0.2

744 81 1
                                    

Di singgasana raja, duduk dengan anggun sosok pria rupawan. Melihat beberapa bawahan nya ia nampak kurang puas setelah perundingan. Ia berdiri dan pergi meninggalkan ruangan dan menghilang dibalik asap.

_

Menjalani hidup sebagai Aira tak terlalu sulit bagi Seira. Karena beberapa sifat yang sama ia mudah menjadi Aira. Pendiam dan penurut itulah Aira ya meskipun begitu Aira adalah anak yang cerewet dan ceria ketika bersama Ibu dan saudaranya Ariela.

Ia membantu sang ibu dalam mengurus perkebunan dan juga mengurus peternakan. Jika kalian berpikir perekonomian standar bagi Ariela keluarganya miskin kalian salah besar. Meskipun tinggal di pedesaan tapi keluarga Aira tergolong mampu karna memiliki beberapa bisnis disektor perkebunan dan pertanian. Biasanya Aira ikut mendistribusikan produk ke swalayan di sekitar desanya.

Aira juga menjadi pemilik usaha toko bunga kecil kecilan. Hanya sebatas penyalur hobinya yang penyuka flora. Tak disangka usahanya berhasil dan cukup meraup ke untungan.

"Bu aku berangkat dulu, mungkin toko perlu sesekali ku kunjungi"

"Pergilah, hati hati saat dijalan sampaikan salamku ke tuan Adolf ya" ucap Ibu. Kusambut anggukan dan segera melangkah pergi.

Tuan Adolf adalah kepala toko bunga ku. Ia tangan kanan kepercayaan ibu. Beberapa tugas administrasi di tangani tuan Adolf. Meski sudah sepuh tapi ia masih lincah memilih karyawan dalam mengurus perkebunan. Banyak karyawan setia dari tiap yang tuan Adolf pilih.

Sesampainya Aira di toko ia segera melihat buku tamu hari ini terbilang sepi karna baru satu pengunjung saja. Ia hanya mengganguk lantas bertanya pada Anne selaku pegawai nya.

"Eh apakah kau berpikir beberapa bulan ini penjualan kita menurun Anne"

"Benar nona Aira banyak tamu yang kembali dengan tangan kosong, mereka beralasan tak puas dan beberapa ada yang kebetulan stok bunga sedang kosong"

Mungkin ini hal yang wajar mengingat usaha ini baru dirintis dan ketersediaan stok yang menipis. Aira hanya memanen bunganya dari petani bunga di desanya. Sebatas menghargai UMKM ditempatnya. Namun akhir akhir ini banyak petani yang tidak mau memberikan bunga panen mereka pada Aira karena hasutan musuh bisnis Ibunya.

Aira menghela nafas panjang. Memutar jarinya di atas pelipisnya banyak sekali pekerjaan di Dunia Baru ini. Apa tak bisa ia berleha leha saja. Tuan Adolf yang sedari tadi menyimak diskusi Aira dan Anne pun memberi saran untuk membuat strategi penjualan baru dan mencari petani bunga baru di luar desannya. Ia menyetujui saran tuan Adolf dan hitung hitung ia akan mulai menjelajahi wilayah di dunia baru ini barangkali ia bisa memutar otak untuk ide mengubah alur cerita ini.

_

Keesokan harinya sesuai jadwal Aira akan menuju desa sebelah menemui beberapa petani yang disarankan tuan Adolf. Bersama Anne ia menjelajahi banyak tempat di desa ini.

Beberapa petani menyambut dengan gembira namun beberapa ada yang bermuram kesal. Namun semua berakhir dengan memuaskan setelah pemahaman dalam jual beli yang menurut para petani sangat untung dengan bagi hasil Fifty-Fifty dalam penjualan produk.

Dengan ini Aira bisa mendapatkan stok bunganya dan para petani bisa senang karena hasil panennya terjual dengan harga yang memuaskan.

Setelahnya Aira kembali kerumah. Menemui sang Ibu dan Ariela yang mengerjakan tugas perkebunan yang akan ia distribusikan ke beberapa swalayan di desanya.

Ariela menjadi malas melihat banyaknya pekerjaan. Berteriak senang saat melihatku pulang.

"Kemarilah Aira pekerjaan di sini tiada habisnya. Bantu aku dan mari antar semuanya bersama." Ucap Ariela

Telinga ini jika bukan buatan tuhan mungkin sudah lepas. Teriakan Ariela memang tak ada tanding. Menghela nafas dan melangkah mengangkat beberapa kardus berisi beberapa produk.

Produk disini yang kumaksud berupa telur, daging, susu, herbal, buah serta tanaman sayur mayur. Tentunya sudah menjadi produk setengah jadi karena sudah dibersihkan dan dikemas.

Melambaikan tangan ke Ibu setelah menaruh semua barang ke mobil. Dan memulai perjalanan bersama Ariela. Ariela cerewet sekali berbicara mengenai kesalnya ia mengerjakan tadi dan ia merasa kesal saat ia mencoba menghubungi orang tuanya namun tak ada yang membalas. Lama lama Ariela malah curhat berbicara mengenai banyak hal.

Ariela memang tipikal ekstovert tingkahnya banyak dan suka berekpresi wajar saja orang tuanya sampai tak sanggup menanggapi perilakunya saat di kota. Saat di desa Ariela menjadi sedikit pendiam dan itu perkembangan. Namun saat ia bertemu Damian sifat ekstrovert nya muncul lagi.

Mengingat alur cerita seharusnya Ariela akan pergi kabur tepat saat malam festival Halloween. Artinya dua Minggu lagi. Aira harus membuat Ariela agar tak jadi kabur tapi tetap mempertemukannya dengan Damian agar kisah mereka tetap bersatu.

Setelahnya ia tak perlu mencari Ariela dan meninggal dengan sia sia ditangan Herion.
Lalu ia akan hidup bahagia bersama Ibu nya dan hidup selamanya.

Seru memikirkan anggannya tak terasa ia telah sampai di swalayan dan segera melaksanakan transaksi. Meski ia juga harus mendengar ocehan Ariela tentang festival Halloween yang akan datang. Ia juga segera kembali pulang. Ia sudah lelah ingin merasakan kembali kasurnya yang nyaman.

_




tradisi Halloween bermula dari festival-festival panen Kelt kuno yang mungkin memiliki akar-akar pagan, khususnya festival Samhain etnis Gael, dan festival tersebut dikristenkan sebagai Halloween.

Dalam cerita ini aku sebagai penulis mengambil latar waktu festival Halloween ini hanya sebatas sebagai latar saja dan tidak bermaksud menyinggung festival ini yang mungkin tidak sesuai dengan beberapa keyakinan di Indonesia.

Terimakasih

Trapped With Second Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang