*
Minggu pagi yang cerah, Niko hanya terduduk diam dengan tidak melakukan apapun. Maksudnya ia lagi terduduk diam sambil menemani Marvin yang sibuk berkutat dengan laptopnya. Katanya tugas osis.
Sudahkah diinfokan kalau Marvin itu merupakan seorang ketua osis disekolahnya?
Ya, Marvin itu ketua osis. Dan Niko pikir Marvin cocok menjadi ketua osis, karena Marvin itu orangnya sedikit kaku dan sangat realistis, Marvin juga terlihat berwibawa. Sangat berbeda dengan kembarannya Marvel. Marvel sangat petakilan, sangat aktif dan banyak gerak. Marvel terlalu sering melakukan hal hal yang tidak perlu. Marvel juga cocok menjadi pemain basket, badannya dangat atletis. Bukan berarti Marvin tidak memiliki badan yang atletis seperti Marvel, hanya saja dari segi badan Marvel lebih unggul dibanding Marvin. Tapi, kalau masalah otak itu beda lagi.
Niko lumayan sering bermain game bersama Marvel, tapi biasanya Marvel menemaninya hanya sebentar atau saat Marvel lagi ada maunya saja. Marvel itu lebih suka melakukan hal yang membutuhkan banyak gerakan, olahraga contohnya. Kalau hanya duduk diam dengan bermain game seharian, mana mau Marvel melakukannya. Mungkin Marvel akan mati kebosanan dibuatnya.
"Marvel mana?"
"Latihan basket katanya," jawab Marvin yang masih saja berkutat dengan laptopnya.
Menjadi ketua osis sangat sibuk, dan pasti sangat melelahkan pikir Niko. Melihat Marvin yang hampir setiap hari mentengin laptop atau layar handphonenya membuat Niko berpikir demikian. Bahkan beberapa kali Niko mendapati Marvin bergadang karena kerjaannya. Saat itu Niko langsung mengomeli Marvin, dan menyuruhnya tidur. Niko pikir Marvin terlalu memaksakan dirinya, padahal masih ada hari esok.
"Temani gw main basket dong Vin."
Marvin dengan tegas menggeleng, tapi tetap saja fokus matanya masih tertuju pada laptop.
"No. Ngegame aja sana. Bang Nilam ngebolehin lo ngegame kok tadi."
Niko menghela nafasnya kasar. Ia sandarkan punggungnya pada sandaran sofa. "Males ngegame gw."
Mendengar itu sontak Marvin menghentikan kerjaannya. Ia lalu menatap serius kearah Niko yang kini tengah memejamkan kedua matanya. Niko yang merasa ditatap lantas membuka mata, mendapati Marvin yang tengah menatapnya lamat. Niko bingung dibuatnya.
"Apa?" tanya Niko terheran dengan Marvin yang tiba tiba menatapnya.
"Lo sakit?"
Niko sontak menggeleng. "Engga ko!"
"Terus kenapa?"
"Kenapa apanya?" Niko bingung sendiri dengan pertanyaan Marvin. Apa yang Marvin tengah coba tanyakan kepadanya. Niko rasa sedari tadi tidak ada yang salah dengan percakapan mereka.
"Tumben ga mau ngegame. Biasanya sehari hari lo ngegame ga pernah bosan tuh. Sekarang ko tiba tiba banget bosannya."
"Lah terus gw ga boleh bosan gitu anjrit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS BABYBOY || NIKO
Teen FictionNiko yang menjadikan game sebagai pengalih ke-overprotectivean keempat sahabatnya. Membuat alasan alasan masuk akal agar dirinya bisa bermain game seharian tanpa dilarang. Niko si maniak game. Juga keempat sahabatnya yang ternyata sama gilanya pada...