Ch 17. Chaos

171 25 14
                                    

Empat hari berlalu sejak kedatangan Ibunya Jungkook. Luna tidak menceritakan hal tersebut pada Jungkook. Ia tidak ingin membuat hubungan Jungkook dengan Ibunya juga turut retak seperti hubungannya dengan ChaeYoung.

Luna juga tidak membahas tentang berita yang ia baca di social media, mengenai hubungan Jungkook yang semakin erat dengan ChaeYoung, mengenai Jungkook yang mengantarkan ChaeYoung pulang, mereka yang pergi makan bersama dan dukungan dari fans yang mengalir begitu deras.

Ia menjalani hari-harinya seperti biasanya. Sikap Jungkook yang terkadang masih mengacuhkannya juga Luna terima dengan lapang dada.

Luna, tengah mempersiapkan dirinya untuk kembali ke Tanah Airnya, Indonesia. Ia menuruti ajakan Ibunya untuk kembali pulang dan memutuskan hubungannya dengan semua orang yang ada di Korea.

Ibunya Luna merasa sakit hati dengan sikap yang di tunjukkan oleh Ibunya Jungkook terhadap Luna, ia juga marah dengan sikap Jungkook yang berbeda, ketika di rumah dan di publik.

Luna tidak bisa mendamaikan perasaan Ibunya tersebut. Luna hanya berharap, semoga waktu dapat menyembuhkan rasa sakit yang di rasakan Ibunya itu.

Perlahan, Luna mengemasi barang-barangnya dan telah mengirimnya kembali ke Indonesia. Ibunya melarangnya untuk memberitahu siapapun tentang kepulangannya.

Tetapi Luna merasa tidak enak hati apabila SeokJin dan YoonGi sampai kelimpungan lagi mencari keberadaannya.

Diam-diam, Luna memberi kabar pada dua kakak kesayangannya itu, dan juga sahabatnya, Aisyah. Luna berpamitan dengan mereka dan ia meminta mereka untuk merahasiakan kepulangannya tersebut dari Jungkook.

Berat bagi Luna untuk meninggalkan semuanya. Tapi ia tidak memiliki pilihan lain.

Setiap kali ia melihat wajah ceria JungMin, putranya yang masih sangat kecil, ia merasa hatinya hancur berkeping-keping.

Saat ini, JungMin sudah mengenali Ayahnya dengan baik. Jungkook telah menjadi sosok penting dalam hidup kecilnya. Setiap kali Jungkook ada di dekatnya, mata JungMin bersinar dan wajahnya penuh dengan senyuman.

Ia terkadang menjadi rewel dan merengek, apabila sehari saja ia tidak melihat Jungkook. Luna merasa cukup pusing menghadapi JungMin yang sedang mode manja dengan Ayahnya.

Sementara itu, Jungkook yang tidak tahu menahu tentang rencana Luna, masih sibuk tenggelam dalam pekerjaannya serta menyeimbangkan waktunya antara berkencan dengan ChaeYoung dan bermain bersama JungMin.

Namun, satu hal yang mulai mengganggu pikirannya adalah perubahan perilaku Luna. Ia memperhatikan bahwa Luna terkadang terlihat sedih, cemas dan sering melamun menatap dirinya. 

Meskipun ia tidak tahu apa penyebabnya. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Luna, dan itu sempat membuatnya kebingungan.

"Noona, hari ini aku ada jadwal syuting sampai malam. Seperti biasa, tidak usah menungguku pulang..." Jelas Jungkook sambil bersiap pergi.

"Hm... Okay..." Jawab Luna sambil tersenyum tipis mengantarkan Jungkook ke depan pintu.

Luna memandangi pungung Jungkook sampai ia masuk ke dalam lift. Hari itu, merupakan hari terakhir Luna dapat melihat Jungkook.

Perasaannya kacau balau, berulang kali ia ingin menangis namun ia menahannya, ia belum memiliki kesempatan untuk menumpahkan kesedihannya.

Luna masuk ke dalam kamar Jungkook untuk terakhir kalinya. Ia merasa seperti ingin mengabadikan setiap sudut kamar itu dalam ingatannya. Setelah ia membereskan kamar tersebut, ia meninggalkan sepucuk surat untuk Jungkook.

"Luna, kamu ngapain masih di kamar si Jongkok? Sudah waktunya kita ke bandara." Celoteh Ibunya Luna sambil menggendong cucu kesayangannya.

Luna tersentak dari lamunannya dan keluar dari kamar Jungkook. Luna menyeka air matanya yang hampir saja jatuh dan mengambil nafas dalam-dalam. Luna tahu bahwa waktunya bersama Jungkook dan yang lainnya sudah berakhir, dan dia harus menghadapinya meskipun rasanya sangat sulit.

The Arcturus - Jungkook x Reader [Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang