Ch 4. Rough

239 29 28
                                    

Hari demi hari berlalu begitu saja sejak kejadian malam itu....

Semua orang melanjutkan aktivitas hidupnya seolah tak pernah terjadi apapun.

Jungkook kembali pada kesibukannya untuk mempersiapkan comeback groupnya, ia juga sengaja menyibukkan diri dalam jadwal padat. 

Latihan tari yang tak kenal henti, sesi rekaman, dan aktivitas promosi menjadi tempat ia menyembunyikan emosinya, berharap bisa melupakan melupakan kejadian pada malam itu.

Pagi, siang, sore, malam, ia terus latihan tanpa henti sampai ia bisa mengalihkan pikirannya seutuhnya.

Jungkook menghindar, ia tidak pulang ke apartemennya yang hanya berbeda satu lantai itu dengan Luna. Ia memilih untuk pindah ke rumahnya yang satu lagi.

Sementara itu, Luna terlihat hancur. Ia juga sudah tidak lagi melihat batang hidung Jungkook setiap harinya di apartement tersebut.

Sejak hari itu, Luna merasa terpuruk, hidupnya sudah cukup berantakan karena ia masih melajang sementara teman-temannya sudah menikah dan memiliki anak. Ibunya juga sudah terus menanyakan perihal menantu.

Kini ia harus menghadapi kenyataan yang pahit. Ciuman pertamanya sudah di ambil oleh Jungkook, begitu juga dengan keperawanannya.

Hal berharga yang seharusnya menjadi milik suaminya di masa depan, orang yang ia cintai. Semuanya di ambil oleh Jungkook, ultimate biasnya.

Setiap harinya Luna memikirkan berbagai macam skenario di dalam benaknya, ia mencoba untuk mempersiapkan hal yang terburuk bagi dirinya di masa mendatang.

Salah satu kebiasaan Luna, yaitu overthinking. Luna sibuk memikirkan ini dan itu.

Aisyah yang sudah kembali dari Paris, masih tidak percaya dengan apa yang di ceritakan Luna. Ia juga turut membantu menenangkan Luna dan menghiburnya agar dapat melupakan kejadian pada malam itu.

Sampai satu setengah bulan kemudian, ketakutan terbesar Luna menjadi kenyataan.

"Hoek..! Mph.. Hoek...!!"

Pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor, Aisyah di kejutkan dengan Luna yang terus saja muntah-muntah usai sarapan bersama.

"Kau masuk angin? Mau kerokan dulu gak, baru ke kantor?" Tanya Aisyah sambil mencarikan balsem atau minyak kayu putih untuk Luna.

"Sya... Aku kayaknya tidak bisa ngantor deh hari ini... Kepalaku pusing.. Mph, hoek...! Aku juga mual terus ini..." Keluh Luna lalu ia mengambil minyak kayu putih yang di pegang Aisyah untuk ia hirup aromanya.

"Ooo, yowes kalau begitu.. Tak laporkan cuti sakit ya... Kau istirahat saja di kamar. Telpon aku kalau ada apa-apa ya.. Aku pergi dulu.." Salam Aisyah dan Luna hanya mengangguk.

Luna mencoba untuk membuka kalender period di ponselnya. Sudah dua bulan ia belum datang bulan. Perutnya juga terasa kembung belakangan ini.

Dengan perasaan yang cemas, Luna memberanikan diri untuk pergi ke dokter untuk mengecek kesehatannya. Namun ia malah di alihkan ke bagian obgyn.

Seperti di sambar petir, Luna terkejut ketika dokter menyuruhnya untuk mengambil tes kehamilan dan hasilnya sudah dapat di pastikan, Luna sedang mengandung.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Arcturus - Jungkook x Reader [Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang