⁰²A Long Day With Him

15 3 4
                                    

Hari ini, Sabtu sore. Hari yang Keira tunggu-tunggu. Seharian tak bertemu Devasta membuat Keira sudah merasa rindu berat yang menghimpit dadanya.

Hari ini, dia ada janji pada Sarah untuk mengantar Devasta konsultasi ke dokter terapinya.

Sarah sedang ada urusan. Dan Davin lagi sibuk-sibuknya mengerjakan tugas skripsi.

Keira sih tidak masalah. Malah dia senang, karna Sarah seolah-olah menyetujui hubungannya dengan Devasta.

Keira berhenti tepat didepan cermin. Gadis itu menatap pantulan dirinya didalam cermin. Hoodie yang dibalut jaket Levis, dan rambut yang sengaja diikat kuda, membuat tampilan Keira sore ini cukup beda.

Tampil beda sore ini, sepertinya bukan masalah.

Keira mengambil ponsel miliknya, melihat pesannya yang sedari tadi belum Devasta baca, walaupun centang dua.

Tak mau ambil pusing, Keira segera mengambil tas selempangnya, memasukkan beberapa barang, dan mengunci pintu, sebelum akhirnya gadis itu buru-buru berlari menuju keluar rumah saat Grub yang dipesannya sudah menunggu diluar rumah.

"Pak, tolong ke alamat ini," ucap Keira menyodorkan secarik kertas bertuliskan alamat klinik terapi tempat Devasta nantinya berobat. Sarah yang memberikan itu beberapa hari yang lalu.

Walaupun, jarak kliniknya cukup jauh, dan Keira harus berputar arah jika harus kerumah Devasta lagi, namun Keira tak peduli. Keira hanya ingin memastikan, bahwa klinik terapi itu tidak tutup, karna kata Sarah bilang jam bukanya tak menentu. Ya, walaupun Sarah juga mengatakan, bahwa wanita itu punya kartu pengunjung khusus yang bisa membuat mereka diprioritaskan disana, namun tetap saja, Keira khawatir jika tiba disana, tau-taunya kliniknya tutup, dan membuat Devasta harus menunggu. Kan, siapa yang tahu.

Devasta adalah prioritasnya. Jadi, Keira akan siap-siap saja jika melakukan effort yang begitu besar untuk menyenangkan cowok itu.

••••

Saat Keira masuk kedalam rumah Devasta, cowok itu barusaja keluar dari kamarnya.

Keira ber-oh ria ketika melihat Devasta sudah siap dengan tampilan kasualnya.

"Liatnya gitu ama, Ra." Itu suara Davin yang barusaja keluar dari arah dapur dengan membawa segelas coklat panas untuk menemaninya sepanjang mengerjakan skripsi. Davin hanya lewat, karna sejurus kemudian, cowok itu sudah kembali masuk kedalam kamarnya yang berada disebelah kamar Devasta.

Keira tersenyum tipis menanggapi ucapan Davin. "Soalnya, mas pacar ganteng benar," pujinya menatap Devasta binar.

"Lo mau sampai kapan disitu? Buruan!" Devasta berteriak dari luar rumah. Keira berjalan menghampiri, masih dengan senyumannya.

Entahlah, beberapa hari terakhir ini, Keira jadi lebih sering menampilkan senyumannya daripada wajah dingin tak berekspresinya. Dalam kutipan, itu hanya ketika bersama Devasta saja.

"Nggak usah senyum, lo tambah jelek," ucap Devasta sekenanya.

Keira membantu Devasta masuk kedalam mobil grab yang sudah dia pesan. Sebelah tangannya memegangi lengan Devasta, sedangkan sebelahnya memegang atap mobil, mengantisipasi kalau-kalau kepala Devasta terbentur.

Devasta itu tinggi, walaupun sudah menunduk, tetap saja, kadang-kadang kepalanya membentur atap mobil. Keira tak mau ambil risiko seperti kemarin.

Pak supir membantu melipat kursih roda Devasta, dan menyelipkannya kedalam bagasi mobil.

Selama dalam perjalanan, Devasta lebih banyak diam. Keira tahu, cowok itu mabuk mobil. Makanya, Keira sudah menyediakan beberapa macam permen didalam tasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOCKED: THE OBSESSIVE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang