Kenapa Bun?" Clara menoleh pada wanita di sebelah kirinya dan menutup novel yang sedari tadi ia baca
Clara menghampiri Ervina yang duduk di tepi ranjang tidurnya dan duduk di sebelahnya.
"Bunda cuma pengin ngobrol sqma kamu Ra, mumpung sekarang bunda di rumah, jarang loh kita ngobrol karena bunda terkendala pekerjaan yang ngga bisa di tinggal," ujar Ervina dengan nada ramah di sertai senyuman khasnya.
Clara terdiam sejenak, kemudian ia menatap manik mata ervina, sebuah senyum terlukis di wajah cantiknya itu.
"Mau peluk dong bun," ucap Clara, merentangkan tangan, berharap bundanya memeluk dirinya.
Sejujurnya Clara merindukan momen ini sejak lama, namun karena ia mengerti keadaan orang tuanya yang di sibukkan dengan perusahaan yang Evan dan Ervina pimpin atas perintah mendiang kakek Dirga.
"Maafin bunda ya sayang, bunda jarang ada waktu buat kamu dan kakak kamu, karen pekerjaan yang ngga bisa di tinggal," ucap Ervina sembari mengusap kepala putrinya dan kembali memeluknya
"Ngga papa kok bun, Clara paham kondisi kalian, gimanapun juga kalian kerjz demi Clara sama kakak," Clara melepas pelukan Ervina, sebuah senyum tetap gadis itu tampilkan saat melihat Ervina juga tersenyum.
"Bunda punya kabar baik buat kalian," ujar Ervina lagi
"Apaan tuh bun?" Tanya Clara antusias
Evina menatap Putrinya beberapa saat, ia sengaja agar putrinya menunggu jawaban atas pertanyaan Clara. Sedangkan Clara sudah tak sabar dengan jawaban yang akan Ervina berikan.
"Nungguin ya, haha," Tanya Ervina sembari tertawa melihat ekspresi putrinya itu.
"Iih bunda cepetan, kabar baik apa? Jangan bikin penasaran dong," balas Clara yang sudah sangat penasaran.
"Kabar baiknya adalah, mulai sekarang sampe beberapa bulan ke depan, bunda sama ayah bakal ada di rumah terus," ucapnya dengan ekspresi bahagia nya.
Clara yang mendengarnya pun ikut senang, "Yes," sungguh Clara sangat senang mendengar kabar yang Ervina katakan.
"Iya Ra, biar bunda bisa pantau kamu langsung," lanjut Ervina.
"Pantau gimana bun? Emang Clara ngelakuin apa sampe dipantau segala?" Tanya Clara datar.
"Ya, ngga ada apa-apa emang cuma ya, kali aja kamu diam-diam ngelakuin sesuatu tanpa izin ayah bunda. Bunda cuma pengin luangkan waktu buat kalian berdua," ujar Ervina tersenyum.
Seketika, Clara teringat akan surat yang ia titipkan pada Leonard untuk Dheandra. Bagaimana keadaan lelaki itu? Ahh entahlah, ia hanya berharap lelaki itu mengerti situasi dirinya setelah membaca surat itu.
__________________________
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, jam di atas nakas gadis itu menunjukan pukul 23.20. ia merasakan tubuhnya sangat lelah di namun ia belum bisa tertidur karena dipikirannya hanyalah lelaki yang tengah dirawat di rumah sakit.
Gadis itu beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju jendela kamarnya, kemudian ia membuka gorden yang menutupi jendela itu, tampaklah beberapa bintang dan bulan yang bercahaya cukup terang, ditatapnya bulan itu, cukup lama ia menatap dalam diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/312245264-288-k565699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara
RandomAlexander Dheandra Adhitama, seorang pemuda dingin yang menjabat sebagai ketua OSIS. Image nya yang tidak membiarkan siapapun tenang jika berurusan dengannya membuat pemuda ini disegani oleh murid lainnya. Clara Ervina Dhirga, gadis yang selalu akti...