⚠️Warning⚠️
Bijak-bijak dalam membaca, typo menyebar
Mohon koreksinya juga, thanks.
HAPPY_READUNG
"Pah, Tolong Stop,"
Dheandra benar-benar muak deng perilaku ayahnya yang selalu membentak dirinya. Ingin sekali ia melawan pria di samping itu atas tindakan ayahnya kepada dirinya itu, namun ia menghargai, bagaimanapun pria itu adal as h ayahnya sendiri.
"Pah, Dheandra ini anak papah, anak kandung papah, Dheandra sebagai anah cuma butuh kasih saya dan perhatian dwri papa setelah mamah ngga ada, bukan yang kaya Dheandra dapatkan selama ini pah, Dheandra cuma pengin kaya anak-anak yang lain pah, yang mamah papahnya perhatian, banyak waktu, selalu cerita ke orang tuanya kalo ada masalah," jelas pemuda yang terbaring di tempat tidurnya.
Heri pun terdiam setelah mendengar pengakuan anak tunggalnya itu, sepertinya ada yang menyayat hati Heri di setiap kalimat yang putranya katakan
Apakah dirinya selama ini terlalu egois, memikirkan dirinya sendiri dan waita yang selalu ia temui di tempat kerjanya dan membawanya pulang, hingga lupa bahwa memiliki satu anak yang seharusnya ia prioritaskan, terlebih lagi anaknya mengidap penyakit yang cukup parah di
Di sisi lain pria itu juga kecewa karena penyakit yang Dheandra derita, ia harus k red kehilangan wanita yang ia perjuangkan sejak SMA dulu sebab wanita itu mengorbankan dirinya dengan mendonorkan hatinya untuk anak satu-satunya yang ia miliki.
Bi Tania yang sedari tadi diam memperhatikan keduanya mulai terbawa suasana, tetes demi tetes air mata mulai keluar dari pelupuk matanya setelah mendengar kalimat yang Dheandra lontarkan pada ayahnya, ia mengerti betapa menyedihkan hidup yang pemuda itu jalani, ingin sekali wanita memeluk pemuda di sampingnya itu karena selama bertahun tahun ia menikah belum di karuniai seorang anak.
"Mas Dheandra, boleh saya memeluk mas Dheandra sebentar?" Ucap Bi Tania, berharap pemuda itu akan mengizinkannya.
Dheandra yang mendengar ucapan Bi Tania pun langsung berusaha bangkit dari tidurnya, beruntung tidak ada alat medis yang terhubung ke tubuhnya, sehingga ia bebas bergerak, hanya sebuah perban yang membalut kepalanya.
Melihat Dheandra berusaha mengangkat tubuhnya, sontang Heri dan Bi Tania membantu pemuda itu untuk bangkit dengan menyangga bahu pemuda itu.
Setelah pemuda itu berhasil mengambil posisi duduk, Bi Tania beralih duduk di sebelah nya dan langsung meraih kepala pemuda itu dan memeluknya erat.
Di dalam pelukan Bi Tania, air mata yang selama ini pemuda itu tahan agar tidak terjatuh kini akhirnya keluar dari kedua pelupuk matanya, tangisnya pecah di dalam pelukan Bi Tania.
"Mas Dheandra pasti bisa lewatin ini semua, Mas Dheandra itu kuat dan Mas Dheandra harus yakin kalo semuanya pasti bakal baik-baik aja," ucap Bi Tania mencoba untuk menenangkan pemuda otu sembari membelai kepala dan menepuk punggung pemuda itu.
Heri yang melihat putranya menangis dalam pelukan 0embantunya sendiri pun merasa bersalah dan menyesal, karena ia gagal menjadi seorang ayah yang baik bagi anaknya yang mengidap penyakit parah, dan sejauh ini ia baru menyadari bahwa anaknya itu berjuang melawan penyakitnya seorang diri.
***
Suasana di SMA Cempaka Putih begitu ricuh, begitu banyak murid yang berjalan kesana kemari di koridor utama, ada juga yang garu sampai di halaman parkir sekolah di hingga suara obrolan dari murid yang duduk di halaman kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Clara
RandomAlexander Dheandra Adhitama, seorang pemuda dingin yang menjabat sebagai ketua OSIS. Image nya yang tidak membiarkan siapapun tenang jika berurusan dengannya membuat pemuda ini disegani oleh murid lainnya. Clara Ervina Dhirga, gadis yang selalu akti...