CHAPTER 02

2.9K 123 4
                                    

Happy reading!

Seorang lelaki nampak memasukkan satu buku pelajaran kedalam tasnya, dia kemudian menuju cermin untuk melihat penampilannya yang terlihat sedikit acak-acakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang lelaki nampak memasukkan satu buku pelajaran kedalam tasnya, dia kemudian menuju cermin untuk melihat penampilannya yang terlihat sedikit acak-acakan.

Dia terlihat tidak terlalu peduli dengan itu, lelaki itu menyandang tasnya di bahu kiri lalu meraih kunci motor, menatap dua kunci motor di sana membuat dirinya terdiam sejenak, tak ambil pusing akhirnya dia mengambil kunci motor sportnya yang sering dia pakai hampir setiap hari ke sekolah dan balapan liarnya.

"Dav gue berangkat, titip bengkel!" ucap lelaki itu pada lelaki yang terlihat lebih muda darinya.

"Oh iya Bang, aman kok gak usah khawatir." ucap Dava. Jika kalian heran kenapa dia tidak sekolah seperti halnya lelaki itu, jawabannya adalah Dava putus sekolah karena kondisi ekonomi keluarganya.

River menatap sejenak mobil sport putih di sudut bengkelnya, dia sudah selesai mengganti ban mobil itu tadi malam, dia berencana akan menghubungi pemiliknya nanti.

"Dav, jangan biarin mobil itu di sentuh sembarangan sama pelanggan." celetuknya membuat Dava mengacungkan jempol.

"Paham kok Bang, itu kan mobil mahal. Entar lecet gimana? Bisa heboh ganti rugi kita!" ucapnya terkekeh sambil terus fokus mengganti oli.

"Bagus, gue berangkat, sarapan sana! Gue udah masak tadi." ucap River menaiki motornya, Dava tersenyum lebar mendengarnya.

"Makasih Bang!" seru Dava. River menjawab dengan klakson motornya lalu tancap gas ke sekolahnya, SMA Cempaka.

******

River kini sudah berada di kelasnya yang nampak berisik karena jam kosong, sejak guru menerangkan pelajaran di jam sebelumnya River nampak tidak fokus sama sekali, pikirannya malah berkelana pada gadis yang dia temui kemarin.

Wajah cantiknya, rambut panjangnya, mata tajamnya yang mengintimidasi, senyum miringnya, aroma parfumnya, River rasanya seperti orang gila terus-menerus memikirkan gadis itu.

"Lo kenapa dari tadi ngelamun terus?" heran Nigel, teman sebangkunya, dasi lelaki itu dia ikat di kepalanya.

"Gak papa, biasa bengkel." alasan yang selalu dia berikan karena enggan menceritakan setiap isi pikirannya pada temannya.

"Lagi? Bengkel lo kan rame Ver, mikirin apa lagi coba?!" kesalnya.

"Halah bilang aja lo takut kalah di balapan nanti, lagian kan Alkana selalu menang!" kompor lelaki bernama Daniel. River mengepalkan tangannya di bawah meja.

"Niel! Udah lah, kayak lo bisa aja ngalahin Alkana, lagian Alkana kan selalu menang dalam hal apapun!" tambah teman-temannya yang lain mulai mengompori River dengan selalu mengunggulkan Alkana di depannya.

SERENITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang