CHAPTER 14

1.5K 112 12
                                    

Happy reading!
Tandai kalau ada typo ⚠️

River mengencangkan baut di motor pelanggannya, urat-urat di lengannya nampak menonjol seolah menunjukkan betapa kerasnya dia bekerja di bengkelnya selama ini.

Namun aktivitasnya harus tertunda ketika Ocen menepuk bahu telanjangnya, lelaki itu menoleh ke arah Ocen, lalu kemudian fokusnya beralih ke arah sebuah mobil yang di tunjuk oleh Ocen, mobil mewah yang terlihat begitu kentara dengan bengkel Serenity nya yang tampak kumuh, karena bengkel sedang sibuk-sibuknya.

River langsung berdiri lalu menyerahkan kunci baut pada Ocen, "Lanjutin." pintanya, Ocen langsung melaksanakan perintah itu.

River mengambil lap, dan membersihkan tangannya sejenak, sebelum bertemu orang itu.

"Buat apa Papa ke sini?" tanya River langsung tanpa basa-basi dengan suara tenang.

"Salah Papa kesini?, bukannya wajar, seorang ayah mengunjungi anaknya." sela Abraham, River menghela nafas berat lalu mengajak Papanya masuk ke dalam ruangan bengkel, ruang kerjanya.

River mengemasi kertas-kertas berserakan di sofa yang berisi rangka kendaraan, lelaki itu juga mengambil jaketnya di sofa untuk di singkirkan, dia kemudian menyuruh Papanya duduk untuk menyamankan diri.

"Kopi?" tawar River, Abraham mengangguk saja sambil memperhatikan ruangan anaknya, ruangan ini terlihat lebih bagus dari terakhir kali dia kemari sekitar tiga bulan lalu, Abraham kemudian melirik ke arah tangga, selama ini dia belum pernah ke lantai dua, alias area kamar anaknya.

Alasannya sederhana, River tidak pernah mengajaknya, dan Abraham juga tidak berniat menganggu privasi anaknya.

"So, ada apa Pa?" tanya River meletakkan secangkir kopi di depan Abraham. Menyesapnya sejenak, pria itu kemudian menjawab, "Papa mendengar bengkel mu di serang."

"Itu benar, dan masalahnya sudah selesai." jawab River enteng.

Abraham menggeleng tidak setuju, "Tidak selesai jika pelaku belum di adili, kau menderita kerugian besar, sedangkan para tikus itu berkeliaran di luar sana."

River terdiam mendengar itu, ah seharusnya ia tidak perlu kaget, karena tinggal berjauhan dari ayahnya, bukan berarti ayahnya membiarkannya mendapatkan masalah.

"Bukankah Papa sudah pernah memperingatkan mu, teman-teman mu itu tidak baik, berperilaku buruk, jangan hanya demi terlihat keren, kau rela bergaul dengan manusia tidak berbobot River." Abraham berucap dengan tenang namun menusuk.

River mengangguk setuju, itu benar, sejak awal pun Abraham sangat tidak menyukai pergaulannya." River sudah mengakhiri segalanya dengan mereka, makanya mereka menghancurkan bengkel, mereka tidak terima aku membubarkan geng motor itu tiba-tiba."

SERENITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang