan aku suka.

"Freya, copot Bennie belel mu itu."
Dakota mengambilnya dari kepalaku.

Padahal menurutku bennie itu memiliki kesan trendy.

"Freya, kamu terlihat 'wow' ". James memperhatikan ku dari atas sampai bawah.

*Imagine

Laura marano (Freya)

Brad simpson (him self)

Calum hood (Rex)

Chloe mortez (Kimberly)

Suri cruise (Jane)

James McVey (him self)

Tristan Evans (him self)

Connor Balls (him self)

Joe 'Manager' (him self)

Laura 'fifty harmony' (Laura)

Dakota Faning (Dakota)

Anna Kendrick (Becky)

Please vote and comment. Thanks ♥♥♥



PRETEND LOVE (THE VAMPS FANFICTION INDONESIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang