"Tuan, nanti siang anda ada meeting dengan Uzumaki Corp. Dan setelah itu, sorenya anda ada meeting dengan Shimura Corp." Sakura memberitahu Sasuke tentang jadwalnya hari ini. Setelah wekeend, keduanya kembali menyambut hari dengan sibuk bekerja.
"Santai saja Sakura, tidak usah terlalu formal." sahut Sasuke sambil menandatangani beberapa dokumen.
"Tidak bisa Sasuke-Kun, kita harus profesional ketika bekerja. Sudah, jangan membantah lagi. Mau ku buatkan kopi?" tanya Sakura.
Sasuke hanya mendengus pelan. "Hn." jawabnya, membuat Sakura jengkel dengan jawaban ambigu Sasuke.
"Saya anggap itu jawaban iya tuan. Baiklah, saya permisi dulu." Sakura pun keluar dari ruangan Sasuke.
Setelah perdebatan semalam, akhirnya Sakura memanggil Sasuke dengan embel-embel Kun, Sasuke sendiri yang memintanya. Karena menurut pemuda itu, panggilan Sasuke-Kun dari Sakura terasa lebih manis.
Setelah membuatkan kopi, kemudian menyerahkannya pada Sasuke, Sakura kembali keruangan miliknya dan mengurus beberapa dokumen. Namun, belum ada beberapa menit, ponsel Sakura berbunyi. Dari Sasuke.
Sakura menghela nafas pelan. Dia mengangkat panggilannya. "Ada apa tuan? Kenapa anda menghubungi saya lewat nomor pribadi, saya rasa nomor telpon kantor tidak ada masalah."
"Sayang. Keruangan ku sekarang." Sasuke mematikan sambungannya sepihak. Tanpa menjawab pertanyaan dari Sakura. Membuat Sakura merasa jengkel.
"Ada apa tuan?" tanya Sakura dengan ekspresi wajah yang terlihat kesal setelah sampai di ruangan milik Sasuke.
Sasuke terkekeh pelan. Dia tau jika gadisnya itu sedang kesal. "Ayo ikut aku."
"Kemana?"
"Menemui Naruto, baka Dobe itu ingin bertemu diriku lebih awal." jelas Sasuke.
Sakura mengangguk. "Baiklah, ayo tuan."
Sasuke berdiri, dia menghampiri Sakura, kemudian merangkul pinggangnya dengan posesif.
"Sasuke-Kun." Sakura mengelus rahang tegas Sasuke. "Masih dikantor, harus profesional, ingat."
Sasuke menikmati elusan dari tangan lembut Sakura. "Kiss me Cherry."
Sakura memberikan kecupan singkat pada bibir sexy Sasuke, membuat Sasuke melayangkan tatapan protes. "Ini dikantor Sasuke-Kun."
"Kantor ini milikku, jadi tidak masalah." sahut Sasuke dengan santai.
"Tetap saja Sasuke-Kun. Tidak boleh, kita harus profesional." ujar Sakura. "Jangan membantah, aku tidak suka dibantah."
Sasuke diam tak membantah. Padahal Sasuke sendiri paling tidak suka jika dibantah, tapi jika itu Sakura, dengan senang hati Sasuke menuruti perintahnya tanpa bantahan. Sasuke mengecup sekilas bibir Sakura, kemudian melepaskan rangkulan tangannya pada pinggang Sakura. "Baiklah, ayo sayang."
Sakura hanya terkekeh pelan, kemudian berjalan bersama Sasuke untuk keluar dari gedung perusahaan.
***
"Yo, Teme! Apa kabar?" sapa Naruto dengan sangat semangat seperti biasanya.
Sasuke hanya mendengus. "Hn."
Naruto berdecak kesal dengan jawaban sahabat reven nya. "Kau itu sangat menyebalkan Teme." Pandangan Naruto beralih pada Sakura yang berada di samping Sasuke, kemudian pemuda bersurai kuning itu menampilkan ekspresi wajah heboh. "Astaga, Sakura-Chan?!" Naruto langsung memeluk Sakura dengan erat, membuat Sakura terkejut dan hampir terjungkal kebelakang karena gerakan Naruto yang selalu tiba-tiba dan sangat semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM LOVER
HumorSakura dengan segala kegilaannya. Berprofesi sebagai dokter muda tidak membuatnya sesibuk itu hingga dia merasa bosan dan ingin mencoba profesi lain. Dibantu oleh salah satu sahabatnya, Sakura berhasil menjadi sekertaris di perusahaan Uchiha. Lebih...