♪ Chapter 14

4 1 0
                                    

Setelah seharian berada diluar rumah baru saja Revan tiba di markas dua orang lelaki berbaju hitam formal datang menghampiri Revan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah seharian berada diluar rumah baru saja Revan tiba di markas dua orang lelaki berbaju hitam formal datang menghampiri Revan.

"Ngapain lo bedua kesini? Pulang sono gal guna kalian berdua kesini!" kesal Revan melihat kedua pria ini.

Pria itu menunduk memberi salam kepada Revan, "Tuan,  nyonya dan tuan besar ingin tua muda kembali kerumah. "

"Ogah ah gue pulang,  yang ada mereka larang-larang kebebasan gue."

"Mengingat besok adalah ulang tahun anda jadi nyonya dan tuan besar menyuruh anda pulang tuan." Revan terdiam sejenak. Kemudian dirinya mengingat bahwa besok adalah hari ulang tahunnya.

Akhirnya Revan mengiyakan ajakan pulang dari kedua anak buah orang tuanya itu. Tanpa masuk kedalam markas dirinya langsung berjalan melangkah memasuki mobil hitam yang pintunya terbuka secara otomatis.

Sedangkan kedua anak buah orang tuanya tadi mengikuti Revan berjalan dari belakang.

***

Hari ini adalah hari minggu. Refalin tetap bekerja sampai malam meskipun hari libur seperti ini. Barusan Revan memberikan pesan text kepada Refalin bahwa dirinya hari ini tidak bisa menjemput Refalin dan tidak bekerja karna ada urusan mendadak.

Refalin pun memahami kondisi Revan kemudian dirinya pergi ke cafe menggunakan ojek online. Sesampainya Refalin dicafe gadis itu berlari tergesa-gesa karna terlambat beberapa menit akibat menunggu ojek online tadi datang menjemput dirinya.

"Kenapa lo telat?" tanya Wildan dengan tatapan sinis. Alhasil Refalin menundukkan kepalanya karna merasa bersalah.

"Maaf, tadi aku nungguin ojek online nya agak lama." ucap Refalin dengan dengan ciut. Entah mengapa hari ini suasanyanya berbeda karna tidak ada Revan.

"Kalo gak niat kerja berhenti aja! " timpal Abraham tetapi ucapan Abraham tidak digubris oleh Refalin.

"Oh ya Kak,  Kakak tau gak kenapa Revan gak kerja hari ini? " Refalin memberanikan diri bertanya dengan Wildan.  Karna setelah Abraham pergi, hanya tersisa Wildan diruang itu alhasil Refalin bertanya saja dengan Wildan.

"Oh Revan pulang kerumahnya mungkin. Kan hari ini dia ulang tahun. " jawab Wildan sambil fokus ke ponselnya.

"Oh...  Gitu ya kak."

Refalin bekerja seperti biasanya meskipun hari ini suasanya sangat berbeda. Beda seperti biasanya saat ada Revan.

Refalin pulang lebih awal hari ini. Karna Wildan memahami kondisi Refalin saat ini bahwa dirinya pulang dengan menggunakan ojek online. Jika terlalu malam seperti biasanya dirinya pulang takutnya akan terjadi hal yang tidak-tidak.

Sesampainya Refalin dirumahnya. Dirinya langsung pergi ke gudang. Dirinya menatap sekeliling gudang.  Kemudian dirinya menemukan sebuah kardus. Untuk mengambil kardus tersebut mengharuskan Refalin naik ke atas kursi.

Refalin menarik kursi yang berada didapur untuk dirinya bawa ke gudang.  Setelah itu dirinya naik ke atas kursi dah mengambil kardus itu.  Kardus itu terasa sangat berat.

Gadis itu dengan keringat bercucuran diwajahnya, membuka lakban perekat kotak kardus itu. Setelah itu Refalin membongkar satu-satu isi dalam kardus tersebut yang ternyata isinya adalah album,  kaset dan vinly lawas milik Ayahnya masih tersimpan.

Refalin akhirnya mendapatkan album The Fabula yang pertama bernama dialog rasa.  Albim itu adalah album yang selama ini dicadi-cari oleh Revan.

Setelah mendapatkan album itu Refalin langsung berjalan pergi ke ruang tamu dan duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

Dirinya membuka ponselnya dan mencari-cari nomor kontak milik Revan. Setelah dirinya mendapatkan kontak milik Revan.  Refalin langsung menuliskan sebuah pesan text kepada Revan.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Refalin nekat pergi bersama bapak ojek online yang dirinya pesan. 

Butuh waktu lima menit untuk sampat ketempat penjual jagung bakar yang biasanya dirinya datangi bersama Revan.

Setelah sampai dirinya langsung membayar dan mencari-cari keberadaan Revan yang sepertinya belum datang.

Jadi Refalin duduk saja dikursi meja yang kosong. Tak lama kemudian Revan datang bersama motor hitamnya.  Pakaiannya terlihat berbeda dari biasanya.

Refan mengenakan baju formal.  Seperti celana kain dengan baju kemeja dikancing full dan kemeja tersebut dimasukan kedalam celanya. Yang membuat Refalin lebih terkesima adalah Revan mengenakan sepatu Formal.

"Lo dari mana aja sih? Disekolah juga gak ada,  emang lo ada urusan apa? " tanya Refalin penasaran.  Revan duduk disebelah Refalin beda seperti biasanya, biasanya Revan hanya mah duduk berhadapan dengan Refalin.

Refalin sama sekali belum mengubris pertanyaan Refalin. Wajahnya juga kali ini terlihat sangat sok cuek tak seerti biasanya.

Refalin tidak mau berbasa-basi. Kemudian dirinya langsung saja kepada intinya. 

Refalin mengeluarkan album yang dirinya bawa tadi, dan memberikan album itu kepada Revan. Revan awalnya sok-sokkan menolak hadiah pemberian Refalin.

Tetapi setelah dirinya lirik ulang hadiah itu, dirinya langsung mengambil album itu dari tangan Refalin.

"Lo dapet dimana album ini? " tanya Revan, wajahnya langsung berubah menjadi senang.

"Bukannya ini udah gak dijual lagi?" tanya Revan lagi, pandangannya fokus menatap album yang sedang dirinya pegang.

Refalin tersenyum kecil menatap Revan.

"Dirumah gue banyak album The Fabula punya bokap gue. " jawab Refalin.

"Oh ya bokap lo suka The Fabula juga Lin? Wess sama dong kayak gue,  lain kali ajakin gue kenalan sama bokap lo ya Lin! " ucap Revan yang seketika moodnya naik.

"Iya bokap gue suka The Fabula. " padahal Ayahnya Refalin lah salah satu anggota The Fabula dan yang menciptakan lagu-lagu di The Fabula.

"Emang lo ultah yang keberapa si? " tanya Refalin mengganti topik.

"Ke-18," diketahu bahwa Revan lebih tua satu tahun dari Esha.

"Thanks ya Lin! " Refalin menjawab dengan anggukan kepala saja.

***

FALLIN FOR (U)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang