29🐶🐰

10.2K 687 9
                                        

"Tasya ileana Adhitamana seorang anak angkat dari keluarga Adhitamana, dia juga anak pindahan dan sekarang bersekolah di sma zephyra sebagai kakak kelas kita. Dan satu lagi, Tasya bekerja di salah satu bar yang cukup terkenal di kota kita sebagai jalang yang bayaran nya paling mahal" ucap renjun membaca data tasya yang dirinya dapatkan.

"Huh, seorang jalang ya?" Gumam jaemin pelan memainkan kukunya. Pantas saja hamil, pekerjaan nya saja seperti itu.

"Terus kita harus gimana, na?" Tanya haechan sungguh bosan. selama sepuluh menit hanya berdiam saja sembari menunggu renjun mengumpulkan data tentang Tasya.

" Ayo beri pelajaran pada jalang kecil itu" ajak jaemin mulai berdiri dari tempat duduknya.

Jaemin membuka lemari nya untuk mengambil Hoodie, haechan bangkit dari ranjang milik jaemin sementara renjun juga berdiri dari kursi yang dia duduki.

"Rencananya apa?" Tanya haechan polos, masak tidak rencana?? Amatir banget dong kalo tidak ada rencana yang di siapkan matang matang.

Renjun menoleh ke arah jaemin dengan tanda tanya, yang di ucapkan haechan benar juga. Masak tidak ada rencana.

Sementara yang di tanya hanya menyengir lucu sembari menggaruk tengkuknya tidak gatal, dia tidak punya rencana. Yang dia inginkan hanya melihat Tasya kesakitan saja. Seperti nya jaemin sedang ngidam.

Renjun dan haechan memutar bola matanya malas, gini nih kebiasaan jaemin. Rencana belakangan yang terpenting sudah berada di lokasi dulu.

"Kalian ada rencana gak?" Tanya jaemin meminta saran kepada dua sahabatnya. Dia tidak pandai membuat rencana, biasanya renjun dan haechan yang membuat rencana sementara jaemin menerima jadi. Sungguh enak sekali jaemin, tapi apa boleh buat?

Renjun dan haechan berpikir, kira kira hukuman yang cocok untuk jalang kecil itu apa?? Apakah harus di bunuh juga?? Tidak tidak, itu terlalu kejam. Mereka bertiga menghukum bukan membunuh.

"Ahhh, echan tau!!!" Girang haechan kesenangan sendiri.

"Apa?? Apa? Rencana echan apa?" Antusias jaemin.

"Sini ngedeket dulu" ujar haechan lagi, jaemin dan renjun menurut saja. Mereka berdua mendekat ke arah haechan.

Haechan berbisik tapi renjun segera protes.

"Kalo bisik bisik itu jangan terlalu kecil suaranya, gw gak kedengaran" protes renjun, haechan selalu berbisik namun dengan suara yang begitu pelan membuat renjun sebal sendiri.

"Elah njun, kalo suara nya kebesaren itu bukan bisik bisik namanya" balas haechan mulai malas, dirinya kalo di protes renjun itu sudah males berbicara.

Renjun tersenyum tertekan, rasanya ingin membunuh beruang yang unyu unyu ini tapi sialnya renjun sayang dengan beruang yang ada di depannya ini.

Jaemin mulai kesal, dirinya sudah serius tapi malah keduanya yang bercanda. Ralat, mereka berdua bertatap tatapan dengan tatapan permusuhan.

"Rencana kamu apa sih Chan?" Tanya jaemin dengan kesal.

"Suaranya kerasin aja, lagi pula di sini gak ada orang selain kita bertiga" lanjut renjun malas.

Haechan yang menyerah akhirnya mengangguk pasrah

"Jadi gini.............."

Mendengar saran dari haechan membuat jaemin dan renjun agak terkejut.

"Hah? Bukannya itu keterlaluan ya Chan?" Ragu jaemin di angguki renjun. Rencana dari haechan sangat keterlaluan membuat jaemin dan renjun ragu.

"Enggak sih, menurut gw b aja" santai haechan membuka ponselnya dan membalas chat dari Mark.

Renjun dan jaemin saling pandang kemudian mengangguk pasrah saja.

Kisah kita✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang