Jam 01.16 malam
Lagi dan lagi, Jeno mengekor pada Y/n yang sedang sibuk bekerja. Ayolah, ini jam nya bekerja, masa iya harus terus diikuti begitu?
"Bisa pindah ga Jen? Gue jadi ga fokus kalo lo terus ada di depan gue gini." Ujar Y/n agak kesal. Bukannya apa-apa ya, hanya saja.... Jeno itu wajahnya terlalu ganteng. Gampang banget bikin ilang fokus.
"Gamau. Nanti ada yang godain lo lagi kek waktu itu." Jawab Jeno setelah mengeluarkan asap vape dari mulutnya.
"Gaakan. Siapa juga yang mau godain cewe jelek kek gue."
"Jelek?" Jeno terkikik kecil. "Emang jelek sih." Lanjutnya sembari meminum wine dari gelasnya dengan mata yang melirik ke arah Y/n.
Gadis itu mendecak sebal, "Jelek tapi bisa bikin seorang Lee Jeno naksir."
Jeno tertawa. Tidak ada yang lucu memang, hanya saja Jeno merasa gemas dengan jawaban yang Y/n berikan.
"Kesana dulu ya sayang." Kata Jeno sambil beranjak dari kursinya.
Y/n menjawab dengan anggukan, lalu kembali melayani pesanan yang lain.
Jam segini masih kerja karena ada beberapa rekannya yang tidak masuk. Jadi, Y/n disuruh lembur untuk menggantikan mereka.
Capek? Tentu. Mau kerja full time atau part time begini, pasti capek. Dimana ada kerja yang ga capek?
Cuma.. yaa.. Harus tetap dijalani mau secapek apapun demi bertahan hidup. Terlebih lagi, Y/n ini hidup sebatang kara. Orang tuanya telah lama meninggal karena kecelakaan lalu lintas sejak Y/n masih kelas 1 SMA. Dan setelah kejadian itu, Y/n sudah dipaksa hidup mandiri tanpa didampingi orang tua.
Bayangkan saja sesulit apa hidupnya di masa lalu.
Atensi Y/n teralihkan ke arah Jeno yang tengah berkumpul bersama teman-temannya. Tampak asik mengobrol dan tertawa. Y/n tidak tau siapa saja orang-orang itu, tidak kenal. Yang ia tau hanya Renjun. Tapi, lelaki itu tidak ada disana. Tumben ya?
Tak lama kemudian, dua wanita menghampiri kerumunan teman Jeno. Cantik dan.... sexy.
Mereka saling bertegur sapa, salaman, juga cipika cipiki.
Aduh, Y/n agak gerah ya liatnya. Gemes banget pingin ngejambak rambut mereka.
Salah satu wanita tampak menggoda Jeno. Ia bahkan sampai menyentuh dagu milik Jeno yang buat Y/n makin gerah.
"Panas juga ya disini." Kesal Y/n.
Di sisi lain...
"Lo makin ganteng aja sii Jen." Wanita itu menyentuh dagu Jeno sambil tersenyum.
"Iyalah ganteng. Yang jelek kan pacar lo, Vel."
Kim Velma. Mantan pacar Jeno sewaktu di SMA.
"Idih. Cemburu kah sayang?" Tanya Velma.
"Ga lah, ngapain cemburu."
Jeno terduduk di sofa panjang yang sempat ia duduki tadi.
"Fanny, Velma, ayo duduk dulu." Teman Jeno yang lain —Jisung— mempersilakan.
Fanny mengangguk, duduk di samping Jisung, sedangkan Velma malah duduk di pangkuan Jeno.
Tentu saja Jeno kaget. Maksud Velma apa sih tiba-tiba duduk dipangkuan Jeno? Kursi masih lega padahal.
"Vel! Lo apaansi!" Kesal Jeno.
Bukannya pergi, Velma malah memiringkan posisi tubuhnya dengan satu tangan yang melingkar di belakang leher Jeno, tangan lainnya mengusap wajah Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Men In Night Club : Jeno X You [HIATUS]
Fanfiction[JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] "Lelaki di night club itu.... tiba-tiba jadi akrab sama gue karena satu kejadian." © Heavenmineisthere