Mereka menghabiskan banyak waktu bersama sewaktu TK dan SD, lalu mulai berjalan berjauhan ketika SMP dan seperti orang yang tidak saling mengenal waktu di SMA.
Alasannya? Tidak ada yang benar-benar tau. Mereka menjauh begitu saja tanpa ada masalah berarti. Dari awalnya jarang main bersama, sampai sekarang bahkan enggan untuk sekedar bertegur sapa.
Tapi sebenarnya ada rindu di hati keduanya, rindu yang sama-sama sulit terucap karena mementingkan ego. Rindu yang sama-sama mereka tahan dan bisa meledak kapan saja.
•••
Ada satu hal yang dapat Luna syukuri dari skorsing yang diberikan gurunya, dan hal itu adalah kesempatan untuk tidur lebih lama dibanding biasanya.
Ya di hari-hari normal, Luna lebih suka datang tepat waktu. Membuat ia harus bangun lebih pagi, untuk datang ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya.
Namun karena sekarang ia di skors, dari semalam ia sudah sengaja tidur lebih larut dengan menonton film dan bermain game, lalu berpikir kalau pagi ini ia akan bangun lebih siang dan tidak akan ada yang mengganggu.
Tapi perkiraannya itu salah, karena sekarang sudah ada seseorang yang mengganggu tidurnya. Mencoba membanggunkannya dengan berbagai cara dan itu tentu saja membuat Luna menjadi kesal.
"KA DIRAAAA.. LUNA MAU BANGUN SIANG HARI INII.. JANGAN GANGGU PLISSSS" ucapnya teriak namun masih setengah sadar.
Sedangkan orang yang sedari tadi mengganggu tidur Luna tertawa terbahak mendengar teriakan itu dan tidak berhenti melakukan aksinya.
Sampai akhirnya Luna benar-benar sadar dan terkejut melihat siapa yang ada di kamar nya sekarang. "Anjir Reva lo ngapain disini?" Tanya Luna sedikit nyolot, sedangkan Reva yang ditanya hanya tersenyum.
"Bangunin lo lah, ayo lun kita sepedahan yu" Reva menarik selimut yang menutupi tubuh Luna.
"Kok lo bisa masuk kamar gue? Anjir udah berapa lama lo disini?" Luna mengecek jam digital di dindingnya yang masih menunjukkan pukul 6.30 pagi, yang berarti ia baru saja tidur selama 2 jam.
"Disuruh sama ka Dira, katanya masuk aja rev.. biasanya juga gitu kan" ucap Reva meniru gaya bicara kakak sahabat kecilnya itu.
"Biasanya? Pas kecil kali" Luna menjawab.
"Ayo dong elahh.. gue udah 30 menit nih nunggu lo.. jangan buat usaha gue sia-sia" Reva kembali bicara dan itu berhasil membuat Luna terkejut.
"Hah 30 menit... berarti lo disini dari jam 6? Gila lo ya rev? Gue tau nih.. pasti lo ngomong sama bunda masuk sekolah kan.. lo ngga bilang kalo di skors kan? Kongkalikong apa lo sama Ayah?" Luna kembali bicara panjang sedangkan Reva hanya tersenyum mendengar tebakan Luna yang tepat sasaran.
Ya, walaupun mereka 'jauh'. Tetap saja Luna masih sangat hafal kebiasaan sahabatnya itu, masih tau tentang keseharian Reva dan bagaimana orang tua Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
Teen FictionSetelah hujan ini berhenti, apakah kamu masih memilih ku?