Chapter 3: Pergi

937 101 1
                                    

Rein membuka matanya setelah tidur selama beberapa jam. Ia melihat benda disekitarnya dan menyadari jika ia berada ditempat yang asing.

"Ugh"

Meski bangun di tempat asing, Rein tau dari dekorasi yang ada dikamar ini, jika kini ia sedang berada di istana.

Tanpa berniat menunggu lama, ia segera bangun dan bergegas keluar dari tempat ini. 

"Ha..."

Rein menghela nafas.

Tubuhnya masih terasa lemas, tapi setelah duduk selama beberapa saat tenaganya pulih sedikit.

lengan dan kepalanya yang dibalut perban tidak ia pedulikan meski terasa sakit.

pintu kamar yang sangat besar bagi tubuhnya yang kecil ia dorong dengan kuat sampai perban dilengannya berwarna merah.

Rein yang melihat lorong istana yang sunyi segera berlari mencari jalan keluar dari istana.

Berlari selama beberapa saat membuatnya sangat lelah, kepalanya berdenyut-denyut. 

Dengan tangan memegang kepala nya yang terasa sakit, Rein berjalan dengan langkah yang pelan.

Tubuhnya terasa dingin dan kakinya mulai kehilangan tenaga.

Diujung matanya, Rein melihat gerbang belakang taman istana.  Ia mempercepat langkah kakinya namun tubuhnya telah mencapai batasnya.

Pandangan nya berputar dan ia jatuh tanpa dapat melakukan apapun. Kepalanya kembali terbentur ketanah membuat perban yang tadinya putih menjadi berwarna merah.

***

Sementara itu, beberapa saat lalu.

Arka sampai didepan pintu ruang kerja sang raja.

Ia mengetuk pintu lalu masuk dengan ekspresi serius. Sang raja melihat Arka setelah menanda tangani kertas yang ada dimeja kerjanya.

"Ada apa Arka?"

Sang raja bertanya dengan santai saat melihat ekspresi serius putra keduanya itu.

"Jarang-jarang melihatmu serius seperti itu"

"pa"

"Hm?"

"adik Arka satu atau dua?"

"..."

Demian, Raja yang memerintah kerajaan saat ini. Melihat Arka dengan ekspresi yang lebih serius daripada sebelumnya.

"Tadi Arka bawa 2 anak kecil, satu rambut pirang mata ungu, Arka yakin dia adik Arka, tapi..."

"Tapi?"

"anak yang lain juga punya mata ungu tapi rambut nya hitam. Arka ragu dia adik Arka atau enggak."

"..."

Demian diam mendengarkan ucapan putranya

"Tapi saat dokter mau memeriksa anak itu, ujung rambutnya warna pirang. Arka yakin sebelumnya anak itu punya rambut hitam tanpa warna pirang "

Demian memikirkan ucapan Arka  dengan serius.

"Apa anak kecil itu minum atau makan sesuatu?"

Arka berpikir sebentar dan ingat jika ia memberikan ramuan penyembuh saat anak kecil itu terluka.

"Arka kasih ramuan penyembuh karena lengan nya terluka"

"Kemungkinan besar ada yang menyebabkan rambut aslinya berubah dan ramuan penyembuh menghilangkan sebagian kecil dari efek buruk itu"

ReinaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang