BAB 7

840 96 22
                                    

Nevin memeluk Peppey dengan lembut,
Nevin percaya Peppey akan kembali pada mereka tetapi semua itu salah, mata Nevin melebar merasakan pedih, sakit, panas di perut dadanya, Peppey memejamkan matanya melempar Nevin dengan kobaran api hitam di sebagian lukanya.

Samsul syok melihat peppey melakukan nya di depan Samsul, kebencian terhadap Peppey mulai mekar seperti bunga

"Master!!" Samsul berlari menangkap Nevin, Samsul tak percaya Peppey melakukan nya, tubuh Samsul bergetar ketakutan melihat nevin dengan mata kepala nya sendiri,

"Ja-jangan banyak bicara dulu oke, master terluka parah"

"Bentar lagi kita bakal ke elheims dan minta tolong raja gm! Tunggu sebentar ya!" Ujar Samsul, sembari memegangi erat tangan Nevin

"Uhuk..Samsul....aku...minta maaf" Nevin menatap wajah Samsul dan tersenyum, air mata perlahan-lahan jatuh membasahi baju Nevin, senyuman yang indah tak pernah dilupakannya dalam seumur hidup
Akan pergi meninggalkan Samsul

"Master? Bertahanlah master! Master pasti kuat!" Ucap Samsul suara nya bergetar melihat senyuman Nevin perlahan memudar merasakan kehidupan tidak ada lagi di hadapan Samsul, Peppey hanya bisa menghela nafas panjang

"Percuma saja sul, dia sudah tiada" ujar Peppey sembari menatap tangannya yang dimana kematian master Nevin berada di tangan nya sendiri

"Tidak! Ini tidak mungkin!! Kenapa kau melakukan ini semua pey!! Kenapa!!?" Teriak Samsul dengan tangisan kecil di dalam nya, mata berwarna biru langit yang begitu indah harus ternoda dengan kehancuran, pekorbanan, kehilangan, kematian yang tidak bisa di lupakan dalam ingatan

Peppey menatap kearah langit cerah sembari memejamkan matanya dan kembali menatap kearah Ren yang sedang menunggu nya

Bunga biru yang baru saja mekar ingin melihat keindahan alam perlahan-lahan mati terbakar oleh api hitam yang muncul entah dari mana asalnya

"Master sudah tiada, Samsul."
______________________________________

"Tidak!" Samsul sontak membuka matanya, keringat bercucuran di wajah nya, Samsul mendudukkan dirinya melihat sekitar, Samsul mengusap wajah kasar

"Kenapa harus jadi mimpi Segala!" Samsul menoleh kearah Peppey yang sedang tidur dengan damai, wajah Samsul menjadi ekspresi benci, Samsul beranjak dari duduk nya menuju sungai mengambil air dengan botol minum mengisinya hingga penuh

Samsul berjalan kearah Peppey menuangkan air botol itu tepat di muka Peppey

"Bangun kau pengkhianat!!" Bentak Samsul, Peppey dengan cepat bangun merasakan air masuk ke dalam hidungnya. (Tidak boleh di contoh ya)

"Akh! Sul apa yang kau lakukan!" Peppey terbangun menatap Samsul sedikit kesal, Peppey berusaha mengeluarkan air dalam hidungnya yang begitu pedih

"Apa yang aku lakukan? Justru apa yang akan kau lakukan selanjutnya hm? Kau masih ingin berkhianat lagi?" Samsul, Peppey sontak menatap Samsul dengan wajah bingung

"Tidak, aku tidak ingin berkhianat lagi sul, kenapa kau tiba tiba bertanya seperti itu" tanya balik Peppey, sontak menarik kerah baju Peppey

"Cih, emang ada yang percaya dengan kata katamu? Palingan suatu hari nanti akan jadi penghianat ke 2 ya" katanya sambil tersenyum mengejek

"Asal loh tau ya, seorang penghianat seperti mu tidak pantas di maafkan" lanjut nya dengan tegas dan melepaskan kerah Peppey secara kasar, samsul pun membersihkan bekas api unggun yang mereka buat dan bersiap melanjutkan perjalanan pulangnya

Maaf, Sul (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang