15. Reunian Baik Buruk

1.2K 105 5
                                    

"Nilam, masih ingat apa yang saya tugaskan?"

"Masih tuan."

"Bagus. Oh, tolong jaga Saga juga Nilam. Saya mempercayakannya padamu."

"Baik, saya pamit undur diri tuan."

***

"Saga lo udah makanin obat yang dibawain Niko tadi, kan?"

Saga mengangguk, "udah kok."

"Bagus. Sekarang kemana anak itu?"

"Niko tadi keluar abis nganterin makanan ama obat gw. Sekarang palingan lagi mendem diruangannya, main game." Saga menjawab dengan sambil membaringkan tubuhnya, mencari tempat yang nyaman, dan bersiap untuk kembali tidur. Syukurlah akhir akhir ini waktu tidurnya sudah mulai membaik, ia tidak perlu memikirkan hal hal buruk dulu sebelum tidur.

"Baiklah, gw bakal liat dia. Lo tidur, jangan sampe gw liat lo begadang lagi."

"Hm, iya."

Nilam menutup pintu kamar Saga. Kini langkah kakinya mengarah ke satu ruangan khusus yang memang ditempati Niko untuk main game atau live streamingnya.

Nilan membuka pintu itu.

Disana tampak Niko yang berpura pura tidur setelah mendengar seseorang membuka pintu ruangannya. Jelas saja Nilam dapat menebak kalau Niko tengah berpura pura tidur, dihadapan Niko saja layar komputernya masih menyala, dan game yang Niko mainkan juga belum selesai. Tampaknya Niko juga lagi live stream di channelnya.

"Jangan pura pura tidur."

"Ughh, Ilam~ bentar lagi ya. Nanggung aku mau main tiga game lagi. Abis itu janji selesai dan langsung tidur." Niko mendongak perlahan kerarah Nilam yang menatapnya intense. Matanya berbinar penuh permohonan, hal itu membuat Nilam kembali menghela nafasnya.

"Fine, tapi dua game aja cukup. Setelah itu tidur, bilang pada penontonmu itu untuk tidur juga. Ini sudah terlalu larut."

"Janji cuma dua game lagi! Makasi ya Ilam, hehe."

"Iya, sana main lagi, penonton lo udah nunggu tuh nanyain kenapa. Jujur aja bilang abis dimarahin gw gegara main game sampe tengah malam." Niko mendorong Nilam menjauh yang ingin memperlihatkan wajahnya di live streaming Niko.

"Sana ih Ilam!"

"Haha, iya iya. Gw tunggu diluar, ya. Cepat abisin gamenya."

"Iya! Bawel, ah!"

Niko dengan panik dan wajahnya yang sedikit memerah menjelaskan kepada penontonnya tentang apa yang terjadi barusan. "Aaah sorry ya guys, itu tadi temenku masuk tiba tiba. Aku cuma bisa nemenin kalian dua game lagi, gpp ya?"

"Iyaa besok besok kita ketemu lagi, ya."

Nilam menunggunya diluar ruangan.

***

"How was your day, Dharma?"

"Sangat baik tentunya."

"Baguslah kalau begitu."

Dua orang penting ini kini tengah duduk berhadapan untuk membicarakan satu hal yang penting. Tidak pada restoran mahal, hanya tempat kedai jejepangan kecil yang tempatnya menyuruh para pelanggan mereka duduk lesehan. Keduanya berada pada sebuah ruangan yang didalamnya hanya ada mereka berdua saja. Suasana tidak begitu tegang, tapi keduanya tampak membaca satu sama lain. Namun hal itu tidak membuat keduanya merasa tidak nyaman.

"Denga dengar dengan kekayaanmu naik cukup pesat, Aditama. Naik sekitar 10% kurasa." Dharma mulai memangcing percakapan.

"... woah, tau dari mana? Apa para wartawan itu sudah menayangkannya?" tanggap Aditama yang terlihat santai. "Atau kamu yang mencari tau tentang ini semua, Dharma?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAMERS BABYBOY || NIKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang