"Apalagi ini Itaru?" tanya Sasuke sambil bersedekap dada. Didepannya, ada Itaru yang duduk dengan pandangan kebawah.
Sakura datang dari dapur sambil membawa piring berisi strawberry, dia meletakkan piringnya keatas meja dan duduk disamping Sasuke. Tangannya terulur untuk mengambil surat dari sekolahan Itaru. Surat panggilan orang tua.
"Maaf paman." Itaru hanya berbicara pelan tanpa menatap Sasuke. Bocah itu takut.
"Kau memukul temanmu lagi?" tanya Sasuke dengan tegas. "Paman tidak suka kekerasan Itaru."
"Tapi paman-"
"Tidak ada alasan apapun Itaru. Kau terlihat seperti orang jahat jika melakukan tindak kekerasan. Kau menyakiti orang lain Itaru." Sakura mengelus pelan lengan Sasuke. Tatapan Sakura mengatakan jika Sasuke tidak boleh berkata terlalu keras pada Itaru.
"Itaru, kenapa kau memukul temanmu?" tanya Sakura dengan nada lembut.
Itaru mendongak, menatap kearah Sakura dengan mata berkaca-kaca. "Dia menghinaku. Dia bilang jika aku adalah anak haram, anak yang tidak diinginkan orang tua dan keluarga." ujarnya dengan berusaha sekuat mungkin untuk menahan tangis.
Sakura menyikut perut Sasuke dan menatapnya dengan tajam. Dia berjalan mendekati Itaru, kemudian duduk di sampingnya. "Hei, anak mana yang berani berbicara seperti itu kepadamu?" tanya Sakura dengan raut wajah yang terlihat kesal.
Tangan Sakura terulur untuk mengelus pelan surai Itaru. "Yang kau lakukan sudah benar. Kau memukulnya untuk membela dirimu sendiri. Harusnya kau jangan cuma memukul, robek saja mulutnya sekalian, biar dia tidak bisa berbicara dan berkata jahat kepadamu." ujarnya Sakura dengan berapi-api. Membuat Sasuke yang mendengar itu melotot terkejut.
Itaru semakin berkaca-kaca. Dia memeluk Sakura dengan spontan. "Dia jahat."
Sakura membalas pelukan Itaru, dia mengelus punggung kecil Itaru dengan sayang. "Besok, aku yang akan ke sekolahanmu. Aku akan menampar mulut orang-orang yang telah menyakitimu. Kau tenang saja, oke?" Itaru mengangguk.
"Baiklah, sekarang kau istirahat saja dikamar, aku akan berbicara dengan pamanmu." titah Sakura pada Itaru, dengan pandangan yang melirik sekilas pada Sasuke. "Bawa juga strawberry ini ke kamarmu Itaru."
Itaru kembali mengangguk, dia mengambil piring berisi strawberry dan berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Setelah Itaru benar-benar memasuki kamar, Sakura kembali duduk di samping Sasuke.
"Jadi Sasuke-Kun, jelaskan." seru Sakura dengan bersedekap dada. Gadis itu menirukan gaya Sasuke tadi.
Sasuke menghembuskan napas lelah, dia bersandar pada sandaran sofa. Jujur, Sasuke merasa bersalah pada Itaru. Selama ini, Sasuke tidak pernah mendengarkan terlebih dahulu penjelasan Itaru. Memang bukan sekali dua kali Sasuke mendapat surat panggilan dari sekolah Itaru dengan kasus yang hampir sama. Tapi, Sasuke hanya memberi nasehat bahkan hanya memarahi atau menyalahkan Itaru.
"Sasuke-Kun."
"Apa sayang?" Sasuke merebahkan dirinya pada sofa, dengan menjadikan paha Sakura sebagai bantal.
Sakura mendengus, namun tangannya hinggap dikepala Sasuke dan memberikan elusan lembut pada surai gelap kekasihnya.
"Itaru itu anak dari Itachi, kakakku. Sekarang dia pergi ke luar negeri karena merajuk dengan orang tua kami." Sasuke memulai ceritanya. "Itaru lahir bukan dari pernikahan yang sah. Itu karena Itachi nekat."
Sasuke mencium telapak tangan Sakura sebentar. "Izumi, dia ibu Itaru, dan kekasih Itachi. Hubungan mereka tidak direstui orang tua kami karena kakek Izumi bermusuhan dengan kakek kami. Jadi, Itachi nekat menghamili Izumi."
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM LOVER
HumorSakura dengan segala kegilaannya. Berprofesi sebagai dokter muda tidak membuatnya sesibuk itu hingga dia merasa bosan dan ingin mencoba profesi lain. Dibantu oleh salah satu sahabatnya, Sakura berhasil menjadi sekertaris di perusahaan Uchiha. Lebih...