"Ini minum obat pereda dulu ya," Wanita dewasa berwajah cantik itu memberikan sebutir tablet obat.
"Minum."
"Iyuh gamau! Paitt pasti!" Tolaknya, menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan telapak tangan.
"Enggak pait kok, rasanya asem, kayak jeruk. Coba dulu, ayoo," Kata wanita dewasa itu meyakinkan.
"Lakik bukan lo? Minum cepet. Paksa aja dok," Balas perempuan satu nya dongkal.
"Dih apaan sih lo! Ngeselin!" Mata Vero mendelik, telapak tangannya masih setia menutupi mulutnya.
Iya gaes, nih anak atu masuk UKS, gegara tadi makan makanan expired. Makanya perutnya bisa sakit.
"Manja kali dia ges," Razan si manusia mengesalkan bagi Vero, malah ikut berpatisipasi untuk menyudutkan.
Tanpa disangka-sangka Gavya mendekatkan tubuhnya kearah Vero yang masih terduduk di atas kasur UKS.
Mulutnya bergerak mengucapkan, "Minum atau gue cium lo disini, sekarang juga."
Badan Vero menegang. Apa apaan?!
Gavya kembali memundurkan badannya, lalu tersenyum menyeringai, dan itu terlihat mengerikan di matanya.
Orang-orang yang ada disana, termasuk wanita dewasa yang berjaga menjadi dokter di UKS ikut tersenyum senyum.
"Ekhem, gini amat jadi nyamuk," Ucap Razan yang pura-pura memandang kearah lain.
"Bacot! Pergi lo sono!" Usir Vero.
"Gatau terima kasih lo, dasar setan jahanam! Dah lah kita cabut duluan," Ucap Gerry. Ketiga curut itu akhirnya pergi keluar UKS, malas juga nanti jadi nyamuk disini.
Vero tidak merasa bersalah, ia berpandang biasa-biasa saja saat temannya pada pergi. Emang lucknut.
Tinggal lah Vero, Gavya, dan Rayna–si wanita dewasa tadi.
"Yasudah kalau gitu, saya juga keluar dulu ya. Nanti obatnya cepet cepet diminum, kalau masih sakit nanti lebih baik langsung bawa ke rumah sakit besar ya," Penjelasan Rayna hanya di dengar oleh Gavya, Vero yang notabene nya menjadi pasien malah masang muka kesel.
Rayna memaklumi, dia pun ikut keluar dari ruang UKS.
Meninggalkan kedua remaja yang sekarang saling berdiam diri dalam pikiran masing-masing.
"Ini minum obatnya, lama." Suruh Gavya, ia memberikan sebutir obat yang dari tadi menganggur.
Vero mengambil obat itu kasar.
Vero lupa, ia tidak bisa menelan obat tablet... "Eum... Dihancurin bisa gak?"
Gavya yang memang lagi duduk di kursi itu memandang heran Vero, "Gabisa nelen?"
Vero menggeleng, duh tambah malu dia... Gavya yang mengerti mengambil alih kembali obat nya, secara telaten ia menghancurkan butiran obat itu menggunakan sendok, lalu ia kasih air bening sedikit supaya larut.
"Udah, cepet minum." Menyuapkan sesendok tablet obat yang sudah hancur itu ke mulut Vero, Vero dengan cepat menelannya.
Matanya menyipit, benar tidak pahit, tapi asem! Matanya sampai merem melek. "Minum!!" Gavya memberikan segelas air yang cepat ditegak habis oleh Vero.
"Masih sakit?" Tanya Gavya pelan.
"Hah? Sakit apa nya?" Bukannya menjawab malah nanya balik.
"Perutnya."
"Oooh, enggak, cuma sedikit nyeri," Ucap Vero kalem.
Oh iya, kalau kalian mau tau. Anak ini sempat pingsan, tidak lama, hanya satu jam. Dan selama satu jam itu Gavya menemani Vero disini, dan merelakan pelajaran ketiga. Tenang saja, tadi curut nya Vero, eh maksudnya temennya A.K.A si Razan udah minta izin sama guru. Anak ini keracunan sama biskuit yang dia makan pas di Rooftop. Gimana ga keracunan coba? Tuh biskuit udah expired setaun yang lalu, eh malah di makan.
"Makanya kalo makan apa-apa tuh di liat dulu, jangan asal makan." Seloroh Gavya.
"Gausah sok peduli! Kita baru kenal!"
"Suka suka gue lah," Gavya sepertinya ingin sedikit jail.
"Dan, kata siapa gue gak kenal lo? Gue kenal lo sampe ke akar-akarnya." Sambung Gavya.
Vero sedikit curiga, apa jangan-jangan nih cewek penguntit?!
"Halah, gak percaya gue," Tatapan curiga ia layangkan. Gavya terkekeh.
"Hak lo mau percaya apa enggak. Intinya, dimasa depan nanti, lo bakal sama gue."
"Dih ngaco! Sok tau, ogah gue sama lo!" Ucapnya sarkas. Gatau kenapa, Vero kayak kesel banget sama anak baru satu ini. Namun, ada hal lain, ada rasa berbeda di dirinya yang Vero sendiri gak ngerti.
"Yakin? Yaa, untuk sekarang, mungkin lo bisa ngomong kayak gitu. Tapi, mungkin aja suatu saat lo bakal memutar balikan semuanya."
Vero terdiam.
"Lo bakal jadi, Milik Gue. Milik Gavya Raespati, seorang."
- Batas pembaca -
•
•
•
Pendek dulu deh, gaada ide🤓
Ayoo beri saran dan kritik kalian kalo merasa ada yang kurang sama cerita ini!
Jangan sungkan yaa😉
Draft: 030723
23.08 (Wib.)Pub: 050723
15.15 (Wib.)

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine!
Random"Gue benci lo sampe kapan pun itu!" "Yakin? dikit lagi lo bakal takluk sama gue." "Maksud lo?! gausah mimpi! gue ga akan pernah mau sama cewe aneh kayak lo!!" "Terserah. Liat di akhir, siapa yang bakal menang." °Sinopis~ Savero Sanjana seorang lelak...