-5

7 9 7
                                    

Selesai makan, Yura langsung membereskan piring dan langsung mencucinya. Kai juga membantu dengan senang hati. Sebenarnya Yura menyimpan nasi goreng yang tidak dimakan Ahn di dalam kulkas agar bisa dimakan Ahn. Setelah beres Yura berjalan bersama Kai ke ruang depan dan melihat Ahn sedang tertidur di sofa.

  "Yura, Lihat Ayah jahat itu. Dia tertidur tanpa minta maaf." Kai berbisik sambil memegang jari Yura dengan tangan mungilnya.

"Kenapa Kai tidak suka pada pak Ahn?  "Yura menoleh pada Ahn yang tertidur.

"Papa tidak mau membawa Kai pada Mama, Kai ingin melihat Mama. Kata Kakek Mama sibuk tapi saat Kai tanya Papa, Papa bilang Mama tidak akan pulang. Tapi Mama pasti pulang, Mamakan sayang sama Kai, walaupun Kai belum pernah melihat Mama." Anak itu berbicara sedikit emosi karena sangat merindukan Mamanya.

"HM.. kalau itu Yura tidak mengerti Kai, mungkin Pak Ahn cuma bercanda." Yura mengusap kepala anak itu.

"Papa itu jahat, Yura jangan memihak Papa. kai mau Yura memihak Kai jangan Papa !!" Kai berbicara keras sambil menghentakkan kakinya.
     
       Karena suara itu, Ahn yang tertidur jadi terbangun.

"Ah, aku tertidur. Yura sekarang sudah senja mau aku antar." Ahn bangun dan mengusap wajahnya.

"Iya Pak." Yura menghampiri Ahn.

      Kai mengejar Ahn dan Yura yang berjalan menuju mobil. Saat akan memasuki mobil Kai memanggil Yura dan Ahn.

"Papa, Kai mau ikut." Anak itu berteriak di depan pintu rumah.

"Kenapa, kau hanya akan membebaniku." Ahn berbicara datar pada anak itu.

"Yura, Kai mau ikut. "Bawa aku." Kai langsung mengangkat tangannya seperti akan di gendong.

    Saat Yura akan berjalan menuju Kai, Ahn menghentikannya.

"Jangan, dia hanya mencari muka." Ahn menghentikan Yura.

     Melihat Yura yang tak menghampirinya, Kai berjalan menghampiri Yura sambil memegang boneka kelinci putih di tangan kirinya.

"Yura, kenapa tidak memihak Kai. Apa Yura lupa dengan yang aku katakan." Kai cemberut saat sampai di depan Yura.

"Kau ini kenapa, jangan manja Yura tidak suka dengan anak nakal sepertimu. "Ahn menatap anak yang hanya selututnya itu.

"Papa jahat. Yura tidak seperti Papa, Kai anak baik dan Yura sayang dengan kai. Bukan dengan Papa." Anak itu berbicara terbata-bata karena Ahn menatapnya dengan sangat marah.

"Aku tidak akan membawamu, Ayo Yura." Kai masuk ke mobil dan meninggalkan kai dengan Yura.

      Saat melihat ke bangku belakang Ahn melihat Kai dan Yura di bangku belakang.

"Nanti kita kerumah Yura kan." Anak itu memegang tangan Yura sambil tersenyum.

        Ahn menatap putranya yang lebih licik daripada dia sendiri.

      Saat di perjalanan tidak ada yang istimewa. Dan sampailah mereka di rumah Yura. Saat Yura turun dari mobil Kai juga ingin turun namun Ahn melarang karena sudah malam.

"Saya permisi dulu Pak, berkas yang sudah ditanda tangani sudah saya letakan di kursi belakang. "Terimaksi Pak, selamat malam. Selamat malam Kai." Yura menatap Kai sambil tersenyum dan Ahn hanya mengangguk.

      Saat berbalik dan berjalan Kai meneriaki Yura.

"Yuraa! Selamat malam.. Kai sayang Yura.. nanti Kai akan jemput Yuraa..! Yura dengarkan!" Anak itu berteriak sambil melambaikan tangan ke arah Yura.

      Yura hanya berbalik sebentar dan melambai lalu masuk ke pintu rumah.

Saat kai dan Ahn dalam perjalanan pulang mereka berbincang sedikit.

"Kenapa kau menyukai wanita itu?" Ahn melihat anaknya yang membolak balik kertas berkas yang sudah di susun Yura.

" Aku hanya suka Yura karena nasi gorengnya."  Kai menjawab tapi tak melihat ayahnya.

"Tidak mungkin, kau itu pemilih. Dan tidak mungkin akan langsung menyukai orang asing. Katakan kenapa kau menyukai dia?" Ahn menatap anaknya dari kaca depan mobil.

"Haah, kenapa Papa tidak perhatikan. Pita PING yang ada di tas Yura tadi sama dengan pita ink yang aku temukan di bawah kasur Papa
Dan Papa bilang itu pita Mamakan?" Kai berbicara seolah dia orang dewasa.

"Pita, yang kau temukan itu? Aku hanya mengarang itu milik ibumu apa kau percaya? Mungkin saja itu punya seorang pembantu rumah yang terjatuh saat membersihkan kamarku." Ahn berdalih dengan pernyataan anaknya.

" Tidak. Itu memang punya Mama, dan Yura punya pita yang sama. Jadi Yura adalah Mama Kai yang sudah kembali dari kerja." Kai menjelaskan sambil menepuk-nepuk berkas di tangannya.

"Kau pikir pita itu hanya milik Mamamu, Masi banyak di luar sana. Yang punya pita seperti itu. Dan Yura salah satu yang punya pita sama seperti yang ibumu punya."

"Terserah Papa. Aku akan tetap meyakini kalau pita pink itu milik Mama. Tapi kalau Yura bukan Mama Kai. Maka Kai akan menikah dengan Yura agar bisa bersama Kai." Anak itu berbicara dengan nada orang dewasa.

"Menikah? Memang ada yang mau menikahi anak jelek sepertimu?" Ahn mengusili Kai dengan Pertanyaannya.

"Papa yang jelek, sampai-sampai Mama pergi karna kejelekan Papa." Anak itu berbicara dengan nada ketus sambil melihat ke jendela.

"Berbahaya sekali mulutmu. Aku akan menghukummu nanti." Ahn menatap anaknya yang masih memasang wajah ketusnya.

      Sesampai di kediaman Huang, Ahn melihat kalau Kai sudah tertidur dan langsung mengangkatnya menuju kamarnya.
      Saat di kamar Kai, Ahn melihat kamar yang sudah rapi. Tak sengaja matanya tertuju pada pita pink di atas meja belajar Kai.

      Saat mengambil pita itu Ahn terdiam dan menggenggam erat pita itu.
"Andai saja aku melihatmu saat itu. Mungkin anak ini tidak akan merindukan ibunya sekarang. Aku tidak tau kau Masi hidup atau tidak, tapi sepertinya anakmu merindukanmu."  Ahn berbicara pelan lalu memasukan pita itu ke saku celananya lalu keluar dari kamar Kai.

     Begitu malam berlalu.

Ke esokan harinya. Hari biasa di kantor tak ada yang istimewa Yura bekerja seperti biasa. Tapi kejadian aneh baru terjadi saat siang hari hampir jam makan siang.

"Yura... Yuraa...!". Suara kecil memanggil Yura dari sepanjang lorong kecil setiap ruang kerja.

     Semua orang menuju sumber suara dan sampai ke ruang tengah perusahaan itu.
"Nona, apakau melihat wanita cantik bernama Yura?" Kai bertanya pada seorang karyawan wanita yang bertugas membereskan meja di sana.

      Mendengar teriakan itu Yura, Ahn dan karyawan di sekitar tempat itu melihat siapa yang memanggil Yura.

"Siapa yang membawa anak ini masuk?" Ahn  berbicara keras ke arah Kai saat melihatnya yang masi memakai seragam sekolah lengkap sudah memasuki kantor.

"Aku mencari Yura, Tuan tenang saja." Kai berbicara dengan tenang sambil melihat satu persatu wajah wanita yang ada di sana untuk mencari Yura.

" Kau ini kenapa bisa masuk anak kecil tidak bisa berada di tempat ini. Mana pengasuhmu?" Ahn Masi saja berbicara keras pada Kai.

"Papa. Jangan berteriak, aku hanya mencari Yura." Anak itu Masi saja menatap satu persatu wajah wanita di sana.

       Mendengar perkataan itu semua karyawan terkejut ternyata memang benar kalau Ahn sudah menikah dan memiliki anak

                       --------------------------------------
 

_singkat dulu. Mungkin Masi ada yang mau  baca..?

Aku untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang