36🐰🐶

7.4K 528 21
                                    

"hati hati" ujar seorang pria tersenyum membentuk bulan sabit mengacak rambut anak kecil yang ada di depannya dengan gemas.

Anak laki yang di di acak rambutnya oleh orang yang ada di depannya juga itu tersenyum.

Senyum mereka berdua sama persis.

"Ayah juga hati hati!! Jie macukk duluu, papaii ayahh" balas anak itu mencium pipi Ayah sebentar sebelum berlari memasuki gerbang sekolah.

Ayah dari anak itu melambaikan tangan sembari melihat anaknya masuk ke gerbang sekolah. Setelah memastikan sang anak masuk ke dalam sekolahhan, ayah dari anak itu segera masuk kembali ke dalam mobil lalu melajukan mobil itu menjauh dari area sekolah.

"Selamat pagi jisungie" sapa seorang pengasuh cantik yang menunggu di depan kelas anak itu.

"Celamattt pagi nonaa" sapa anak itu yang bernama jisung dengan raut wajah yang terlihat ceria.

Pengasuh itu tersenyum, "Hari ini di antar ayah lagi hm??"

Jisung mengangguk antusias, "iyaa, ayahh mengantal jiee ke sekolah"

Karena tak tahan dengan kegemassan jisung, akhirnya pengasuh cantik itu mengacak rambut jisung dengan gemas

"Sekarang ayo masuk, teman teman sudah menunggu " ujar pengasuh cantik itu di angguki jisung.

Jisung berjalan ke arah tempat duduknya, ia menaruh tas nya lalu berlari ke arah sekelompok anak seusianya yang juga tengah bermain bersama.

"Jie boleh gabung??" Tanya jisung dengan lugu.

Beberapa anak yang seusia dengan jisung menoleh.

"Ndakk!!! Jicunggg nda boleh gabung!!" Sinis perempuan itu membuat jisung yang tadi tersenyum manis di gantikan dengan cemberut.

"Kenapa jie nda boleh gabung??" Sedihnya.

"Kata mama, jicung itu pembawa cial. Shuhua nda boleh main cama anak pembawa cial!!" Pungkas shuhua

"Pembawa cial itu apa??" Tanya lugu teman shuhua yang bernama elena.

"Nda tau, mama cuma bicala kalo jicung itu pembawa cial. Buna jicung kecelakaan kalena jicung, mama culuh aku jauh jauh dali jicung" jelas shuhua, teman teman yang lain mengangguk angguk tapi tidak dengan jisung yang menahan tangisnya.

"Ishh, jicung jahatt. Aku nda mau main cama jicung"

"Aku juga, aku nda mau main cama anak pembawa cial"

Mata anak yang di ketahui bernama jisung itu memanas, air matanya mengenang di pelupuk mata.

"Jicung bukan anak pembawa ciall!!"pekik balita kecil yang bernama jisung itu berteriak.

"Boong!! Temen temen, Jangan Deket Deket cama anak yang pembohong"

"Hiks, jicung Ndak boong"

"Ihhh cudah becal kok nangis"

"Pembawa cial"

"Hahaha jicung nda punya Buna"

Setelah mengejek jisung, teman temannya mulai menjauh dari jisung meninggalkan jisung yang menahan tangis.

Jisung menunduk kepala, tangannya mengepal menahan tangis. Ia berusaha mati matian agar air matanya tidak jatuh namun ucapan teman temannya sungguh menyakitkan membuat ia tak tahan untuk mengeluarkan air matanya.

"Hiks" tangis jisung pecah, dia selalu di ajarkan oleh ayahnya untuk menjadi laki laki kuat namun kali ini dia tak bisa kuat. Semua yang di ucapkan temannya memang benar.

Bahwa ia adalah pembawa sial...

Bundanya kecelakaan karena dirinya, bundanya seperti ini karena dirinya. ini semua salah dirinya.

Kisah kita✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang