HAPPY READING
Kawanan Reno tertawa lantang. Dan Sena tentunya tak akan berdiam diri.
Sebuah tamparan itu, membuat kekehan mereka mendadak kicep.
Semuanya terkejut dengan aksi dadakan dari gadis itu. Termasuk ketiga sahabatnya yang terbelalak menatap Sena yang bertindak seberani itu. Padahal, dengan cicak pun, ia ketakutan setengah mati.
Reno menatap sorot mata Sena dengan amarah yang memuncak. Sedetik kemudian, sebuah telapak tangan melayang hendak mendarat di pipi gadis itu. Namun, sedetik kemudian juga, tangan Rey berhasil mencekal tangan Reno. "Dasar bajingan keparat!" Dan ia mendorong tubuh si Ketua geng hingga tersungkur kebelakang.
Anak buahnya yang merasa tak terima itu, mulai menyerang Rey. Dan, pertengkaran yang tidak di sengaja ini pun, terjadi begitu saja.
Sena masih kebingungan setengah mati, apalagi Mahes, dan tentu saja sang gadis lugu yang sempat di sandera itu.
Tiba-tiba, tanpa tahu apa salah Sena pada kedua gadis dari anak buah Reno itu, rambutnya ditarik cukup kencang dari belakang oleh gadis berambut segi pendek bernama Vera, yang berkata lantang, "Bangsat, lo!!"
"Haiiishh. Aaakkhh!!!" Teriak Sena seraya mencakar tangan Vera yang tak mau lepas dari rambutnya.
Kini tersisa, Mahes, Riska—anak buah Reno, dan gadis lugu.
Manusia yang tak begitu anarkis atau menyukai hal-hal keributan hanyalah tertinggal Mahes seorang diri, dan, manusia tak tahu apa-apa serta tidak ada satu pun yang ia kenal di antara gerombolan ini. Mereka kini hanya bisa memandang sekelompok manusia yang seperti preman sedang tawuran.
Bingung harus berbuat apa ketika teman-temannya sibuk bertengkar. Mahes perlahan mondar-mandir memikirkan bagaimana cara merelai mereka, dikeadaan yang sangat genting sekali mengejar tenggat waktu masuk sekolahan. Ia benar-benar sudah kehilangan ide kali ini.
Beban pikirannya semakin berat ketika ia melirik Genta yang sudah setengah tak berdaya di tanah, lalu Rey yang sudah hampir babak belur, Sena yang rambutnya sudah tak beraturan, serta satu orang yang perlu diselamatkan olehnya.
Setelah berpikir cukup lama, Mahes mulai bergerak—berseluncur di atas papan skateboard-nya, lalu segera loncat ke dasar tanah dari benda tersebut. Dan skateboard itu berhasil menabrak ke arah Michael.
"Wu-huuu!!" serunya girang begitu sang lawan tersandung dan terjatuh dalam posisi terlentang akibat si papan skateboard kesayangannya. Otomatis, dalam beberapa saat, Michael kehilangan napas dan mencerna rasa sakitnya yang mulai menjalar kesarafnya.
Kemudian Mahes berlari mengambil papan seluncurnya dan ancang-ancang untuk memukul kepala Zidan, walau sempat ketakutan setengah mati akibat perbedaan tubuh di antara mereka.
Tak berhenti sampai membuat Zidan pusing saja, kini giliran Genta membantu menjegal kaki Zidan dengan cepat dan akurat.
Setelah menumbangkan Michael dan Zidan, kini tersisa si Ketua geng dan Wildan yang sudah membuat Rey terkapar di tanah—seraya mencoba bangkit perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Heyday
Teen FictionSeorang penyiar yang bekerja di Stasiun Radio tak sengaja membaca salah satu surat anonim dari pendengar sejatinya yang ternyata adalah seseorang dimasa putih abu-abunya. Berkali-kali mencoba mencari tahu sendiri tentang sang pengirim anonim. Ia jad...