CHAPTER 05

2K 99 1
                                    

Happy reading!

Florin duduk di sebuah kafe bersama dengan kakak tertuanya, Arseno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Florin duduk di sebuah kafe bersama dengan kakak tertuanya, Arseno. Keduanya duduk berhadapan dengan dua capuccino dan beberapa kue kering di meja mereka.

Keduanya berada di cafe yang tak jauh dari rumah sakit, sebelum ke ruangan Alkana dan Liona mereka memilih untuk berbicara di sana.

"Kenapa Alka bisa kecelakaan Flo?" tanya Arseno serius. Florin menggeleng pelan, "I don't know Arsen, tapi kayaknya itu masalah geng motornya." jawab Florin tak yakin.

Arseno mendengus, "Kalian berdua gak ada bedanya, selalu berurusan dengan anak-anak brandal!" tegasnya.

Florin menatap tak setuju pria berusia 27 tahun itu. Usia yang cukup matang untuk menikah, tapi seorang Arseno masih lajang dan tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Namun bukan berarti dia tidak normal.

"Itu jelas beda Kak!" bantahnya tegas.

"Beda dari mana? Kalian jelas-jelas sama, nyatanya California gak juga menjinakkan kamu Flo." Arseno geleng-geleng kepala.

"Manchester juga bukan tempat yang cocok!" bantahnya pelan.

"Jangan pikir kakak akan lupa soal itu Flo, pindah benua dari Inggris ke California, ide gila itu membuat kakak selalu khawatir sama kamu setiap hari." Arseno berucap dengan nada yang lebih lembut.

"Aku tau, tapi lingkungannya yang maksa Flo bersikap kayak gitu." cicitnya menyeruput cappucino miliknya.

"Tapi kakak lega kamu pindah ke sini, banyak yang jaga kamu di sini, jadi kakak akan sedikit lebih tenang."

Florin geleng-geleng kepala menatap kakaknya, "Kakak bahkan lebih parah dari Papa soal protektif."

"Lupakan soal itu, gimana? Venus punya tim volley yang hebat?" tanya Arseno.

Florin mengangguk ragu, "Hmm Flo belum terlalu yakin, soalnya Flo belum coba masuk dan main sama mereka." jelasnya sedikit lesu.

"Kakak ngerti Flo, berat meninggalkan tim volley hebat mu di California, tapi ini sudah seharusnya. Kamu pindah dan membuka lembaran baru, kakak akan selalu dukung kamu."

"Ingat Flo, Papa diam bukan berarti Papa gak tau, kakak mohon jangan berurusan lagi dengan anak-anak brandal dan liar, ini demi kebaikan kamu." mendengar nasehat panjang lebar Arseno membuat Florin menghela nafas, untuk sekarang dia tidak punya pilihan selain mengangguk.

Ponsel di meja itu bergetar pertanda pesan masuk, Arseno memusatkan perhatiannya pada ponsel adiknya.

River
Kapan mobil lo di jemput?

Florin memutar bola matanya malas membaca pesan River itu, sejak kemarin River selalu menerornya dengan urusan mobil. Sudah Florin bilang dia akan mengambilnya, hanya saja dia belum ada waktu karena sibuk di rumah sakit.

SERENITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang