"Lin lu join anggota band gue ye. " pinta Revan. Membuat Refalin heran adahal selama ini Revan selalu menindas Refalin kali ini dirinya meminta Refalin untuk masuk kedalam anggota band nya, yang benar saja.
"Setelah apa yang lo lakukn sama gue selama ini, lo nyuruh gue gabung ke dalam anggota band lo? Enggak ah gamau gue! " tolak Refalin ditengah jalan, Revan terkejut bisa-bisanya Refalin menolak ajakannya.
"Kasian bakat lo kalo dipendam mulu."
"Heh kurang ajar lo! Bakat gue itu sangat berarti untuk masa depan. "
"Makannya kalo gak lu asah bakat lo, nanti bakat lo itu bakalan hilang. Maka dari itu gue ngajakin lo masuk jadi anggota band gue!"
"Tetap gak bisa Revan!"
"Lin gue bakalan ngasih lo kesempatan satu kali ini aja. Kalo lo tolak tawaran gue dan lo berubah pikiran atas penolakan lo gue gak mau terima lo. "
"Apaan sih lo alay, kata-kata lo kayak se akan-akan lo suka gue! " Revan mengrem mendadak motornya membuat tubuh Refalin maju dan mengenai punggung Refalin.
"Dih ogah, gimana lo mau gak? "
"Gak mau ah! " tolak Refalin kasar kepada Refalin. Gadis itu turun dari motor Revan kemudian berjalan membuka pagar rumahnya.
"Oke fine kalo lo gak terima tawaran gue, awas aja lo ngemis-ngemis ke gue buat masuk jadi anggota gue! " teriak Revan didepan rumah Refalin. Refalin menertawakan Revan tanpa Revan ketahui.
Refalin menatap foto Ayahnya yang terpampang dindjng rumah sehingga saat masuk kedalam rumah foto Ayahnya tersebutlah yang pertama kali Refalin lihat. "Refalin mau nyanyi lagi kayak dulu. " ungkap Refalin sambil berdiri dihadapan foto Ayahnya.
Pagi esoknya Refalij baru saja tiba disekolah dirinya berjalan menuju kelasnya. Ternyata saat Refalin baru saja sampai didepan kelas. Dirinya melihat Revan duduk dibangkunya.
Cepat-cepat Refalin mengusir Revan dari mejanya. "Lin lo serius gak mau gabung kedalam band gue? " tanya dengan wajah memelas.
Refalin tak menyangka dirinya kira masalah ini sudah berakhir tadi malam ternyata Revan masih saja melanjutkanya.
"Bukanya lo tadi malam bilang kalo semisalnya awas aja lo ngemis-ngemis ke gue buat join anggota band gue. " ucap Refalin sambil mencontohkan gaya bicara Revan tadi malam.
Revan langsung beridiri dari kursi Refalin, kini mereka saling berdiri berhadapan. Orang-orang dikelas menatap mereka berdua tetapi hal tersebut sudah biasa karna pasti saja maksud Revan itu adalah mengganggu Refalin, "Oh kalo lo masih nolak ajakan gue gak papa kok, tapi lo harus tau satu hal semua orang disekolah ini harus tau kalo lo suka sama tu orang. " ancam Revan sambil menunjuk orang yang dirinya maksud. Refalin reflek membuka mulutnya membentuk huruf o karna dirinya sangat terkejut. Bagaimana Revan bisa menyadari dirinya yang diam-diam menyukai Reksa.
"Apaansih! " Refalin langsung mencubit Revan ditangan.
"Tuh kan lo beneran suka sama Reksa, Pikirin deh baik-baik gue bakalan kasih lo waktu sampai pulang sekolah nanti." ucap Revan sambil menepuk pundak milik Refalin.
Saat jam pelajaran juga Refalin tidak fokus, dirinya banyak sekali menghayal dan memikirkan hal-hal jika Revan membocorkan kepada orang-orang bahwa dirinya menyukai Reksa bisa-bisa Refali makin dijulidin sama orang-orang.
Jika Refalin memilih tawaran Revan itu sama saja dirinya menentang kehendak Ayahnya. Kini Refalin bingung memilih yang mana. Memang benar menyanyi adalah kesukaan Refalin tetapi dia sangat malas berhadapan dengan Ayahnya yang sibuk bekerja itu.
Sepulang sekolah Refalin berniat pulang duluan agar dirinya tidak bisa ditemukan oleh Revan ternyata salah. Lagi dan lagi Revan menawarkan tawaran itu kepada Refalin.
"Gue gamau Van, gue gak bisa! "kekeh tolah Refalin.
"Oke kalo lo. Gak mau nerima tawaran gue siap-siap lo besok bakalan disinisin sama cewek-cewek disekolah ini. Ingat Lin lo itu udah sering diganggu sama cowok-cowok disekolah ini terus tambah lagi lo disinisin sama anak-anak cewek. Mampus lo gak punya temen."
"Curang main lo, gue juga bakalan ngasih tau Guru kalo lo juga ikut taruhan balapan liar malam itu! " ancam Refalin balik.
"Dan ancaman lo sendiri itu bisa aja nyerang diri lo sendiri," Revan mendekatkan wajahnya kewajah Refalin.
"Gue bisa aja ngasih tau para Guru kalo ada anak cewek pelajar dibawah umur, nonton balapan liar tengah malam dan posisinya disitu gue nyadar ada satu pagi! " tubuh Refalin melemas, pandangannya berubah menjadi kosong seketika setelah mendengar apa yang Revan katakan kepada dirinya.
"Iya gue mau nerima tawaran lo Van, puas lo! " akhirnya juga Refalin menerima tawaran Revan karna dirinya takut kepada Ayahnya.
"Oke," Revan bertepuk tangan kemudian merangkul pundak Refalin.
"Ikut gue ke markas Steel Good, gue bakal ngenalin lo ke temen-temen gue yang lainnya. "
"Emang posisi gue apa?" tanya Refalin sambil berjalan bersebelahan dengan revan dikoridor sekolah yang sudah sepi.
"Vokalis kedua setelah gue!"
Refalin dibonceng oleh Revan untuk ketiga kalinya setelah malam tadi yang kedua. Revan membawa motornya dengan sangat cepat seperti dirinya membawa motor saat membonceng gadis dibelakangnya itu untuk pertama kalinya.
"Revan lo bisa gak sih bawa motor jangan kek gini! "
"Lo sama gue gak bakal mati aman, gue udah gak sabar buat ngenalin lo sama temen-temen gue! " terpaksa Refalin harus melingkarkan tangannya kepinggang Revan. Revan juga tidak keberataan.
Sesampainya dimarkas Steel Good. Markas tersebut sekaligus tempat tinggal Revan.
"Lo ya Van, pas ada maunya gini, kemaren-kemaren lo rundung gue sampe ngajak anak kelas lain! " omel Refalin tak terima. Revan membalas dengan tawaan kecil kemudian menarik tangan Refalin masuk kedalam markas.
Markas tersebut ternyata ada studionya juga, "Wahh keren banget! "
Ada banyak alat music didalam sini, mereka sangat effort. Sampailah Refalin diruang utama perkumpulan anggota Steel Good. Disitu ada Abraham, Davin, Wildan, dan Rangga. Mereka tengah duduk dan berkumpul. Davin dan Rangga sepertinya baru saja pulang sekolah dan mereka berdua berbeda sekolah dengan Revan. Sedangkan Abraham dan Wildan tahun lalu baru saja lulus SMA.
Davin dan Rangga satu tingkat diatas Revan. Jadi Revan lah yang paling muda didalam anggota band ini.
"Anak siapa yang lo bawa Van? " tanya Abraham lelaki yang memilik wajah sangar rambut gondrong itu tengah mengisap sebatang rokok ditangannya.
"Kenalin Dia Refalin, anggota baru kita!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLIN FOR (U)
Teen FictionRefalin Saradhiva selalu merasa kesepian dan sangat bingung memilih jalan hidupnya sendiri. Sampai akhirnya dirinya mulai berteman dengan seorang cowok bernama Revan Sidjabat Pandegas. Revan sendiri sering sekali menjahili Refalin. Saat keduanya mul...