"Marvel kemana?"
"Tanding basket, Niko. Entar kalian jangan lupa nontonin gw ya."
Marvel terlihat tergesa gesa memakai sepatunya. Saat itu handphonenya berdering, Marvel mengangkat panggilan telepon itu segera. Dia terlambat, saat ini sudah 30 menit sebelum pertandingan dimulai, sedangkan mereka janji untuk briefing 1 jam sebelum pertandingan dimulai. Itulah mengapa Marvel tampak tergesa yang membuat Niko terheran melihatnya.
Marvel menjawab asal pada panggilan telepon itu, "iya! Gw dah otw. Lima menit lagi sampe." Setelahnya Marvel memutuskan sambungan telepon dari kapten timnya itu.
"Gw pergi dulu ya. Jangan lupa datang ke pertandingan gw entar!"
"Jangan ngebut Marvel," ujar Nilam yang tidak digubris oleh sang pemilik nama.
Marvel berlari keluar, sampai akhirnya sosok Marvel itu tidak lagi terlihat. Juga entah Mavel mendengar petuah Nilam atau tidak.
Marvel bergadang tadi malam, bersama Niko...
Ini sebenarnya rahasia mereka berdua doang, Nilam ga tau tentang ini. Jadi tadi malam entah karena gerangan apa Marvel tiba tiba masuk kekamarnya saat ia berniat untuk tidur. Niko yakin sekali saat itu Marvel tengah bosan, makanya dia mengajaknya main game semalaman. Akhirnya mereka bergadang dengan menghabiskan satu set game yang Niko punya.
Mereka ga ada membicarakan hal penting selain yang berhubungan dengan game sih. Jadi option Marvel datang karena ingin curhat Niko hapus dari listnya.
Akhirnya mereka ketiduran, dengan Niko yang terbangun di pagi buta untuk membereskan peralatan gamenya agar tidak ketahuan Nilam. Setelah selesai, Niko lanjut tidur disamping Marvel yang masih tertidur sangat lelap.
Jadi karena alasan itulah Marvel terlambat.
Mereka juga berjanji untuk merahasiakan kejadian tadi malam kepada Nilam. Baik Niko maupun Marvel sangat menghindari omelan Nilam.
"Nilam kita jadi pergi nonton pertandingan Marvel?"
Nilam mengangguk, "jadi. Sana pergi mandi dulu. Bangunin Saga sekalian, kita pergi bareng."
Niko mengangguk, ia dengan semangat berlari kearah kamar Saga untuk menginfokan kepada kulkas itu kalau sebentar lagi mereka akan pergi menonton pertandingan basket Marvel. Saga masih tertidur lelap dalam selimut tebalnya, tapi Niko tetap nekat memabangunkannya, lagipula Saga tidak akan tega memarahi Niko.
***
"Niko jangan lari lari."
Niko akhirnya berhenti ngereog.
Tangannya kini digandeng Saga. Saga dengan muka ngantuknya berjalan mengikuti langkah kaki Nilam. Sebenarnya tadi Saga ogah ikut, tapi karena berhubung Niko yang ngajak jadi ia iyain saja.
"Kita ke Marvin dulu. Dia masih di ruang OSIS katanya."
Kedua bocah di belakang Nilam hanya mengangguk nurut.
***
Sesampainya di depan ruangan Marvel, Nilam tanpa mengetuk langsung masuk begitu saja kedalam ruangan yang dulu biasa ia kunjungi itu, diikuti oleh dua curut dibelakangnya.
"Udah berapa kali gw bilang, ketuk dulu sebelum masuk Nilam."
Nilam mengabaikan protesan Marvin itu. Siapa peduli, Nilam dengan santainya duduk pada sofa dalam ruangan itu, lagi lagi diikuti oleh dua bocah yang sedari tadi mengintilinya. "Sebelum punya lo, ruangan ini pernah jadi milik gw. Jadi santai aja kalek."
Marvin menggeleng heran, "kok bisa bisanya orang pada setuju lo jadi ketos ya dulu?"
Nilam menggedikkan bahunya. "Tau deh. Karisma gw kuat banget kali."
"PD banget. Gw tonjok juga lu lama lama."
"Ko jadi pada berantem sih? Ayoo kita ke lapangan buat liat pertandingannya Marvel. Gw suda bosan disini, Saga katanya juga suda bosan. Yakan Saga?"
Saga yang namanya dibawa bawa hanya mengangguk setuju saja. Padahal tadi ia sama sekali tidak bilang hal yang Niko katakan, tapi ia hanya setuju dengan ucapan Niko.
Niko juga pengen cepet cepet liat pertandingan basket. Sudah lama Niko tidak melihat pertandingan itu secara langsung, soalnya sahabat sahabatnya melarang. Katanya kalau Niko melihat pertandingan basket, ada kemungkinan ia jadi berkeinginan untuk bermain basket kembali. Mereka sangat mewanti wanti hal itu terjadi, makanya mereka melarang Niko melakukan hal hal yang berhubungan dengan basket agar Niko tidak berkeinginan untuk main kembali.
Niko selain jago ngegame, ia juga suka banget sama basket sebelumnya. Bahkan ia dulu sempat berada dalam satu tim yang sama dengan Marvel, tapi karena kecelakaan dalam lapangan yang membuat cedera pada lututnya Niko jadi dilarang untuk bermain basket lagi.
Marvin mengangguk, "yok, tugas gw juga udah siap."
Marvin membereskan beberapa barangnya dan menyusunnya pada sisi samping meja. Marvin berjalan kearah Niko, ia menyodorkan tangannya kehadapan Niko, ia juga ingin digandeng seperti yang Niko lakukan kepada Saga. Niko dengan moodnya yang sangat baik hari ini mangut mangut saja saat Marvin minta digandeng. Akhirnya Niko berdiri diantara dua titan disamping kanan dan kirinya, Marvin dan Saga.
Dibelakang mereka Nilam terlihat cemburu, ia juga pengenlah digandeng Niko.
"Gw juga pengen gandengan," sahutnya dari belakang.
Ketiganya menoleh kearah Nilam. Niko lalu melirik kelua tangannya yang sudah digenggam oleh Saga dan juga Marvin. Niko kembali mentap kerah Nilam, "ga bisa lagi Nilam. Tangan gw cuma dua." Niko berkata dengan polosnya.
Nilam menghela nafasnya, ia sedikit malu. Bisa bisanya dirinya cemburu dengan hal sepele seperti itu.
"Lupakan. Ayo pergi."
Mereka jalan barengan dengan Saga, Niko dan Marvin yang saling gandeng gandengan sedangkan Nilam jalan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS BABYBOY || NIKO
Teen FictionNiko yang menjadikan game sebagai pengalih ke-overprotectivean keempat sahabatnya. Membuat alasan alasan masuk akal agar dirinya bisa bermain game seharian tanpa dilarang. Niko si maniak game. Juga keempat sahabatnya yang ternyata sama gilanya pada...