0.6

506 63 0
                                    

"Aira, dari mana saja kau?!"

Seseorang menepuk pundak Aira. Menghela nafas lega mengetahui jika itu adalah Ariela.

Tersenyum manis bak kucing kepadaku seolah tak bersalah sama sekali.

"Kau ini tak merasa bersalah ya!"

"Apa yang membuat ku terlihat bersalah?"

Ariela mengendurkan bahu dan menggelengkan kepalanya sambil mengayunkan tangan yang sedang memegang keranjang bunga yang tampak kosong.

"Hem lupakan saja, apakah kau selesai menjual semua bunganya Ariela?" Tanyaku mengambil keranjang bunga kosong yang di bawa oleh Ariela.

"Tentu saja Aira, apakau tau ada seorang pria tampan yang membeli semua bunga itu bahkan ia tak ragu menawar harga bunga menjadi sangat mahal!" Ariela tersenyum lebar matanya berbinar membayangkan sosok pria yang telah membeli semua bunganya.

"Benarkah demikian, siapakah nama pria itu?" Tanyaku curiga pada Ariela.

"Namanya.... Ah kalau tak salah Da..mian!" Ucapnya senang

Perasaanku menjadi gelisah tebakanku sepertinya benar Ariela bertemu Damian. Mana ada pria yang mau membeli bunga dengan harga mahal kalau bukan Damian yang sudah bucin kepada Ariela.

Menggaruk kepala pelan aku mengangguk paham pada Ariela. Mengandeng tangan Ariela dan berjalan menuju booth pameran bunga kami.

"Lalu apa lagi yang dilakukan Damian setelah membeli semua bunganya?"

"Dia memangil temannya, ia menyuruh agar membagikan bunga pada semua orang, Damian sangat baik hati bukan?!" Ariela menjelaskan semua yang dilakukan Damian dengan berbinar-binar

Sesampainya kami di booth. Kami membersihkan tempat dan segera merapikan tempat karena festival Halloween ini memang akan segera berakhir dan puncaknya akan ada kembang api yang meledak tepat pada pukul 12 malam nanti.

Beberapa orang sudah mulai meninggalkan pameran. Beberapa booth pameran lain juga sudah mulai tutup. Bahkan sudah cukup sepi di deretan pameran lain. Orang orang antusias menuju tempat di luncurkannya kembang api.

"Cepatlah Aira, aku juga ingin melihat kembang apinya!" Ariela bergegas membawa kardus berisi bunga sisa. Ia menaruh asal di bagasi mobil. Berjalan kembali menuju booth dan hanya menungguku menulis laporan keuangan dari penjualan hari ini.

"Sabarlah apakah engkau tak lihat aku sedang fokus!, Pergi saja dulu jika kau takut ketinggalan melihatnya!" Merasa kesal pada Ariela tak menyangka nada bicaraku menjadi meninggi

"Kau ini kenapa Aira? Kau marah padaku!" Ariela menggebrak meja booth dan pergi meninggalkan ku sendiri.

Ia berlarian asal menuju beberapa orang. Ia bahkan menabrak beberapa anak kecil yang bergerombol.

Apakah aku sudah menyakitimu Ariela. Apakah yang sudah aku lakukan sekarang.

Raut muka Ariela nampak sangat kecewa dan berderai air mata.

Seharusnya aku tak menyentaknya dengan nada tinggi

Ia mungkin hanya lelah dan ingin segera melihat festival

Keluar dari semua renungku. Aku segera menyelesaikan pekerjaan dan menyusul Ariela. Mengejarnya yang ternyata sedang duduk di bangku bersama seorang pria.
Apa yang kulihat ini benar. Apa benar itu Ariela?

Lalu siapa pria yang duduk bersama Ariela?

Mengapa ia tersenyum manis pada pria itu?




Tbc

Trapped With Second Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang