"Gavya, apa kabar nak?" Suara disebrang sana terdengar.
"I'm fine, mom. Mommy dan Daddy bagaimana?" Lontar Gavya.
"That's good. Mom and dad are fine too, girl. Dimana kamu sekarang?"
"Aku disekolah baruku."
"Bagaimana? Apa disana menyenangkan? Apa ada yang membuatmu luka? Cerita kan pada mommy."
"Ah disini cukup menyenangkan, tetapi tidak dengan para badebah sialan itu. Oh ayolah, aku baik-baik saja, bahkan disini aku diperlakukan bak puteri kerajaan haha."
"Beg--- Sayang, dimana kamu meletakan celana dalamku?" Gavya bisa mendengar suara laki-laki disela-sela telponnya.
"Sedang aku jemur, mau diapain emang? Bekas 'semalem mau dipake lagi? Ganti dengan yang baru."
"Apa yang kalian bicarakan? Sungguh, kuping ku ternodai." Gerutunya, jangan bilang kalau kedua orang tuanya sedang membicarakan hal yang ekhem.
"Loh, yang? Kayak kenal suara nya,"
"Ya itu anakmu, pasti kenal la--,
YA AMPUN ANAK DADDY YANG PALING DADDY CINTAI DAN SAYANGII, DADDY KANGEN KAMUUU HUHUHU," Gavya meringis, menjauhkan ponsel nya. Kupingnya pengang, suara Daddy nya begitu menggelegar dan cetar membahana.
"Gavya juga kangen daddy," Tidak bohong, ia memang merindukan kedua orang tua nya. Jika bukan karena 'hal itu' Gavya tidak mungkin berada disini.
"Anak daddy sudah besar sekarang ya, gimana disana? Udah nemu ayang belum?"
"Awssss, sakit beb! Kan aku cuma nanya,"
"Nanya tuh yang bener, udah lah sini balikin hp nya, aku masih mau ngomong."
Gavya menarik sudut bibirnya, perasaannya menghangat ketika mendengar ocehan kedua orang tua nya.
"Iih aku baru ngomong sebentar, masa udahan?!"
"Yaudah lanjutin, tapi jangan lama-lama."
"Makasih sayangg, jadi makin cinta deh,"
Jadi nyamuk mulu perasaan...
"Dad, aku ketemu sama cowok manis. Pas pertama aku masuk sekolah disini, dia udah bisa mikat hati Gavya," Curhatnya, menceritakan sedikit tentang pengalamannya.
"Loh bagus dong nak, kalian udah deket?" Itu suara mommy.
"Boro-boro deket, buat kontak mata aja jarang. Tapi Gavya suka ngeliatin dari jauh, anaknya lumayan bar-bar, tapi manis, bangeet..."
"Ada perempuan yang lainnya gak? Daddy mau dong satu,"
"Ngomong apa? Mau aku potong anu kamu?"
"Hehehe bercanda sayangg."
"Gausah macem-macem dad, nanti gak di puasin mommy tau rasa." Gelak Gavya.
"Aih daddy kan bercanda, lagian siapa juga yang mau berpaling yakan sayang??"
"Iya, terserah kamu."
Srkk
Gavya menajamkan pendengarannya, ada suara grasak grusuk soalnya. Dia menolehkan kepala nya kekanan dan kekiri, gak ada orang. Cuma dia sendiri yang ada di belakang sekolah.
"Dad, lanjut nanti ya. Gavya harus masuk ke kelas, udah bell," Ucapnya, bertepatan dengan bell masuk yang berbunyi.
"Yahh padahal daddy masih mau ngobrol banyak sama kamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine!
De Todo"Gue benci lo sampe kapan pun itu!" "Yakin? dikit lagi lo bakal takluk sama gue." "Maksud lo?! gausah mimpi! gue ga akan pernah mau sama cewe aneh kayak lo!!" "Terserah. Liat di akhir, siapa yang bakal menang." °Sinopis~ Savero Sanjana seorang lelak...