-4

8 11 3
                                    

  "Baik semuanya mulai hari ini anak saya Ahn Lian-hua yang akan menjadi bos kalian, tolong kerjasamanya." Pemilik perusahaan yang lama itu menepuk punggung putranya dengan senyuman hangat.

         Setelah pertemuan itu semua pegawai kembali bekerja dengan normal begitu juga Yura, ia kembali ke posisinya mengurusi berkas penjualan dan pesanan.

       Di samping Yura para wanita yang sedikit lebih tua darinya berbicara mengenai bos baru mereka.

"Hei, kau lihat dada yang bidang itu, astaga kalau aku dipeluknya pasti sudah pingsan." Seorang wanita berambut pendek memulai pembicaraan.

"Iya, wajah nya yang dingin itu memang cocok sekali menjadi Bos disini, mungkin para klien akan lebih banyak memesan pada kita karena dayatariknya." Wanita yang memakai kacamata juga ikut berbicara.

"Tapi apa kalian tidak melihat di tangannya sudah ada cincin mungkin dia sudah Menikah" wanita yang ada di hadapan tmpat duduk Yura juga berbicara.

"Menikah? Mungkinkah begitu?" Wanita berambut pendek sedikit kecewa.

"Iya, dari desas desus yang aku dengar. Dia juga sudah memiliki anak.tapi aku tidak yakin dengan berita itu." Wanita yang tadi di depan Yura melangkah ke samping tempat duduk Yura.

"Anak? Beruntung sekali wanita itu, tuan Ahn itu pemilih dan selera keluarga mereka yang tinggi. Pasti wanita itu sangat terpandang dan kaya." Wanita berkacamata berbicara sambil tersenyum dan menutup matanya.

"Hei sudah, siapa tau sikapnya lebih parah dari ayahnya. "Jangan berbicara begitu kalau belum mengetahui kebenarannya." Yura yang dari tadi hanya menyimak, sekarang ikut bicara karena suara mereka sudah agak keras.

"Hei Yura, kau jangan begitu. Sebenarnya kamu juga menyukai CEO baru itu kan? Apalagi setelah dia memperhatikan mu di pertemuan pertama." Wanita berambut pendek itu menggoda Yura dan memperbaiki kerah baju Yura.

       Para wanita itu tertawa karena Yura yang menghela nafas kasar.

"Sudahlah. Jangan pikirkan itu apa kalian tidak takut jika pria itu mendengar?" Yura Masi mencoba menenangkan para wanita itu.

"Iya, iya santai saja kami hanya berbagi kabar mengenai dia." Para wanita itu kembali ketempat duduk mereka dan mengerjakan tugasnya.

         Tiba-tiba Ahn datang dan semua mata yang ada di ruangan itu menyantapnya.

"Siapa yang bertugas mengemas  data pelanggan?" Ahn berbicara dengan suara lantang yang membuat semua orang di ruang itu terdiam.

"Saya pak." Yura berdiri dan menatap Ahn.

"Bawa semua data yang sudah selesai keruangan saya. Cepat!." Suara Ahn yang tegas dan kasar membuat para wanita yang membicarakan Ahn tadi meringkuk karena takut.

"Astaga, apa lagi ini." Yura membereskan berkas dan langsung menuju ruang kerja Ahn.

     Di ruang kerjanya, Ahn menghadap keluar jendela, saat Yura datang dia tak langsung membalik kursinya melainkan tetap membelakangi Yura.

"Permisi pak, ini berkas yang anda minta." Yura mengetuk pintu ruangan yang telah terbuka.

"Letakan disini." Pria itu hanya berbicara tanpa menunjukan lokasi tepatnya.

   Setelah meletakan berkas di meja Yura hendak pergi namun di hentikan pria itu.

"Siapa yang menyuruh mu pergi?"  Ahn membalikan kursinya dan menatap punggung yura.

"Maaf pak, saya pikir tugas saya sudah selesai." Yura berbalik dan melangkah perlahan ke arah meja Ahn.

"Begini, kontrak ini sebenarnya Masi atas nama ayah ku. Jadi karena kamu adalah orang kepercayaannya di bidang ini tolong nanti sehabis jam kerja kamu datang kerumah dan bicara pada ayahku." Suara pria itu sekarang rendah tak seperti tadi.

Aku untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang