21

12 2 0
                                    

"How does it feel to be loved, when you are not loved anymore"
--Lavender--

Januartha membuka file PDF yang dikirimkan Arjuna, keduanya begitu niat memanipulasi keadaan, seolah Arjuna selalu ada untuk Pitaloka, padahal kenyataannya laki-laki itu akan mulai fokus menjalani pengobatan.

"Gue mau lo beli bunga lavender dua minggu sekali," perintah Januartha.

"Bang aturan gaji gue dinaikin gak sih? kerjaannya malah tambah banyak aja, perasaan waktu itu ngelamar jadi manajer artis dah, bukan asisten pribadi," sindir Kevin.

"Tapi makan dari siapa?" tanya Januartha.

"Lo," jawab Kevin.

"Tinggal di rumah siapa?"

"Lo," jawabnya lagi.

"Terus gaji dari gue dipakai apa?" tanya Januartha, "foya-foya!" geram Januartha.

"Dasar bucin," desis Kevin pelan.

"Apa lo bilang?" Januartha menatapnya bengis, membuat Kevin menghela napas pasrah jika berkahir akan di serang lagi.

"Bang, memangnya lo gak merasa dirugikan ya, ngikutin kemauan Bang Juna gini? coba pikirin apa yang lo dapat dengan cara pura-pura jadi Bang Juna? cuman sebatas bisa saling tukar pesan sama Pitaloka palingan, itu pun Pitaloka-nya anggap lo sebagai Bang Juna." Januartha memberikan tatapan serius kepada Kevin.

"Kalau gitu gue bakal buat keadaan berbalik dengan cara ini, gue bakal ikutin cara main Juna buat dapatin Pitaloka, dan ambil kesempatan disaat mereka lengah," ujar Januartha, "Lo kenal gue bukan sebentar Vin, harusnya lo sadar gue selalu berusaha dapatin apa yang gue mau."

Senyum miring nampak menghiasai wajah Januartha, setelah berucap demikian dia kembali memfokuskan dirinya membaca beberapa hal yang harus di ingat Januartha, agar Pitaloka tidak curiga bahwa orang yang berkirim pesan dengannya adalah Januartha bukan Arjuna.

Kevin mendudukkan dirinya di samping Januartha, memperhatikan laki-laki yang menjadi bosnya selama beberapa tahun terakhir.

"Lo gak mau coba balik ke Kinanti aja Bang?" Januartha menggeleng tanda tidak mau

"Gue memang bukan cowok baik-baik, tapi gue gak mau bersanding sama perempuan ular kayak dia."

"Kalau gitu lo bisa cari perempuan lain," saran Kevin.

"Dengan syarat perempuan itu harus bersedia gue duain bahkan lebih, gimana?"

"Malah jadi brengsek lagi!" cibir Kevin.

"Makanya mendingan gue sama Pitaloka aja, sejauh ini cuman dia perempuan yang bisa buat gue ngerasa nyaman. Dulu Kinanti boleh aja manipulasi gue seakan-akan Pitaloka itu pilihan yang salah, dan berusaha buat gue lebih milih dia ketimbang Pitaloka, tapi dia gak berhasil buat gue jatuh cinta melebihi jatuh cinta gue sama Pitaloka."

"The real dari definisi cinta habis di orang lama," gumam Kevin.

"Menurut lo gue beliin Pitaloka hadiah atau jangan?" tanya Januartha meminta saran.

"Sebagai apa nih, kalau sebagai Bang Juna ya percuma Bang, malah ngebantuin musuh makin maju," tutur Kevin

"Tapi kalau atas nama gue yang ada langsung dibuang bego!" sungut Januartha.

"Gak usah pakai nama aja," saran Kevin.

"Yakin di terima?" Kevin tertawa renyah.

"Gak sih," jawabnya dengan santai.

Januartha mendengus, "Mending lo beli bunga lavender aja gih, diam di sini juga malah bikin pusing."

"Boleh nongkrong dulu gak Bang? kan sekarang gak ada jadwal."

"Nongkrong gigi lo nonghol! setelah dapat bunganya kita langsung ke apartemen Pitaloka, gue punya kartu aksesnya dari Januartha."

"Woy ngeri banget lo," pekik Kevin, "lo gak akan macam-macam kan sama Pitaloka, awas aja kalau aneh-aneh setelah di kasih kartu pintu aksesnya. Gue gak mau dapat kerjaan Double kalau sampai lo kena skandal, yang ada gue jadi manajer artis lain aja deh, biar bisa terbebas dari beban tuntutan."

"Banyak ngomong deh, cepat sana pergi!" usir Januartha.

Setelah kepergian Kevin yang menggerutu sepanjang jalan lantaran tidak terima, Januartha memutar playlist lagu-lagu Indonesia yang kini sedang banyak di dengarkan orang.

Terhanyut mendengarkan lagu membuat dia semakin nyaman membaca fakta-fakta Pitaloka, yang baru dia ketahui dari catatan Arjuna, ternyata meskipun dia yang pertama Arjuna benar-benar memahami Pitaloka melebihinya.

Sampai matanya berhenti tepat di kalimat yang menyatakan bahwa jika dulu Pitaloka masih sangat mencintainya sekalipun Januartha dan Pitaloka berpisah karena perselingkuhan yang Januartha lakukan.

Butuh banyak cara yang dilakukan Arjuna untuk membuat Pitaloka percaya kepadanya, dan perlahan melupakan Januartha hingga berakhir mencintai Arjuna.

Di dalam catatan itu Arjuna bilang, saat Pitaloka ditanya mengapa dia tidak mempertahankan hubungannya dengan Januartha dengan cara membuat Januartha meninggalkan Kinanti, Pitaloka malah menjawab jika dia tidak ingin semakin menyiksa Januartha yang mungkin telah mencintai Kinanti, dia tidak ingin mempertahankan Januartha yang terlihat tidak ingin dipertahankan olehnya.

Selain itu Arjuna juga ternyata membeberkan alasan mengapa Pitaloka nekat mengikuti perintah Januartha, sekalipun perintah Januartha membuatnya hampir mati saat itu juga.

Sialnya sekarang Januartha benar-benar dihantui rasa menyesal, seperti halnya yang diharapkan Pitaloka.

Bersambung..

Dipublikasi: 01 Juli 2023
Jumlah kata: 741 kata

Lavender Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang