38🐰🐶

6.2K 508 32
                                    

Hari kembali di sinari matahari yang cerah, sinarnya terasa hangat. Cocok untuk berjemur di pagi hari.

Haechan sedang berjemur di belakang rumahnya di temani dua anak laki laki yang mengemaskan ini sedang bermain di dekatnya. Keduanya libur sekolah karena hari ini hari libur nasional. Terlebih lagi Luna juga ikut bermain, namun Luna seperti lebih menyibukkan diri berlari kesana kemari berusaha mengejar serangga.

"jiee ayooo mainnn cama lelee" antusias seorang laki laki manis yang berlari ke arah jisung.

Jisung menoleh, "ndaa bicaa, jie mau beltemu bunaa"

"Yahhh, tapi lele mau main cama jiee" murung anak laki laki manis itu.

Jisung bingung, ia tidak mau jika anak laki laki manis yang di depannya ini sedih tapi di sisi lain jisung juga sangat rindu dengan bundanya.

Haechan yang ada di samping mereka tersenyum tipis.

"Jie main dulu sama chenle nggak papa, ayah udah bilang ke mommy kalo ketemu bundanya agak sorean dikit" ujar haechan lembut.

"Yaeyyy, ayooo cekalangg main cama lelee" ajak chenle mengandeng tangan jisung.

Tapi jisung tetap diam, wajahnya mendadak murung.

Lagi dan lagi ia di bohongi oleh Ayahnya sendiri.

"Lohh jie Kenapa??" Tanya khawatir anak laki laki manis itu yang bernama chenle mendekat ke arah jisung.

Haechan yang melihat jisung tiba tiba murung juga ikut khawatir, ia mendekat lebih mendekat ke arah chenle dan jisung.

"Jie Kenapa??" Tanya lembut haechan.

Jisung menongak ke arah haechan dengan mata yang berkaca kaca.

"Ayah boong lagi cama jie" ungkap jisung menunjukkan kekecewaan.

"Ayah nggak bohong sayang, ayah tadi ada rapat mendadak jadi ketemu bundanya harus di undur dulu" haechan mencoba memberi pengertian pada jisung.

"Tapi alacan ayah celalu cepelti itu, jie nda cuka!!! Jie mau beltemu Buna" ungkap jisung membuat haechan bingung sendiri.

Masalah Jeno di sini juga salah, ia selalu berjanji pada jisung tapi lupa menepati janjinya sendiri.

"Ketemu bundanya nanti dulu ya?? Kita ngertiin Ayah kamu dulu, ayah kamu pasti ada alesan tersendiri " pungkas haechan lembut.

"Alacanna apa?? Hiks" tanya polos jisung sesegukan.

"Kerja" singkat haechan.

"Kelja???" Ulang jisung.

"Macak ayah kelja telus" cemberut jisung.

"Daddy juga kelja tapi lele nda nangis kayak jie kok" timpal chenle yang sadari tadi mengamati percakapan antara mommynya dan jisung.

"Tapi lele macih punya mommy, cementala Buna jie kan cakit"

jisung berusaha memberi tau chenle bahwa mereka berdua tak sama.

"Yacudah kalo gitu mommyna lele buat beldua" chenle membalas ucapan jisung dengan polos.

"Aishhh ndaa bicaa gituuu!!"

"Nda bica Kenapa??" Bingung chenle.

"Itu kan mommy lele, Ndak boleh buat beldua" kata jisung kesal dengan chenle yang ngeleg.

"Kenapa nda boleh buat beldua?"

Jisung sudah terlanjur kesal, ia mengembung pipinya menatap chenle dengan tatapan kesal.

Haechan yang melihat itu hanya bisa tertawa, sungguh lucu sekali mereka berdua.

"Udah udah, Chenle jangan gitu" ungkap haechan membuat chenle cemberut.

Kisah kita✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang