Matahari di gantikan bulan, hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tak terasa tiga bulan berlalu. Selama tiga bulan ini banyak sekali kejadian yang terjadi. Mulai dari Tamara yang selalu menganggu Jeno saat di sekolah, Mark yang lulus dari SMA dan baru beberapa Minggu ini menikahi haechan, jaemin yang menjalankan aktivitas nya di rumah karena keselamatan ia sendiri dan hal hal yang lain yang tentunya sangat bermakna bagi mereka.
Kandungan jaemin sekarang tengah berusia delapan bulan yang artinya dalam satu bulan lagi ia akan melahirkan makhluk kecil yang sangat mengemaskan. Jeno, jaemin dan yang lainnya tentu saja sangat tidak sabar menemui anggota keluarga baru mereka, mereka hanya berharap semoga saja semuanya baik baik saja sampai si kecil itu Hadir ke dunia.
"Nonoo~~" rengek jaemin kepada suaminya yang akan pergi sekolah.
Jeno menghela nafas panjang.
"Kenapa sayang??" Tanya lembut Jeno.
Jaemin mengembungkan pipinya kesal, "aku mauu keluar!!"
"Nggak boleh!!" Tegas Jeno memberikan jaemin semakin kesal. Matanya berkaca kaca memandang sang suami dengan muka memelas.
"Kenapa??" Sendu jaemin berlagak seperti orang tersakiti.
Pasti jika ada mertuanya di sini, Jeno tidak akan selamat dari tinju sang mertua.
Jeno menghela nafas lagi, dirinya mendekat ke sang istri lalu memeluk nya dengan erat.
"Di luar bahaya buat kamu sayangg. Nanti kalo nana ada apa apa, Nono juga yang sedih" jelas Jeno, mencoba memberi pengertian kepada sang istri.
Lagi pula Jeno tak bisa membayangkan jaemin keluar dengan keadaan yang seperti ini, Jaemin sering sekali mengeluh kakinya bengkak, perut nya kram dan pinggang nya sakit. Lalu jika Jeno memperoleh jaemin pergi apakah tidak berbahaya??
"Tapikan no!! Nana tuh bosann bangett, beberapa bulan ini Nono nggak ngijinin nana buat pergi ke luar, nanti kalo baby stress gimana?" Ucap jaemin cemberut.
Jeno terkekeh geli, dirinya lalu mencubit pelan pipi sang istri yang tampak lebih gembul.
"Enggak akan, kan ada haechan"
"Nana makin stress kalo ada echan" gerutu jaemin tetap kekeuh ingin keluar rumah.
Haechan memang sekarang sudah tinggal di mansion Jung, dia sering menemani jaemin yang tengah gabut bersama renjun yang juga sering datang ke mansion Jung untuk bertemu mereka berdua.
Dua orang sahabatnya itu berisik, tapi jika tidak ada mereka pasti jaemin merasa kesepian sejak beberapa bulan yang lalu.
"Ihhh Nana Jangann bandel" balas Jeno juga cemberut.
"Nana nggak bandell yaaa!!!!" Protes jaemin lucu.
Jeno terkekeh kecil. Dirinya mengacak rambut Nana dengan gemas.
"Nana ngambek sama Nono" ketus jaemin membuang muka tak ingin melihat wajah Jeno.
"Ya udah Nono pergi" jail Jeno beranjak pergi dari kamar mereka.
"Hehhh kok pergi sihh" jaemin malah panik sendiri melihat suaminya yang akan pergi tanpa membujuk ia terlebih dahulu.
Jeno berbalik lalu tertawa, "habisnya Nana gitu sih"
"Ihhhh nonoo, Nana nggak mauu nonoo pergii" rengek jaemin sangat lucu di mata Jeno.
"Tapi Nono harus pergi" ungkap Jeno dengan wajah polosnya.
Jaemin cemberut, mata berbinar kini telah di hiasi air mata yang tertahan di pelupuk mata membuat seperti berkaca-kaca. Jaemin tak lupa juga membuat wajah yang memelas membuat siapa saja tak tahan dengan kegemassan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah kita✓
Teen Fictiondua orang pemuda yang di nikahkan sewaktu mereka masih kecil dan di pisahkan setelah menikah sampai bertemu lagi ketika masa remaja WARNING!!! - Ini cerita bxb,gay,homo,boyxboy - laki laki bisa hamil/mpreg - fantasi - ini cuma karangan saya!!dan jan...