Gadis bersurai merah muda keluar dari ruang operasi dengan wajah yang terlihat sangat lelah. Namun, di paras cantiknya terukir senyum kepuasan.
"Aku berhasil." Sakura, gadis itu berjalan ke ruangan pribadinya dengan bersenandung riang.
"Jidat!" Panggilan dari suara dibelakangnya membuat langkah Sakura terhenti, sudah dapat dipastikan jika yang berteriak itu adalah sahabatnya, Ino.
"Apa?" tanya Sakura dengan malas saat melihat penampilan Ino yang mencolok. Pasalnya, cewek seksi itu mengenakan dress berwarna merah menyala dan sedikit ketat, di tambah dengan kacamata hitam besar yang menutupi kedua matanya. "Kau terlihat mengerikan dengan penampilan seperti itu pig, para pasienku sepertinya ketakutan saat melihatmu."
Ino tak menanggapi perkataan Sakura. "Ayolah, ajak dulu sahabatmu ini masuk kedalam ruanganmu."
Sakura mendengus. "Silahkan masuk nona babi." Dirinya membukakan pintu ruangan yang didepannya tertulis nama Sakura beserta gelar dokter bedah nya.
"Terima kasih nona jidat." Keduanya pun bersama-sama memasuki ruangan pribadi milik Sakura.
Sakura Haruno. Dokter bedah sekaligus pemilik rumah sakit terbesar di Konoha. Haruno Hospital. Saat ini, dia hanya hidup bersama kakak laki-laki dan neneknya. Kizasi Haruno dan Mebuki Haruno, yang tak lain adalah kedua orang tua Sakura telah meninggal dunia sekitar 15 tahun yang lalu karena mengalami kecelakaan mobil.
Awalnya, gadis bermahkota merah muda itu merasa sangat terpuruk hingga tak mau keluar dari mansion. Namun, karena dukungan kakak, nenek, dan para sahabat membuat dia bisa bangkit dari rasa terpuruknya.
Tak hanya cerdas, pintar, dan mandiri, Sakura juga sosok perempuan yang kuat dan selalu ceria. Di usianya yang ke 22, tepatnya 1 tahun yang lalu. Dia sudah berhasil lulus study kedokteran dengan gelar dokter muda terbaik di Konoha.
"Apa yang membuatmu kesini disiang hari Ino?" tanya Sakura sembari meletakkan beberapa snack dan minuman diatas meja.
"Tidak ada papa, aku hanya ingin bertemu denganmu." Ino melepaskan kacamata yang sedari tadi menutup matanya.
"Jangan konyol, kita baru saja bertemu beberapa jam yang lalu." Sakura melepaskan jas kebanggaannya dan ikut bergabung dengan Ino di kursi sofa.
"Ayolah Sakura, sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu sekarang." pinta Ino.
"Bantuan apa? Aku baru selesai menangani operasi, dan sekarang aku lelah." ujar Sakura, gadis itu membuka salah satu snack dan mulai memakannya.
"Sai akan mengajakku kencan di hotel malam ini, dan aku bingung harus mengenakan pakaian apa untuk kencan ku kali ini. Ayolah, tolong bantu aku." Ino menunjukkan puppy eyes yang bertujuan untuk meluluhkan hati sahabat pink nya itu.
"Kenapa kau tidak memakai lingerie saja? Pasti kalian akan melakukan sex setelah makan malam." ujar Sakura.
Ino tertawa kencang. "Oh Sakura, tentu saja aku akan selalu membawa lingerie di saat kencan, karena kau sudah tau sendiri jawabannya."
"Lalu? Apa masalahmu?" tanya Sakura. "Biasanya, kau tidak perlu repot-repot kesini dan bertanya padaku soal fashion." Tentu saja, Ino adalah model papan atas yang fotonya sudah ada di depan semua sampul majalah tentang fashion dan apapun itu. Yang artinya, Ino tak memiliki kesulitan tentang fashion.
Ino berdecak. "Ayolah Sakura, alasan paling utamaku adalah mengajakmu ke mall dan menghabiskan uang untuk berbelanja. Kau butuh refreshing sayang." ujarnya dengan malas.
"Seharusnya kau berkata terus terang dari awal, tidak usah bertele-tele seperti ini." sahut Sakura.
Ino mendengus kasar. "Cepatlah mencari kekasih Sakura, tingkahmu semakin hari semakin menyebalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM LOVER
HumorSakura dengan segala kegilaannya. Berprofesi sebagai dokter muda tidak membuatnya sesibuk itu hingga dia merasa bosan dan ingin mencoba profesi lain. Dibantu oleh salah satu sahabatnya, Sakura berhasil menjadi sekertaris di perusahaan Uchiha. Lebih...