Lihat saja Aira pasti akan senang saat aku berhasil menjual semua bunganya. Aku segera bergegas menawarkan bunga pada ibu ibu yang lewat. Mereka tertarik dan bersedia membelinya. Lalu aku pergi pada beberapa pasangan yang nampak serasi mereka juga langsung membeli bunga ini.
Beberapa anak perempuan juga datang padaku membeli bunga yang tampak indah ini.
Aku senang sekali bisa menjual beberapa tangkai rangkaian bunga ini. Bukan hanya karena bisa menjual bunga tapi karena bisa merasakan perasaan semua pembeli yang membeli bunga bukan hanya untuk kesenangan sendiri beberapa orang membeli dan menyalurkan kasih sayang mereka kepada orang terkasih dengan bunga yang kujual ini.
"Bolehkah aku membeli semua bunganya nona?" Seseorang menepuk bunga yang kubawa. Pria itu tersenyum manis mengambil satu rangkaian bunga dan menghirup aroma wanginya.
"Tentu saja boleh! Apa tuan ingin semua bunga ini?" Tanyaku heran. Untuk apa pria ini membeli semua bunga ini. Apakah ia sangat ingin memberi kekasihnya bunga sebanyak ini.
Pria itu tertawa geli. Bukannya menjawab tanyaku ia malah tertawa yang entah kenapa tawanya menyebar padaku.
Sebenarnya aku senang jika bunga ini terjual lebih cepat dari harapanku. Setidaknya Aira pasti senang dan bangga padaku. Aku jadi merasakan tidak terlalu menjadi beban Aira dan Bibiku.
"Tentu saja akan ku beri pada kekasihku. Tapi sepertinya ia lebih membutuhkanku dari pada semua bunga mu" ia tersenyum manis menoleh kearah belakangnya dan memangil seseorang.
"Juna bawa semua bunga ini, berikan pada semua orang yang membutuhkannya secara gratis ya!" Yang di panggil segera menganguki permintaan dan berlalu menjajakan bunga pada semua orang.
Tentu semua orang yang mendengar barang gratis. Segera mereka mengantri dan berebut mengambil bunga.
"Baiklah nona semua bunga mu sudah terjual. Berapakah harga semuanya?" Pria itu mengetuk jam tangannya seolah berhitung. Entah apa yang ia hitung.
"Apakah semua bunga itu kuhargai dengan 1 juta koin emas terlalu murah?"
Mataku terbelalak spontan, sebenarnya harga semua bunga itu hanya 50 koin emas saja tapi apa apaan pria ini. Ia malah membeli 20 kali lipat harga jualnya.
"Apakah kau gila tuan? Harga bunga ini tak semahal itu. Kenapa kau membelinya seharga 20 kali lipat. Nanti kau merugi?" Ucapku mencak mencak kesal sendiri menghadapi pria kaya ini. Sekaya apa ia sebenarnya.
Bukanya marah pria itu malah tertawa keras padaku. Ia memanggil temannya dan memberikan sekantong emas padaku.
"Tenang saja uang itu sudah pasti pas dan terimakasih telah menjual bunga mu padaku nona!" Ia berterimakasih padaku, apa aku tak salah dengar harusnya aku yang berterima kasih kepada nya.
Pria itu berbalik arah hendak pergi meninggalkan ku. Namun sebelum ia pergi agak jauh aku menarik tangannya.
Genggaman tangan kami sangat kontras. Tanganku sangat mungil di genggaman tangan nya.
"Tunggu tuan, bolehkah aku mengetahui namamu?" Tangan yang ku genggam nampak sedikit menegang. Tangannya balas menggenggam tanganku erat. Ia menghadap kearah ku lantas menghela dera napas gembiranya. Sesenang itukah tangannya ku genggam?
"Aku lupa memberi tahu namaku pada mu Ariela. Damian ingat saja namaku ya!" Ia melepaskan genggaman tangan lantas mengacak rambutku. Tersenyum lembut ke arahku. Senyuman Damian nampak setulus itu bahkan mampu membuat aura tampannya bertambah.
Perutku bergejolak senang seolah ada kupu kupu yang terbang di sana. Jantung ini seolah berdetak tak karuan melihat senyum tulus Damian.
Tunggu apa aku sudah mengenalkan namaku pada nya?
Bagaimana ia tahu namaku sedang aku belum pernah bertemu dengan Damian?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped With Second Male Lead
FantasySeira memasuki sebuah drama dimana ia menjadi seorang figuran yang hanya muncul di beberapa episode dan berakhir dengan keadaan yang sangat mengenaskan. bagaimana awal dan akhir dari drama ini akankah Seira mampu mengubah alur hidup sang figuran. A...