-8

4 4 0
                                    

Tinggal beberapa langkah lagi Ahn dari Yura. Tiba-tiba saat di hadapan Yura Ahn langsung meninju cermin yang ada di lemari tempat Yura bersandar.
           Kaca itu pecah berserakan di lantai tangan Ahn berdarah namun dia tidak peduli sedikit pun. Mata merah yang marah itu menatap Yura sangat dekat, Yura yang sangat ketakutan nafasnya tak karuan dan tubuh nya gemetar. Tiba-tiba dari mata itu jatuh setetes air mata. Cahaya kilat saat itu membuat Yura dapat melihat wajah bos nya dalam beberapa detik.
        Tiba-tiba Ahn menangis dan jatuh di kaki Yura. Dia memangku kaki Yura yang terbungkus stoking putih panjang sambil menangis.

"Kenapa, kenapa kau pergi? Kenapa!!" Ahn menangis lalu berteriak.
        Yura hanya membatu karena masih ketakutan pak Zhang percaya pada Yura, sedangkan Yura bukan psikiater jadi dia tidak tau apa yang harus dilakukan.

       Ahn menangis beberapa waktu, lalu berdiri dan menjauhi Yura, ia kembali kekasur nya dan meminum sebotol anggur lagi. Entah berapa banyak yang telah ia habiskan hingga dia tak sadar dengan sekitar nya. Ia tak peduli dengan anak nya lagi saat itu.

      Yura tidak berani bergerak ia hanya diam di lemari sambil menenangkan dirinya.
      Tiba-tiba Ahn kembali menoleh melihat Yura dan pria marah itu langsung tertawa keras.

"Hahahaha..!! Kenapa, kau takut?, Ha!!?" Ahn membanting botol anggur itu ke pahanya hingga botol itu pecah sebagian, sisa yang tidak pecah Masi di pegang di tangan nya.

      Ahn kembali mendekati Yura dengan pecahan botol kaca di tangan nya.

"Pak, jangan. Jangan lukai saya." Suara Yura gemetar saat Ahn mengarahkan kaca itu pada lehernya.

      Ahn mendorong Yura dengan cengkraman tangan kirinya dan dengan sekali tarikan badan Yura yang bersandar di lemari berpindah ke kiri dan bersandar di dinding. Badan Yura tersentak karena di hempas Kedinding dengan keras serta lehernya yang di tahan.

"Pak.. sadarlah, saya karyawan anda.. lepaskan-saya." Suara Yura sesak karena lehernya yang di cekik.

        Ahn menatapnya dengan marah dan meletakan serpihan kaca itu di leher Yura dan sedikit menggores nya.

"Jangaaan!! Dasar gila..!! Yura menampar Ahn dengan tangan kanan nya yang dari tadi mencakar tangan kiri Ahn yang mencekik nya.

       Ahn terdiam dan nafasnya kasar karena sangat marah. Lalu melempar Yura kelantai dengan sekali dorongan.

"Kenapa..! Kenapa kau menamparku..!? Apa belum puas kau menyakiti aku dan anakmu?" Ahn berbicara dengan sangat marah pada saat mabuk itu.

"Dasar wanita j*Lang!!" Ahn langsung menggenggam baju belakang Yura dan membuat tubuh nya terangkat.
       Wanita itu di angkat oleh Ahn dengan mudah nya dengan postur tubuh yang besar itu.

      Ahn membanting badan Yura ke kasur dengan sangat kasar.

"aahg.. jangan mendekat, apa kau sudah gila. Aku karyawan mu!! Aku buka orang yang kau anggap di halusinasi mu!!" Yura meneriaki Ahn yang mendekatinya. Namun Ahn tetap mendekatinya dan mengangkat tangan dengan bilah kaca ke arah Yura. Saat hendak menusuk Yura, tiba-tiba Yura menampar Ahn sekali lagi.

'plaaak'  sebuah tamparan kembali membuat Ahn terdiam.

       Kaca di tangan Ahn terlepas dan tangan nya gemetaran terlihat darah menetes dari tangan nya itu, mungkin karena sangking erat nya menggenggam kaca itu.

"Kau siapa? Kenapa terus memukul ku?" Nada suara Ahn rendah dan terdengar sedikit parau.

      Yura turun dari kasur dan mendekati Ahn.
"Aku tidak akan menyakiti mu, aku bukan orang jahat." Yura mendekati Ahn dengan perlahan.

"Apa kau istriku? Apa kau Haarin?" Ahn bertanya Masi dengan suara parau nya dan kepala yang tertunduk.

"Bukan, aku Yura. Aku bukan istrimu Haarin." Yura diam di depan Ahn.

      Tiba-tiba Ahn terjatuh dan menghantam tubuh Yura, Yura yang badan nya tidak siap juga terjatuh dan posisi Ahn menindih badan Yura.

      Dengan sekuat tenaga Yura menggeser badan Ahn dan berdiri. Badan nya sakit di timpa oleh badan besar Ahn lalu merapikan rambut nya.
      Dengan susah payah Yura membopong Ahn ke atas kasur yang membuat nya  sangat kelelahan. Yura menghela nafas panjang dan mengikat rambut nya tinggi dengan pita pink yang ada di tas nya.

      Ia merapikan kamar Ahn dari sampah rokok dan pecahan botol anggur. Lalu merapikan semua barang-barang yang berserakan tak lupa juga dia membersihkan kaca lemari yang di pukul Ahn hingga berserakan.

     Selesai membereskan ruangan itu Yura merasa haus dan mengambil air di dapur. Saat minum ia merasa sakit di tenggorokan nya saat melihat nya di cermin ada bekas genggaman merah di lehernya dan itu sangat jelas.

"Haah, bagaimana aku menghilangkan nya? Ini terlihat sangat jelas." Yura menolehkan kepala nya beberapa kali untuk melihat bekas cekikan Ahn.
      Tak lupa Yura membawa se mangkok air hangat dan handuk kecil ke kamar Ahn.

      Sampai di kamar Ahn, air itu di gunakan Yura untuk mengelap badan Ahn yang lengket karena mungkin sudah tidak mandi beberapa hari ini dan karena banyak di tetesi anggur.
      Saat mengelap tangan kanan Ahn Yura melihat bekas luka karena menggenggam kaca tadi yang darah nya menetes ke seprai putih di kasur itu Yura mencari kotak P3k untuk membersihkan luka di tangan Ahn.

      Saat melihat tangan kiri Ahn ternyata juga tergores karena memukul kaca lemari. Yura juga membersihkan nya tanpa merasa keberatan.
      Semua Sudah di bersihkan Yura melihat jam tangan nya ternyata sudah jam 3 pagi, tubuh nya juga lelah ia memutuskan untuk pulang. Tapi apakah ada taksi jam segini?. Sebelum keluar dari kamar Ahn, Yura meletakan kemeja putih di samping ranjang dan menutup pintu kamar perlahan.

     Yura memutuskan untuk tidur di sofa yang berada di depan kamar Ahn.

      Pagi hari jam 8, Ahn terbangun kepala nya sangat sakit dan tangan nya juga di perban ia menggerakkan tangan nya dan menyadari kedua tangan nya di perban. Saat bangun dari kasur ia menatap sekeliling nya dan kepalanya terasa sangat berat dan pandangan nya berputar-putar, ia memegang pinggiran kasur dengan erat agar tidak terjatuh dan mengambil kemeja putih yang ada di dekat nya lalu memakai nya. Saat akan bercermin ia tidak bisa melihat cermin nya karena sudah pecah.

      Ahn mengusap matanya memastikan kalau dia sudah tidak mabuk, ia membuka matanya lebar-lebar dan berkedip beberapa kali.

"Apa ini..? Apa aku minum terlalu banyak.? Diamana kacanya?" Ahn kebingungan dengan apa yang terjadi dengan nya.

      Ia berjalan ke arah pintu kamar dan beberapa kali hampir terjatuh karena badan nya yang tidak seimbang.

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang