🔮 Permulaan 🔮

378 28 0
                                    

Seperti yang dijanjikan kemarin, Vero yang biasanya akan membolos pelajaran disekolah hari ini tidak.

Alasannya tentu saja untuk melihat murid baru itu.

Ia sudah duduk tenang di bangku nya dan menunggu bell masuk terdengar.

"WOI WOII PAK KUNCUP UDAH MAU JALAN KE KELAS!" Deva selaku ketua kelas itu berlari kedalam kelas sembari mengatur nafas nya.

Membuat kelas nya tadi nya ricuh menjadi hening. Semua nya duduk di bangku nya masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak." Kuncup seorang guru yang mengajar di kelas Vero masuk ke kelas.

"Pagi Pak!" Jawab mereka serentak.

"Hari ini yang mungkin dari sebagian kalian udah tau. Kita kedatangan murid baru. Nak, ayo masuk," Panggil Pak Kuncup pada satu orang yang sedang berdiri didepan pintu kelas.

Semua perhatian pun menatap pada satu makhluk itu.

"Salam kenal semua, gue Gavya Raespati, biasa dipanggil Gavya. Semoga kita semua bisa jadi teman." Sapa murid baru itu yang bernama Gavya.

"Kalo manggil Baby boleh gak?" Celetuk laki-laki berambut pirang.

"Hehe becanda pak," Siswa itu nyengir saat mendapat tatapan tajam Pak Kuncup.

Sedangkan yang lain hanya mampu memandang dengan cengo, mereka semua seperti terhipnotis dengan wajah yang dimiliki siswi baru tersebut. Badannya lumayan tinggi, hidungnya mancung, bibirnya tidak terlalu tebal, kulitnya sawo matang, menambah kesan manis. Tetapi mereka sedikit bingung, apa murid baru itu perempuan? Tetapi wajahnya sedikit errr tampan(?) Entah lah...

"Untuk Nak Gavya, kamu boleh duduk di samping Lami. Lami, angkat tangan," Suruh Pak Kuncup.

Lami yang duduknya ada dibarisan keempat dari depan pun mengacungkan tangannya ke atas, Gavya yang melihat itu lekas mendekati meja milik Lami.

Gavya menduduki bangku nya, dan menaruh tas nya di meja. Ia sempat melihat kebelakang, tepatnya meja yang diduduki Vero.

Gavya tersenyum simpul, membuat Vero sedikit bingung. Ia tidak membalas senyuman itu.

"Hai, gue Lamina Frestya biasanya orang-orang manggil gue Lami," Perempuan berkepang dua itu mengulurkan tangannya.

Gavya menerima uluran tangan perempuan itu, "Hai Lami, lo pasti udah tau nama gue kan?"

"Haha iya kok tenang, Gavya?" Gavya mengangguk sebagai tanda pertanyaan tadi benar.

"Zan lo boong ya?! Itu kok anaknya keliatan polos anjing?!" Tuduh Vero menyikut perut sobatnya, Razan Adipati.

"Yeuu si Budi! Seharusnya lo seneng, malah bagus kalo polos, bisa lo kibulin!" Balas Razan setengah berbisik.

"Eh iya juga ya, tumben pinter!"

"Iyalah Razan gitu loh," Bangganya.

"Oke anak-anak, kita akan mulai pelajarannya." Suara Pak Kuncup memberhentikan semua obrolan.

🎟️

Pelajaran ketiga sudah usai, kini saatnya istirahat tiba.

Semua siswa/i mulai pergi keluar kelas, ada yang ke kantin, ada yang diem dikelas doang sambil main game, ada juga yang tidur, yang pacaran di toilet aja ada.

Gavya Pov.

Gue masukin alat tulis ke tas, dan mulai beranjak pas Lami– Temen pertama gue, ngajakin ke kantin.

Be Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang