BAB 10

773 84 37
                                    

Selamat datang kembali setelah sekian lama nya author akhirnya kembali up chapter baru lagi, baiklah tanpa basa basi langsung baca saja(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Eits baca dulu peringatan di bawah ini!!

Peringatan!!!

-jika ada salah kata mohon di maafkan

-masih kurang? Beri semangat untuk author

-jika ada kata kata membingungkan comment, author akan menjelaskan nya

Selamat membaca

Flashback

"Bang Peppey! Tunggu aku!" Terdengar suara anak kecil berumur 7 tahun sedang berlari mengejar seorang anak berumur 9 tahun yang berbeda 2 tahun terhadap Samsul (menurut author (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠))

"Ayoo cepat!" Seru Peppey sambil berlari kearah rumah, Samsul pun terus mengejar Peppey menuju rumah namun Samsul tidak sengaja kesandung batu dan membuat nya jatuh ke tanah

*Bruk!*

Peppey menoleh ke belakang menatap Samsul dengan terkejut

"Samsul?" Samsul pun terduduk di tanah, hidung nya memerah karena tabrakan terhadap tanah dan parah nya lutut Samsul terluka

"Bang Peppey hiks...hiks" tangisan Samsul membuat Peppey panik

"SamSul!" Peppey menghampiri Samsul dan memeluk kepalanya ke dada

"Shhh..tidak apa apa ada aku disini" Peppey berkata sambil mengelus rambut Samsul untuk menenangkan Samsul yang sedari tadi menangis membasahi baju Peppey

"S-sakit hiks...hiks" mendengar tangisan mengeluh samsul merasakan perih nya di lututnya, Peppey terpaksa merobek baju lengan panjang nya lalu mengikat nya di lutut Samsul

"Tahan ya..." Peppey berkata sambil mengikat kain baju nya di lutut Samsul dengan erat setelah di ikat, Peppey menawarkan Samsul untuk naik ke atas punggung nya

"Naik!" Seru Peppey, Samsul mengangguk patuh dan naik di punggung peppey sambil memeluk leher Peppey, Peppey pun berdiri membawa Samsul menuju rumah tanpa ada kata kata pun yang keluar dari salah satu mulut mereka

Kemudian Samsul yang berada di gendongan peppey hanya bisa terdiam sejenak menatap Peppey dari samping wajah nya, walaupun terlihat ngeselin tapi ada rasa perhatian nya terhadap adik adik nya, Samsul merasa beruntung mempunyai seorang saudara yang menghawatirkan keadaan adik adik nya walaupun hanya tergores sedikit pun, rasa nya sedang di lindungi oleh perisai bernyawa.

"Terimakasih bang Peppey!" Dalam hati Samsul dengan senyuman kecil nya yang lucu

Flashback end

Di kamar, Samsul tengah membaca buku yang berjudul "meningkatkan sihir" Samsul terlihat serius dengan buku tersebut hingga nyamuk yang lewat ia tidak peduli sama sekali tetapi Samsul kehilangan fokus saat mendengar suara langkah kaki menuju kamar nya, Samsul menutupi buku nya dan meletakkan di laci kecil samping kasur nya

Samsul menoleh mendengar suara memanggil nama nya

"Sul?" Suara tersebut tidak begitu asing di telinga Samsul dan ternyata si azre

"Masuk lah" Samsul berkata, azre pun membuka pintu itu dan masuk sambil menutup pintu di belakang nya agar tidak ada yang menguping pembicaraan antara manusia dan dewa ini

"Samsul, ada yang ingin gu-" ucapan azre terpotong karena Samsul yang tiba tiba memotong ucapan azre tanpa harus basa basi

"Pasti tentang Peppey kan?" Tentunya azre hanya mengangguk atas apa yang di kata Samsul, tentunya Samsul mengepal kuat tangan mencoba menahan amarah

"Kenapa kalian semua berada di pihak penghianat itu sih?" Ujar Samsul, azre menghela nafas dan duduk di pinggir ranjang Samsul

"Sul...dia itu kakak mu..Loh seharusnya memaafkan semua kesalahan yang ia perbuat dulu" ucap azre, ia berharap ucapan nya bisa merubah pikiran samsul, tapi jawaban Samsul tidak sesuai dengan keinginan azre

"Udah berapa kali gw bilang, KALAU GW ITU TIDAK AKAN MAU MEMAAFKAN SEMUA KESALAHAN YANG IA PERBUAT DI MASA LALU!!? Dia udah berkhianat hanya karena cintanya, dan dia juga..udah membunuh master Nevin...apa itu bisa dengan mudah di maafkan??" Azre mematung mendengar teriakkan Samsul, ia tak bisa berkata apa-apa lagi Mulut nya seolah-olah di lakban hingga membuat nya tak bersuara, Samsul menghela nafas dan memalingkan wajahnya kearah lain tentunya ke arah jendela

"Kalau pun dia tidak membunuh master, mungkin dari dulu gua udah memaafkan nya" ujar Samsul, azre pun hanya mengangguk mengerti dengan apa yang di alami Samsul, namun ia merasa kasian terhadap Peppey yang tidak lagi di anggap seorang kakak oleh adik satu nya ini

"Baiklah...gua tau perasaan mu saat ini, tapi berpikir lah...dia adalah kakak mu sul..dia saat merindukan disisi adik nya.. ingat itu" ujar azre tanpa menunggu jawaban dari Samsul, azre pun keluar dari kamar tersebut meninggal Samsul sendirian,
Saat azre keluar, ia sudah tau kalau ada seseorang menguping pembicaraan mereka

"Kau pasti sudah tau semuanya, Pey" azre menatap Peppey yang sedang bersandar di dinding tersebut, Peppey hanya bisa tersenyum menatap azre dengan mata berkaca-kaca

"Terimakasih kak azre.."

"Maaf, Pey"

______________________________________

Peppey menatap kearah langit yang begitu indah di mata siapa pun rasa bahagia akan sangat meningkat namun tidak bagi Peppey, rasa nya hampa duduk sendirian memandang langit malam hari, tidak ada Marvel di kiri dan tidak ada Samsul di kanan
Rasa nya sakit kehilangan mereka, Peppey menunduk Sambil bergumam

"Kapan kita berkumpul lagi seperti dulu?..." Gumam Peppey sambil memeluk kedua lututnya, air mata nya kembali jatuh, hati nya sakit sangat sakit seperti dua pedang menusuk ke hati nya hingga berkeping keping

Seseorang bersurai coklat mengintip Peppey dari jendela, ia merasa kasihan terhadap anak nya satu ini

"Maaf Pey...aku memang papa yang buruk belum bisa mengembalikan kalian seperti dulu..." Batin genah kenapa rasa sakit Peppey berpindah pada genah alhasil genah bisa merasakan nya

Genah mengusap wajah nya dengan kasar lalu bergumam

"Gua harus bisa.. melakukan nya, gua sebagai seorang papa harus bisa" gumam genah, ia melirik kearah jendela lagi lalu berkata

"Papa akan mengembalikan semuanya, jadi tunggu lah pey"

______________________________________

Pagi hari nya seperti biasa, genah mengajak Peppey jalan jalan, melihat rawut wajah Peppey yang penuh kesedihan dan tidak tersenyum

Sudah berjam-jam genah mengajak Peppey berbagai tempat tapi rencana nya gagal, Peppey sama sekali tidak tersenyum sedikit pun atau rasa suka di dalam nya

Rasanya sangat sulit, hingga genah pun duduk bersama Peppey di bangku terdekat

"Pey....papa tau kau sedang kepikiran mereka berdua, tapi ingat ada papa disini setia bersama mu" ujar genah sambil menggenggam tangan Peppey

"Gua tau pa...tapi rasanya sakit, aku ingin seperti dulu lagi pa..hiks" genah langsung memeluk kepala Peppey dan mencoba menenangkan nya sambil mengusap rambut Peppey

"Shhh...gua tau rasa nya sakit tapi tunggu di waktu yang tepat saja ya..." Peppey mengangguk, genah tersenyum, Peppey memang tidak bisa kehilangan kedua adik nya mau gimana lagi Marvel entah kenapa ada masalah apa sama Peppey hingga berjauhan tak terlihat sedangkan Samsul tidak tau lagi

Namun Tanpa mereka sadari, seseorang bersurai ungu melihat mereka dari jauh di dalam hutan tak jauh dari mereka berada
Mendengar ucapan Peppey maupun genah membuat nya sakit hati
Air mata nya jatuh dari mata emerald nya yang indah

"Bang Peppey...maaf kan Marvel.."

TBC....

Terimakasih sudah membaca para Reader (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)
Kita akan ketemu lagi tanggal 14<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>






Maaf, Sul (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang