(10.) Dikembalikan

281 21 3
                                        

"Pi, balikin hp Vero donggg~" Savero merengek manja, ia menggelayuti lengan Jordan. Berusaha merayu papi nya untuk segera mengembalikan ponsel miliknya.

Jordan menghela nafasnya kasar. "Gak. Kamu dikasih hp malah makin ngawur! Tunggu sebulan lagi baru papi balikin, inget, hukuman kamu belum selesai."

Bibirnya maju beberapa senti, mirip seperti bebek. Oh ayolah, Vero beneran bosan jika harus menunggu sebulan lagi. Dan, bagaimana bisa ia menjalani hidupnya tanpa ponsel?! Bisa mati kebosanan yang ada.

"Ngawur apaan si pi? Vero tuh butuh hp buat belajar!" Ujarnya mengelak.

"Belajar apaan? Belajar macarin banyak cewe? Iya? Emangnya papi gatau hah? Di hp kamu banyak banget nomor cewe pada ngechat nanyain ini itu," Papar Jordan. Alamak! Vero lupa!

"Pi~ please dong, itu kan cuma main-main doang~"

tak

Jordan menyentil jidat Vero. "Sekate-kate kamu kalo ngomong! Gaada yang namanya mainin cewek! Vero, papi gak pernah ajarin kamu buat jadi cowok playboy kayak gini loh. Kalo sampe mami mu tau, yang ada abis kamu di omel sama dia, intinya semua nomor perempuan yang ada di hp kamu udah papi hapus semua. Apa? Mau marah? Gak bakal papi balikin hp kamu kalo gitu," Ucap Jordan saat melihat tatapan tidak terima putra nya itu, ya mau bagaimana lagi, kalau sudah begini nanti yang kena dia juga.

Vero berdecak sebal.

"Pi kok gitu si!" Komen Vero, tentu dia tidak terima!

"Ini kenapa sih? Berisik banget dari tadi," Airin ikut bergabung dengan anak dan suami nya diruang keluarga, mendengar suara keributan dari dalam kamar membuatnya harus keluar.

"Gatau tuh papi gajelas, mi!" Tuduh Vero, dia menduduki bokongnya disamping sang mami. Lalu menatap tidak bersahabat kepada Jordan.

Jordan yang lagi main laptop bodo amatan, males juga harus ngeladenin anak monyet itu.

"Ululu anak mami kasian, sini sini mami peluk," Airin meregangkan tangannya, dan memeluk anak satu-satunya penuh kasih sayang. Vero menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang ibu.

"Giliran sama papi aja gak di peluk," Cibir Jordan.

"Dih sirik aja!" Balas Vero julid.

"Mi, papi gak di peluk juga? Masa anak monyet itu doang yang dipeluk, gak adil!" Protes Jordan, ia yang semula nya menghadap kedepan layar laptop langsing menatap kemusuhan sama Vero yang berada di pelukan Airin.

"Peluk kamu nya kapan-kapan aja."

Vero tertawa sarkas, ia menjulurkan lidahnya, mengejek papi nya. "Yhaaaa rasain! Udah tua masa masih cemburu sih, huuu!"

Jordan menatap tajam anaknya, kalo bukan anak mungkin sudah beliau buang ke rawa-rawa.

"Mami, bujuk papi dong, suruh balikin motor Vero~" Vero berbisik di telinga Airin.

"Mau balapan lagi emang?"

"Siapa yang mau balapan?"

"Mami pelan pelan ngomongnya ihh!"

Vero mencebikan bibirnya, aish! Apa mami nya tidak bisa diajak kerja sama?!

"Loh tadi kamu ngomong suruh bujuk papi balikin motor," Ujar Airin masih melanjuti percakapan yang tadi. Boleh tukar mami nya tidak?

"Mami!"

"Mau dibalikin motor nya?" Tanya Jordan. Vero menatap waspada papi nya, seperti akan ada bencana.

"Apasih nyambung aja!"

"Papi beneran loh, kalo kamu mau, papi bisa balikin sekarang juga." Jordan menaik-naikan alisnya.

"Yaudah sini balikin," Desak Vero ketus.

"Gak semudah itu boy, ada syaratnya."

Halal di tabok gak sih?!

"Ck. Apaan syaratnya?"

"Motor kamu bisa balik kalo kamu mau anter jemput Kesta, dia bakal pindah sekolah di sekolah kamu. Jadi, kalo kamu mau kamu harus siap sedia jadi bodyguard nya. Kalo gamau juga gak apa, berarti ini kunci motor gak bakal papi balikin selama nya."

Pelukan Vero sama Airin terlepas begitu saja, Vero membulatkan mata nya.

"KESTA?! ANAKNYA TANTE JESSICA SAMA OM ZEAN?!" Tidak sadar, ia meninggikan suara nya.

Dengan santai Jordan mengangguk.

"Maksud papi Vero harus jadi ojek pribadi Kesta?!" Lagi, Jordan mengiyakan.

"Iya. Kalo kamu gamau ya gapapa sih, papi kan gak maksa. Tapi ya itu, kalo kamu gamau, motor kamu gak bakal balik."

"Kok jadi dia sih?! Gaada yang lain syaratnya?" Tanya nya menawar.

Jordan menggeleng. Vero menjatuhkan rahangnya. Kalo ga diterima nanti motornya gabisa balik, tapi kalo diterima juga... Arghh Vero pengen tukar ayah saja boleh enggak sih?!

Dengan segala pemikiran akhirnya ia berucap, "Hah, demi Sero. Yaudah, Vero terima syarat nya." Ucapnya setengah tak ikhlas.

Jordan tersenyum simpul. "Nah bagus. Nih kunci nya," Jordan merogoh saku celana rumahannya, lalu memberikan kunci motor kepada Vero.

Vero menerimanya, ia mencium benda tak bernyawa itu sayang. "Akhirnya..."

"Pi? Itu anaknya mau dijadiin babu?" Airin yang dari tadi tidak mengeluarkan suara berucap.

"Ya gapapa mi, mereka kan temen, siapa tau makin deket."

"Dasar."

"Thanks papi, Vero ke atas dulu yaa. Bye mami yang paling cantiiikk, good night, muach!" Vero mengecup kedua pipi Airin, lalu berlalu menaiki tangga.

"Vero inget syaratnya!" Teriak Jordan.

"Iya kalo gak lupa!" Vero balik berteriak.

"Dasar anak itu," Ucap Jordan pelan.

- Batas pembaca -

Duh makin gaje🤯

Kalian kalau mau kasih saran atau kritik, boleh bangett yaaa!!

Sekian..

Pub: 080723
20.26 (Wib.)


Be Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang