Chapter 3 - Hati-hati

1.6K 205 9
                                    

"Balik bareng gue yuk!" Ajak Reva kepada Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Balik bareng gue yuk!" Ajak Reva kepada Luna. membuat gadis itu jadi bingung harus apa.

"Sebagai permintaan maaf dan makasih" lanjut Reva membuat Kaluna mengangguk, mengiyakan.

"kalo gitu, sampai ketemu di parkiran lun!" ucah Reva sebelum akhirnya ia melepaskan genggaman itu dan membiarkan Luna berjalan sendiri ke arah kelasnya, tanpa mengetahui ada keributan yang akan datang.

•••

Kini Kaluna sedang berjalan sendirian melewati lorong yang akan menuju kelasnya. Berjalan sambil menghiaraukan beberapa pandangan dan bisikan sekitar yang sebenarnya membuat ia tidak nyaman.

Sepertinya berita mengenai kejadian tadi dimana ia dan Reva melakukan ciuman sudah tersebar ke seantero sekolah, karena sedari tadi itu berita yang ia dengar dari bisikan-bisikan sekitarnya.

Dan kini Kaluna sudah berada di depan kelasnya yang entah kenapa tertutup. Membuat entah kenapa langkah Luna menjadi berat karena takut dengan apa yang ada didalam, takut dengan respon teman-temannya.

Sampai akhirnya Luna pun memantapkan langkahnya, ia membuka pintu itu dengan pelan sambil mengintip sedikit apa yang ada di dalam kelasnya itu. Tapi setelah berhasil mengintip, berbeda dari perkiraannya di dalam kelas itu sepi dan gelap. Hanya tersisa Ashel, Mima dan juga Karin, sahabat-sahabat Luna di sekolah.

Namun bukannya tenang, jantung luna malah berdegup lebih kencang. Ia sangat bingung harus bereaksi apa setelah yang terjadi tadi, jadi salah tingkah sendiri yang membuat ia hanya berjalan lurus menuju mejanya, menghindari tatapan dari sahabat-sahabatnya.

Sesampainya di meja miliknya Luna pun langsung saja membereskan semua peralatan sekolahnya, hanya fokus ke situ sampai tidak sadar kalau ada yang datang menghampirinya.

"SEJAK KAPAN LO GODAIN PACAR GUE?" ucap Ashel kencang sambil menarik rambut panjang Luna yang terurai, membuat kini Kaluna meringis kesakitan.

"Apa sih shel, lepas nggak.. sakit anjirr" Luna memegang kepalanya yang dijambak itu.

"mim bantuin anjir bisa botak nih gue" Luna melirik kearah Jemima, membuat kini gadis itu berjalan ke arah Ashel mencoba melerai keduanya.

"Shel lepasin, kan bisa ngomong baik-baik.. kasian itu Luna kesakitan" ucap Mima sambil memegang tangan Ashel, berusaha melepaskan jambakan itu.

Mendengar ucapan Mina, Ashel pun melepaskan genggaman tangannya pada rambut Luna. Ia pun kini diam dan menatap Luna dengan tatapan sedih dan kecewa, tatapan yang sangat Luna benci.

"Lo sama Reva ada apa lun?" tanya Ashel dengan suara yang bergetar.

"Gue ngga apa-apa sama Reva, shel" Luna menjawab.

"Kalo lo ngga ada apa apa kenapa dia bisa cium lo? di depan gue.. di depan semua orang" Air mata Ashel luruh juga akhirnya.

"Coba lo tanya sama diri lo sendiri shel, kenapa seorang Reva ngelakuin hal itu... gue tau lo tau jawabannya" Luna bicara sambil menatap Ashel.

"Jangan merasa menjadi orang paling tersakiti shel, karna lo udah menyakiti Reva lebih dulu dan lo harusnya intropeksi diri lo dibandingkan nyalahin orang lain.. lo harus siap menuai apa yang lo tanam" Luna bicara sambil menatap mata Ashel.

"Lo ngga tau apa apa" Ashel mendorong bahu Luna kasar.

"Gue emang ngga tau apa apa, makanya gue korban disini.. gara-gara masalah lo sama Reva.. 'buku dosa' gue sekarang ada isinya.." Luna pun mengambil barang-barangnya dengan kasar.

"Mending lo intropeksi diri lo dulu deh shel"

Lalu sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan itu Luna pun menepuk pelan bahu Arin sambil memberikan tatapan sedih kepada Mima. "titip Ashel rin" ucap Luna pun akhirnya pergi meninggalkan kelas itu dengan perasaan sesak.

•••

Sedari tadi Reva menunggu Luna di parkiran milik sekolah. Menunggu sambil bermain hp untuk membunuh waktu, tapi sudah hampir 20 menit Luna tidak juga kunjung datang dan itu membuat Reva menjadi kesal sekaligus khawatir dengan temannya yang satu itu.

Sampai akhirnya dapat ia lihat pesan yang masuk di grup miliknya dan sahabat-sahabatnya, pesan yang berhasil membuat Reva meremas ponselnya dan lantas ingin menghampiri Luna di kelasnya.

Namun belum sempat Reva melangkahkan kakinya, sudah dapat ia lihat Luna berjalan ke arahnya dengan wajah yang datar. Membuat kini Reva langsung saja berjalan menghampiri Luna.

"Lo ngga apa apa?" Reva bertanya sambil mengelus lembut kepala Luna, membuat gadis itu kini menyeritkan alisnya.

"Maksud lo apa?" tanya Luna kepada Reva.

"Lo diapain sama Ashel?" bukannya menjawab Reva malah balik bertanya.

"Oh gue ngga di apa-apain kok" Luna melanjutkan langkahnya sedangkan Reva mengikuti di belakang.

"Kata Yuki lo ribut di kelas" Reva bicara sedangkan Luna terkesan acuh.

"Antek-antek lo banyak juga rev" ucap Luna ketika sudah sampai di depan motor Reva.

"Jadi pulang ngga?" Luna melanjutkan kalimatnya, bertanya.

"Jadi" Jawab Reva singkat karna sadar Luna tidak ingin membahas hal itu sekarang.

Akhirnya Reva dan Luna pun menaiki motor kesayangan milik Reva. Mengendarai motor membelah kerumunan, menghiraukan semua pandangan dan juga bisikan tentang mereka.

Selama perjalanan keduanya lebih banyak diam dibandingkan ngobrol, hanya Reva yang mencoba melakukan percakapan basa-basi sedangkan Luna hanya menjawab seadanya karena jujur ia kini memikirkan bagaimana nasibnya kedepan.

Lalu tanpa terasa perjalanan singkat pulang sekolah itu sudah usai, mereka sekarang sudah berada di depan rumah Kaluna. Rumah sederhana namun nyaman, karena memiliki pekarangan rumah yang luas dan banyak pohon rindang.

"Makasih" ucap Luna singkat dan lantas meninggalkan Reva begitu saja, tapi hal itu tentu saja reva hentikan, dengan cara menarik tangan Luna agar tidak melangkah lebih jauh.

"Udah gitu doang?" Tanya Reva kepada Luna, sedangkan Luna hanya menghembuskan nafas.

"Terus lo mau gue ngapain? jangan aneh-aneh deh" Luna bicara dengan nada kesal, tapi pernyataannya itu berhasil membuat Reva tersenyum.

"Sun dulu maniez.. kalo ngga di kasih gue ngga mau pulang" Reva bicara dengan nada meledek, sambil menunjuk pipinya.

Namun bukannya mendapatkan ciuman, yang Reva dapatkan malah injakan di kakinya dan pukulan pada bahunya. Dan setelahnya Luna pergi begitu saja tanpa menyampaikan ucapan perpisahan.

"SETIDAKNYA BILANG HATI HATI KEK" Reva teriak membuat Luna menoleh ke arahnya.

"Dih ngapain.. orang rumah lo kepleset juga nyampe" Luna langsung saja pergi meninggalkan Reva yang kini tersenyum.

•••

Luna ini apa ya?

Maaf kalo ada typo atau penulisan yang ngga sesuai kbbi! Semoga kalian tetap suka dan mau tunggu kelanjutannya🫶🏼

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang