♪ Chapter 11

4 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenalin Dia Refalin, anggota baru kita!" ucap Revan sambil mendorong punggung Refalin.

"Sejak kapan kita cari anggota baru Rev? "

"Lo bahkan gak ada minta persetujuan sama kita! " sambung Davin dengan nada marah.

"Ini semua yang terbaik untuk kita makannha gue ngajak dia buat gabung ke dalam anggota kita."

"Se enak itu lo ngajakin orang lain buat gabung kedalam anggota kita Rev? Bahkan ni orang cewek lagi. Kita itu only boys. " timpal Rangga.

Refalin menjadi ketakutan karena mereka menjadi bertengkar dan adu mulut karna tak setuju Refalin bergabung kedalam anggita bandnya.

"Bahkan kita gatau asal-usul nk cewek! " Refalin kesal kemudian dirinya berbalik arah menuju keluar markas kemudian tangannya ditahan oleh Revan.

"Ref tunggu, Ref jangan emosi dulu, gue bakalan bujuk mereka kok." mohon Revan kepada Refalin.

Refalin menepis tangan Revan kemudian dirinya berdiri didepan markas Steel Good yang berada tepat dipinggir jalan. Setelah itu dirinya memberhentikan taksi dan masuk kedalam taksi tersebut. Revan berusaha keras menahan Refalin agar tidak pergi tetapi Refalin sepertinya tengah marah sehingga tidak bisa dibujuk.

Revan kembali kedalam markas dengan wajah penuh kekecewaan Revan kali ini benar-benar memohon kepada seluruh anggota untuk menerima Refalin menjadi anggota Steel Good.

"Lo jangan sesuka hati lo lah masukin orang baru ke dalam anggota kita. "

"Gue yakin kalo dia masuk kedalam anggota kita, kita bisa banyak peluang untuk jadi terkenal."

"Itu sama aja lo manfaatin tu cewek. Mana tu cewek keliatan polos banget lagi, tega lo manfaatin dia!" ucap Davin kasihan melihat Refalin.

"Tu cewek bukan seperti yang kalian liat, dia punya banyak bakat dan berpotensi untuk menjadi anggota band yang terkenal."

"Apa jaminan lo kalo kita bisa semua bisa terkenal kalo dia jadi anggota kita? "

***

Revan mengendari motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Menuju rumah Refalin.

Sesanpainya dirumah Refalin, Revan mengetok pintu rumah Refalin dirinya sengaja tak menyebut nama Refalin, agar gadis itu mau membuka pintu rumahnya demi dirinya.

Pintu rumah itu dibuka oleh pemiliknya yang tinggal hanya sebatang kara dirumah itu. Setelah Refalin melihat kalo yang datang itu adalah Revan dirinya segera menutup paksa pintu rumahnya lagi tetapi Revan berhasil menagan pintu itu agar tetap terbuka.

"Rev gue mohon, mereka udah mau nerima lo kok!" bujuk Revan.

"Gak ah gamau gue!" tolak Refalin. Sudh bagus tadi anggota band Revan tak menerima tiba-tiba Revan datang dan mengatakan teman-temannya akhirnya menerima tawarannya.

"Ref pleas, kalo kita terkenal gue bakalan kasih sebagian hak gue buat lo, asalkan lo mau gabung Steel Good. "

"Boong lo, lo pasti maksa temen-temen lo kan supaya mau nerima gue! " ucap refalin.

"Enggak kok Ref, enggak! " jauh dari pikirn Refalin, seorang Revan memohon mohon kepada dirinya. Seharusnya kejadian seperti ini harus diabadikan.

"Satu syarat gue, lo gak usah ganggu gue disekolah. Awas aja lo nindas gue lagi, hancur tuh anggota band lo. "

"Iya Lin, Iya!" Revan langsung tersenyum senang, Refalin menjadi senang melihat Revan memohon-mohon kepada dirinya.

"Oke kalo begitu lo mulai besok udah kerja sama gue, dan oh ya, besok gue jemput jam tiga sore."

"Iya-iya, sana-sana gue mau tidur lo ganggu aja! " usir Refalin kepada Revan.

***

Revan dengan semangat hari ini menjemput Refalin. Revan mengetuk pintu rumah refalin sebanyak lima kali. Dan tak lama kemudian Refalin membukakan pintu rumahnya untuk Revan.

Revan sedikit tercengang melihat penampilan Refalin.

"Apaan lo mau manggung pake baju kayak gini!" tegur Revan. Habisnya Refalin memakai sweater hoodie dengan celana kain, sepatu Converse.

"Lah kenapa, syukur-syukur gue mau kerja sama lo!" bentak Refalin kepada Revan kesal, dirinya sudah bersiap dan memilih baju malah melihat respon Revan yang seperti ini membuat dirinya kesal.

"Ganti baju lo!"

"Gue gak punya baju yang kayak lo gini,"

"Pake baju lo pas lo nonton balapan gue."

"Hah?"

"Gak mau gue pake baju itu, males. Nanti gimana kalo orang-orang ngenalin gue?" ucap Refalin menatap kesal lelaki dihadapannya ini.

"Oh ceritanya lo disekolah pura-pura nerd?" Refalin mengancungkan jari tengahnya ke wajah Revan. Membuat lelaki itu tertawa.

Kemudian Refalin memutar balikkan tubuh Refalin kearah pintu masuk rumah, dan menyuruh Refalin masuk untuk mengganti pakaiannya.

"Ganti baju lo!" terpaksa Refalin mengganti bajunya lagi karna permintaan Revan.

Revan menunggu gadis itu lumayan lama, entah apa yang tengah gadis itu lakukan didalam.

Revan sempat berteriak beberapa kali karna sebentar lagi jam menunjukkan pukul empat sore.

Akhirnya orang yang Revan tunggu-tunggu keluar juga, Refalin mengenakan setela baju casual, cardigan putih dengan dalaman baju berwarna hitam dan dirinya memakai celana leviz biru. Tak lupa sepatu yang dirinya pakai selalu sepatu Converse.

"Waw Refalin lo touch up ya?"

"Sialan lo!" timpal Refalin kesal.

"Oh ada yang kurang."

"Apa?" Revan menarik karet rambut Refalin. Sehingga membuat rambut Refalin tergerai.

Refalin berteriak, "Lo ngapain sih, gue gerah kalo rambut gue gak diiket!" geram Refalin.

"Biar lo tambah cakep lah dimata orang-orang!"

Setelah mengunci pintu rumahnya Refalin dan Revan langsung berangkat ke cafe tempat Revan bekerja.

Selama perjalanan Refalin masih terngiang-ngiang dengan ucapan Revan yang mengatan, biar lo tambah cakep lah. Beberapa kali Refalin tersenyum tapi selalu saja dirinya diingatkan dengan kejadian-kejadian dimana Revan selalu menggangu dirinya.

FALLIN FOR (U)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang