0.5

608 78 10
                                    

Setiap hari semenjak pertemuan Ariela dengan Damian. Selalu ada hadiah yang dituju ke rumah. Dari sebuah buket bunga, gaun sampai perhiasan.

Heran tentu saja. Setiap barang yang dikirim selalu terdapat surat misterius yang ditujukan kepada Ariela.


Beautiful flower's like you, Ariela

From your future husband -D-





"Beruntungnya aku mendapatkan pengemar misterius" teriak Ariela kegirangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beruntungnya aku mendapatkan pengemar misterius" teriak Ariela kegirangan.

Aku mengelengan kepala, agak khawatir. Sebenarnya aku kurang setuju jika Ariela malah tak khawatir dengan pengemar rahasia nya. Jika itu bukan Damian dan malah orang yang jahat yang terobsesi dengan Ariela ia pasti sudah bergidik ngeri.

Lagi pula jika sesuai drama. Damian memang digambarkan amat terobsesi dengan Ariela bahkan melarang Ariela menemui keluarganya. Itu lah mengapa Ariela meski sudah menjadi tunangan Damian tapi ia kabur ke kerajaan vampir dan berakhir bertemu Herion.

_

Sesuai yang aku perkirakan saat ini festival haloween berlangsung dan memang di hari ini para penduduk desa berkumpul di tanah lapang dan merayakan festival Halloween dengan mengadakan pasar malam.

Aku membuka booth pameran bunga bersama Ariela. Menyiapkan segala keperluan festival Halloween. Dan memasak beberapa hidangan kue jahe untuk pelanggan yang mampir ke booth pameran bunga ini.

Setiap kali festival Halloween di adakan di desa ini diharuskan tiap orang berdandan sesuai dengan karakter hantu maupun fantasi. Mereka akan menggunakan topeng juga untuk menyamarkan identitas mereka. Sehingga saat melakukan trik or threat mereka tak akan dikenali.

"Kau mau kemana Ariela?" Tanyaku padanya,

Ariela kini memegang keranjang bunga dan bersiap pergi. Tentu aku akan waspada saat ia beranjak secenti pun. Mana mungkin aku membiarkan ia kabur hari ini ia masih sayang pada nyawanya.

"Kau kira aku mau kemana huh?, Aku hanya akan berkeliling di sekitar menjajahkan bunga indah ini agar cepat laku"

"Baiklah aku akan ikut denganmu, jangan sendirian di keramaian." Ucapku mengacak rambut Ariela gemas.

"Hentikanlah Aira, aku bukan anak kecil lagi" Ariela menghentak hentakan kakinya sambil menghindari ku. Ia berjalan cepat seolah tak menghiraukan ucapan ku. Memang dasar Ariela apa ia tak tahu aku amat mengkhawatirkan keadaan dirinya.

Aku mengejarnya, cepat sekali ia berjalan. Beberapa kali meneriakkan namanya tak kunjung aku menemukannya.

Hingga, tiba tiba aku tak sengaja menabrak seorang pria yang kini sama sekali tak beranjak menatap datar diriku.

Aku yang menabrak pria itu hanya menghela nafas panjang karena malah terjungkal. Sedangkan yang ditabrak sama sekali tidak bergerak sejengkal pun.

'Apa kah yang ku tabrak tembok atau manusia sebenarnya keras sekali' batinku heran

"Maafkan saya tuan, saya tak sengaja melakukannya." Ucapku Segera berdiri dan membersihkan gaunku yang sedikit kotor aku mengulurkan tangan meminta maaf.

"Hmm, siapa namamu?"

Ia membalas tanganku erat. Namun mengapa ia malah menanyakan namaku. Pikiran ku berkelana apakah ia berniat meminta ganti rugi karena ku tabrak. Oh tidak ini semua karena Ariela. Seharusnya ia tidak begitu saja pergi tanpa sepengetahuanku dan malah membuatku menabrak pria asing ini.

"Aira tuan, tolong lepaskan tangan saya!" Menggerakkan tangan ku. Tapi malah dieratkan oleh genggaman pria asing ini. Ada apa dengan wajahnya itu. Apakah aku salah lihat. Kemana hilangnya wajah datarnya mengapa malah berganti senyuman yang menggoda di mataku.

"Aira ya!, Nama yang cantik seperti pemiliknya" ucapnya menyentak genggaman tangan kami sehingga mau tak mau membuatku jatuh ke dalam pelukannya.

Pria ini memang terkesan sangat gagah bagiku. Pelukannya mampu melingkupi seluruh tubuhku. Tingginya mungkin 190an. Pundaknya lebar dan terasa beberapa balok tercetak di perutnya, dari bawah pandang ku jakunnya kini sedang naik turun seolah menahan rasa haus.

"Lepaskan kau keterlaluan sekali pada seorang nona?!"

"Aku hanya ingin menikmati suasananya nona. Kau sangat cantik dan malam ini memang keberuntunganku bisa menemukan mate ku" ucapnya di sela rambutku meniup telingaku dan berkata

"Herion itu namaku, dan sepertinya Aira kini kau resmi menjadi milikku"

Herion kah ini. Mataku terbelalak spontan. Melepas pelukan paksa ini. Lalu berlari dari Herion. Ia seperti terkejut tak lama datang pria lain yang mendatangi Herion lalu mereka pergi dan menjauhi area festival.

Saat ini aku berada di dekat kolam tengah area festival. Tampak area kolam yang lebih ramai karena memang beberapa orang bermain di sana. merasakan keamanan saat di keramaian orang.

Mengatur nafasku, mataku mengelilingi area sekitarku berharap setidaknya Herion tak mengejar. Sayup sayup aku mendengar teriakan memangil namaku. Hampir saja jantungan saat ada seseorang yang menepuk pundakku.

"Aira, dari mana saja kau?!"




Trapped With Second Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang