[25]

6K 219 8
                                    

Vote nya dongg...
.

.

.

.

.











Masih dengan acara memakan roti.

"Ehh.. "
Ucap Clara pada Gio.

"Ha? "

"Gue mau BAB, mana wc nya? "

"Belakang lu"
Clara pun segera menengok kebelakang dan langsung berlari untuk segera membuang air besar.

"Baby.. "-Vian.

"Emm.? "-Gio.

"Gantian.. "-Vian.

"Gak ya-!! "-Bian.

"Udah-!! Turun.. " -Gio.

"Kenapa ish.. " -Bian.

"Kalian tuh sama² berat-!! Coba dipikir. Yang harusnya di pangku itu siapa-!!? " -Gio.

"Aku." -Vian Bian.

"Ya Tuhan.. Jika memang mati ku harus di tindih oleh kedua lelaki bongsor ini maka ubahlah cara mati ku.. Biar estetik kek, ketabrak truk/gantung diri gitu.. "
Ucap Gio membuat kedua seme nya langsung memangku dirinya.

"Dari tadi kek. /batin Gio

*skip.

.

.

.

.

.

*malam pun tiba.

"Bunny.. "
Ucap Bian yang baru memasuki kamar.

"Kenapa dad? "
Tanya Gio yang sedang memakan camilan dan menonton TV.

"Ayo kita keluar.. "

"Kemana? "

"Pasar malam.. "

"Seorang pengusaha kayaa seperti mu ingin ke pasar malam? "
Ucap Vian yang sendiri tadi fokus kepada tablet nya.

"Ya, kenapa memang? "

"Ku rasa pasar itu akan tutup selamanya. "

"Maksud? "

"Ya.. Kau pasti akan memborongnya.. Atau mungkin kau akan dikejar kejar oleh fans mu disana dan menyebabkan kegaduhan. "

"Tidak akan, aku akan menyamar sebagai satpam.. "

"Hahahaha... Sepertinya menyenangkan.. "

"Tentu.. Apa kau mau ikut? "

"Boleh.. "

Setelah mengobrol panjang lebar kedua seme Gio pun segera menyusul ke walk in closet.

"Ehh-!! Ngapain kesini. "
Ucap Gio.

"Ganti baju.. "
Jawab kedua semenya bersamaan

"Ga liat ada manusia segede ini? "
Ucap Gio menunjuk dirinya sendiri.

"Memangnya kenapa? Kan sudah sah"
Ungkap Vian.

"Tetap tidak-!! "
Seru Gio.

Akhirnya kedua seme itu pun mengalah dan lebih memilih untuk keluar lalu duduk di sofa kamar, dengan Bian yang masih dililiti handuk di bawah untuk menutupi kemaluannya serta telanjang dada.

"Ngapain ditutupin. "
Tanya Vian.

"Ular gue gede, takutnya lu iri... "
Ejek Bian.

"Lu pikir punya gue kecil? "

"Iya mungkin. "

"Kita taruhan-!! Berani ga. "

"Gas keun.. "

Vian membuka boxernya beserta CD yang menutupi kejantanannya, begitu juga dengan Bian yang langsung membuka handuk yang memiliti pinggangnya.

Dan terlihat lah kedua penis yang kini tak dibaluti apapun itu..

"Masih gedean gue anjing. "
Ucap Vian sambil memegang penis nya.

"Kayaknya sama.. "
Ucap Bian yang juga memegang penisnya.

"Coba ukur pake penggaris.. "
Ucap Vian yang langsung mengambil penggaris di meja kerjanya.

"Gue 30 pas nih. "
Ucap Vian lagi sambil menyodorkan penggaris nya ke Bian.

"Gue juga. "
Ucap Bian yang telah selesai mengukur.

"Kenapa bisa sama gitu? " -Vian.

"Ya ntah.. Harusnya gedean punya gue, kan gue abang lu" -Bian.

"Ga mesti-!! Gue yang rajin, kalo lu kan selalu kerja² mulu. Mata duitan" -Vian.

"Asal lu tau gue juga rutin setiap hari di kantor. " -Bian.

"Wah parah-!! Pake memew siapa lu? " -Vian.

"Pake tangan lah anjirrr.. " -Bian.

"Minimal sewa lah.. Haha.. " -Vian.

"Gak dulu bro.. Punya istri gue lebih sempit.. " -Bian.

"Istri gue juga itu anj" -Vian.

"Bedua dah.. " -Bian.

"Harus.. Threesome lebih enak.." -Vian.

"Hahahaha.. "
Tawa mereka berdua.

Cklek.

"Heh-!!. "
Ucap Gio yang muncul dari balik pintu walk in closet, sebelumnya Bian dan Vian sudah kembali menutupi kejantanannya saat sedang mengobrol tadi.

"Kenapa baby/bunny.."
Jawab keduannya.

"Jangan ketawa².. Nanti gila-!! "
Ucap Gio yang langsung keluar dari walk in closet dan segera ke meja rias, melihat istri mereka sudah keluar, Bian pun langsung memasuki walk in closet, sedangkan Vian langsung memasuki kamar mandi.

.

.

.

.

.

Threesome Daddy's obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang