Hal terberat saat menjadi seorang fans adalah, ketika perasaan suka dan kagum itu berubah menjadi cinta. Sementara kita tahu, orang yang kita sukai itu, tidak dapat di miliki.
Kita hanya bisa memandangnya dari kejauhan. Kita tidak bisa dekat dengannya. Kita tidak bisa mengobrol dengannya layaknya seorang teman.
Kita mengenalnya dari layar kaca, tapi kita tidak tahu kehidupan pribadinya seperti apa.
Dia tahu keberadaan kita di muka bumi ini, hanya sebagai fansnya, tapi dia tidak mengenal kita secara pribadi.
Luna Sarasvati atau di kenal sebagai Luna. Merupakan seorang wanita asal Indonesia berdarah campuran Belanda, Jepang, China dan Jawa.
Dia merupakan seorang fangirl dari sebuah group Korea yang sangat ternama di dunia yaitu, BTS.
"Terus... Lihatin terus... Gila kau lama-lama!" Oceh Ibunya Luna yang sudah kesal dengan kelakuan anaknya.
"Umurmu sudah hampir 35 tahun... Sudah waktunya cari suami... Mama sudah tua, tidak bisa bersamamu selamanya. Dua lebih baik dari pada satu... Berhentilah menggilai siapa itu... Jangkuk, Jongkok, apa kok-kok, siapalah itu..." Nasehat panjang lebar selalu terdengar setiap kali Luna kembali ke Jakarta untuk menjenguk Ibunya.
Luna sudah lelah mendengarkan semua itu... Bukannya ia tidak mau mencari jodoh, tapi tidak ada yang tepat di mata dan hatinya.
Standarnya sudah berbeda, naik, menjulang tinggi karena standarnya saat ini adalah seorang Jeon Jungkook, aset negara Korea Selatan.
Yah, memang tidak perlu mencari yang setampan Jungkook. Minimal, yang memiliki sikap yang baik, sifat seperti Jungkook dan memiliki kejelasan akan hubungan juga sudah cukup.
Tapi, yang seperti itu saja tidak ada sama sekali...
Di mintakan kejelasan hubungan saja sulit. Selalu saja "Kita coba jalani dulu saja ya...".
Yah... Mana bisa seperti itu. Bagaimana bisa manusia hidup tanpa perencanaan seperti itu?
Jalani dulu saja? Wanita itu butuh sebuah kepastian tanpa janji busuk atau omong kosong. Kalimat seperti itu bisa di katakan, karena memang belum siap, tapi memaksakan diri untuk menjalin hubungan, jadi isinya hanya main-main saja, tanpa kejelasan untuk menuju jenjang pernikahan.
Berbeda dengan orang yang memiliki perencanaan hidup, mereka sudah tahu orang seperti apa yang di inginkan untuk menjadi pendamping hidup. Kalimat jalani dulu saja tidak ada di dalam kamus.
"Istirahatlah, besok sudah harus kembali ke Korea kan?" Nasehat Ibunya Luna lalu membereskan meja makan.
Luna, ia bekerja sebagai budak korporat di Korea Selatan. Tadinya ia adalah budak korporat di salah satu perusahaan di Jakarta.
Tetapi, berkat koneksi orang dalam yang sedang membutuhkan karyawan, Luna pun bisa bekerja di Korea dan aktivitas fangirlingnya pun jadi jauh lebih mudah.
Ya, di mana pun itu, di muka bumi ini... Orang dalam itu adalah jalur pintas terbaik.
Tanpa jalur orang dalam, akan sulit untuk Luna dapat mencari pekerjaan di zaman sekarang ini.
Ayahnya Luna meninggal karena kecelakaan lalu lintas, sehingga ia tidak memiliki biaya yang cukup untuk meneruskan kuliahnya di bidang DKV. Jurusan yang memerlukan biaya yang sangat besar.
Ibunya Luna yang hanya bekerja serabutan tidak dapat membantu biaya kuliah anaknya. Luna pun akhirnya drop out di semester kedua dan hanya fokus bekerja sejak saat itu.
Karena asik bekerja dan fangirling, Luna sudah tidak lagi mempedulikan akan pendidikannya.
Apalagi ketika sudah bekerja di Korea. Aktivitas fangirling Luna semakin menjadi.
Tapi, ketika tempatnya bekerja semakin berkembang, waktu Luna untuk fangirling pun semakin sedikit.
Sampai lama kelamaan, tanpa sadar, Luna hanya menjadi passive fans dengan tingkat halu yang tinggi.
/ SKIP /
= Musim Semi - Seoul =
"Weeeeh!! Banyak oleh-oleh nih dari Indonesia!!" Celetuk Pak Joko sambil menyambut kedatangan Luna yang baru selesai mengambil cuti.
Pak Joko merupakan HRD di tempat kerja Luna yang sekarang. Dia merupakan salah satu orang yang membantu Luna untuk pindah ke Korea. Orangnya baik, asik, fleksibel, dan berkumis.
Istrinya, Bu Eva merupakan CEO dari Cocobear, tempat Luna bekerja saat ini.
"Muka kamu kenapa asem begitu dah? Baru juga balik cuti, udah kusut aja..." Tanya Aisyah, teman satu kost Luna.
"Pusing sama Jungkook...." Luna menghela nafas panjang dan langsung kembali bekerja.
"Ah elaaah!! Di kira kenapa... Ngapa si Juki? Berantem, kamu sama dia?" Pak Joko mulai bercanda, dia tahu kalau anak buahnya sudah gila semua.
Luna menghela nafas panjang. Ia sedang berusaha untuk berhenti menyukai Jungkook, salah satu member favoritenya di BTS.
Luna merasa, belakangan ini dirinya sudah terlalu halu. Efek dari konten-konten atau live streaming yang di lakukan oleh Jungkook.
Selain itu, kelamaan melajang juga jadi salah satu penyebab halunya Luna akan Jungkook.
Jungkook menganggap ARMY adalah sahabatnya. Ia melakukan live karena rindu dengan ARMY atau hanya sekedar ingin memberi kabar, berbagi cerita akan apa yang sedang ia lakukan.
Tapi bagi ARMY, apa yang di lakukan Jungkook itu seolah mendukung kehaluan ARMY selama ini. Di perlakukan special bagaikan seorang kekasih.
Luna sadar, ia tidak seharusnya terlalu jatuh hati pada Jungkook. Sudah seharusnya ia menjaga jarak, batas dan istilahnya, tahu diri....
Hanya saja... Mau bagaimana lagi... Status memang lajang, tapi hati sudah taken dan secara mental, seolah sedang berpacaran dengan Jungkook.
"Udah, jangan uring-uringan... Nanti juga terbiasa..." Nasehat Aisyah yang menyukai Jimin.
"Gak bisa Sya... Bisa-bisa aku terus jomblo gara-gara dia... Emakku udah nanyain soal suami mulu... Gak.. Aku harus cari cara buat nurunin kadar suka gue sama dia. Minimal, aku harus inget didikan Seokjin. No delulu.." Luna mulai membereskan meja kerjanya. Segala atribut yang berhubungan dengan Jungkook mulai di copot dan di simpan sementara di laci mejanya.
Luna juga berhenti sejenak untuk mendengarkan lagu-lagu BTS. Karena ia tidak ingin mendengar suara Jungkook untuk sementara waktu.
"Haha... Entar juga kesemsem lagi... Jimin, Jungkook, Yoongi, pelet mereka mah, beuh... Bukan maen.... Antrian istri aja makin bederet itu..." Celoteh Aisyah sambil tak berhenti mengunyah kacang Sukro yang di bawakan Luna.
Memang benar, tidak semudah itu untuk menurunkan kadar kehaluan akan Jungkook. Luna sudah berulang kali mencobanya, namun tidak berhasil.
Setiap sudut kota Seoul, sejauh apapun kaki melangkah, ia dapat melihat BTS di mana-mana.
Wajah Jungkook yang menjadi beberapa brand ambassador juga terpampang di mana-mana.
Di saat Luna sedang mencoba untuk menarik diri sebentar, takdir justru menariknya kembali.
Luna tak sengaja berpapasan dengan Jungkook yang sedang berjalan bersama dengan managernya di daerah Gangnam ketika ia baru saja keluar dari kantornya.
Postur tubuh yang tinggi dan atletis, wajah yang rupawan dan harum parfumnya yang tertiup angin ketika ia melintas...
Membuat perasaan yang sudah lama Luna pendam langsung meletup seperti popcorn, ketika ia melihat langsung, pria yang ia idamkan itu.
Luna tidak menyangka bisa berpapasan dengannya. Ia hanya bisa terdiam mematung ketika Jungkook berjalan melewatinya.
"Aku sedang berusaha mengurangi kadar sukaku padamu, kenapa kau malah muncul tepat di hadapanku!? Huaaa... Cobaan macam apa ini Ya Lord?!" Oceh Luna sambil mendongakkan kepalanya ke langit sore yang berwarna jingga.
-----------------------------------------------
Halo..... Maaf kalau banyak kekurangan... Semoga kalian suka ya... 😅🙏🏻
Jangan lupa komen, like & follow ya... 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
The Arcturus - Jungkook x Reader [Fanfiction]
Fanfiction⚠️SEMUA YANG ADA DI DALAM CERITA INI HAYALAH FIKSI.⚠️ Luna, seorang wanita biasa yang tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terjerat dalam lingkaran roda takdir yang terus membuatnya berada di dalam masalah. Pertemuannya dengan idol favoritnya se...