7 - Amarah Jeno (2)

6.3K 1K 158
                                    

"Ini Jeno, pesen...—" Y/n terdiam saat hendak menyimpan pesanan Jeno. Telinganya juga menangkap ucapan tajam dari belakang.

Jeno mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Bertepatan dengan itu, Renjun datang.

"Eh ada Nascha." Sapa Renjun dengan ramah yang dibalas senyuman manis dari gadis kecil itu.

Tiba-tiba, Renjun pun ikut diam. Awalnya ia bingung dengan raut wajah Jeno dan Y/n. Tapi kemudian ia paham setelah telinganya menangkap sesuatu.

"Ih gak tau diri banget anjir. Dasar pelacur. Cewek kotor."

Amarah Jeno tak tertahan lagi. Ia berdiri. Mengambil minuman yang dibawa oleh Y/n dan menghampiri dua waiters yang sibuk ngejulid.

Byurrrr

Jeno menyiram kepala mereka dengan minuman yang ia bawa, lalu melempar dua gelas itu ke lantai dengan emosi.

Prang

Gelas pecah, membuat semuanya terkejut dan menoleh ke asal suara. Begitupun dengan Nascha yang tersentak kaget. Matanya berkaca-kaca karena takut. Hal itu membuat Renjun langsung menggendong Nascha.

"Nascha ikut Kak Injun yuk? Nanti Kak Injun beliin permen buat Nascha." Kata Renjun yang segera pergi membawa Nascha.

Dua waiters yang sudah basah kepalanya itu membalikkan badan. Mata mereka membulat ketika mendapati ada Jeno di belakang mereka.

"Ngomong apa lo barusan hah?!" Kesal Jeno.

Mereka diam. Menundukkan kepala saat mendapat tatapan tajam dari Jeno.

"NGOMONG APA LO BARUSAN BANGSAT?!" Bentak Jeno dengan nada bicara yang sangat tinggi.

Brak!

Kakinya menendang kursi sampai kursi itu terjungkal. Pastinya, kemarahan Jeno membuat semuanya semakin terkejut. Apalagi untuk dua waiters itu yang sekujur tubuhnya mulai bergetar karena takut.

"NGOMONG SEKALI LAGI DI DEPAN GUE!!"

Y/n pun jadi ikut takut lihat kemarahan Jeno. Jantungnya berdebar kencang.

Wendy yang sedang memegang segelas air putih untuk diminum, langsung diambil oleh Jeno dan di banjurkan ke salah satu waiters itu. Habis itu, melemparkan gelasnya ke tembok sampai pecah.

Prang

Sudah 3 gelas pecah karena Jeno. Semuanya jadi keringat dingin lihat aksi brutal yang Jeno lakukan.

"UDAH BERULANG KALI GUE DENGER KALIAN JELEK-JELEKIN Y/N!! BERULANG KALI SAMPE KUPING GUE PANAS!! APA MASALAH KALIAN HAH?! JAWAB!!"

"A-ah itu..—" Waiters itu diam, tak melanjutkan. Lidahnya terlalu kaku.

"APA PERLU GUE JAIT MULUT KALIAN?!"

Ingin rasanya Jeno memukul dua orang ini. Jika saja mereka bukan perempuan, mungkin Jeno sudah membuat mereka masuk rumah sakit.

Keadaan semakin memanas ketika amarah Jeno yang terus meninggi.

Sebenarnya Y/n takut. Tapi jika tak dihentikan, Jeno bisa semakin gila. Makanya ia maju mendekat.

"J-Jeno..," Panggil Y/n takut-takut.

Jeno menoleh. Menatap tajam Y/n dan berkata.

"Mundur."

"T-Tapi...—"

"GUE BILANG MUNDUR!!"

Y/n tersentak, lalu perlahan mundur. Saat marah begini pun, Jeno tetap hilang kontrol.

Kemudian, Jeno mengalihkan pandangannya ke Wendy. Yang di tatap jadi kaget.

"Panggil Mark." Kata Jeno.

"T-Tapi Pak Mark nya..—"

"PANGGIL MARK!!"

Jeno membentak yang membuat Wendy tersentak, jantungnya seakan mau copot. Ia pun segera pergi untuk menghubungi atasannya itu.

Atensi Jeno teralih lagi ke dua waiters lancang di hadapannya.

"Denger ya, jalang!" Ucap Jeno dengan penekanan di akhir kalimat.

"Mau gue pacaran sama siapapun, itu urusan gue!! Suka-suka gue!! Hidup-hidup gue!! Ngapain kalian yang repot?! Kenal gue juga enggak!!" Kesal Jeno meski nada bicaranya tak setinggi tadi.

"Mau gue pacaran sama pelacur!  Mau gue pacaran sama ABG! Mau gue pacaran sama janda pun bukan urusan kalian! Paham?!"

Dua waiters itu mengangguk pelan dengan kepala yang masih menunduk.

"Siapa nama kalian?!"

"J-Jihyo."

"Tz-Tzuyu."

Jeno tersenyum miring, "Punya apa kalian sampe berani ngatain cewek gue? Tau apa kalian soal Y/n? Apa hak kalian ngomongin Y/n? Jawab coba, gue pingin denger."

Jihyo dan Tzuyu bungkam.

Brak

Jeno kembali menendang kursi lainnya dengan kuat.

"INI PERINGATAN BUAT KALIAN!! ENGGAK, BUKAN CUMA BUAT KALIAN!! TAPI BUAT SEMUA PEGAWAI YANG ADA DISINI!!" Jeno balik badan, menatap semua pegawai yang sedang menonton. "KALAU ADA YANG BERANI NGOMONGIN Y/N, SEKECIL APAPUN ITU, DIA HARUS BERHADAPAN LANGSUNG SAMA GUE, LEE JENO!! PAHAM?!" Ia menekankan namanya sebagai tanda atas berkuasanya ia di berbagai wilayah.

Semuanya mengangguk-anggukan kepala mereka.

Kemudian, Mark datang. Ia terkejut melihat apa yang terjadi.

"Jeno? Ada apa?" Tanya Mark agak panik.

Jeno menatap Mark. "Gue mau dua orang ini di pecat!" Ucapnya sambil menunjuk Jihyo dan Tzuyu.

"Kenapa?"

"Gue muak! Gue gak suka sama dua orang ini! Gue udah bilang buat pecat pegawai yang kurang ajar!"

"Selama ini gue diem denger mereka ngomongin Y/n!! Tapi kali ini mereka udah keterlaluan! Pilih aja, pecat mereka atau gue yang berhenti sampe disini!" Sambung Jeno.

Setelah itu, Jeno menarik tangan Y/n dan pergi dari sana.

Mark menghela napas. Memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"Jihyo, Tzuyu, ikut saya ke ruangan!" Tegas Mark dan berlalu pergi menuju ruangannya, diikuti oleh Jihyo dan Tzuyu.

"Gilaaaaa!! Gue deg-degan anjir." Kata Hyuka, si penjaga kasir.

"Iya. Sumpah. Jantung gue kek mau copot." Balas Beomgyu, si barista yang berdiri di samping Hyuka.

"Apalagi gue yang ikut kena bentak." Wendy menimpali.

"Hm... Dia itu siapa sih? Serem banget kalau lagi marah gitu." Tanya Hyuka.

"Dia itu sahabatnya Pak Mark. Dia juga yang bantu kafe ini sampe jadi seterkenal ini. Dan, dia pun orang yang nyumbang dana dalam pembangunan kafe ini." Jawab Wendy.

"Katanya.... dia juga yang bantu bayar pajak. Iya kah?" Kali ini Beomgyu yang bertanya.

Wendy mengangguk, "Kalau gak ada dia, Pak Mark pasti udah kewalahan bayarin pajak, listrik, ini, itu. Beruntung ada yang bantu. Oh iya, satu lagi,"

"Apa?" Kepo Beomgyu dan Hyuka.

"Tanah ini tuh milik Jeno. Jadi, kafe ini dibangun di atas tanahnya Jeno. Kalau Jeno berhenti kerja sama sama Pak Mark, ya.... tau sendirilah apa jadinya."

"Wah gila~ Berpengaruh besar ya itu orang." Hyuka menganga tak percaya.

"Bener. So..... kalian bisa tebak sendiri apa yang bakal terjadi sama Jihyo dan Tzuyu."

"Di pecat ya?" Tebak Hyuka.

"Hm. Semoga aja cuma di pecat."














TBC

Men In Night Club : Jeno X You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang