Chapter 6: Memori indah

306 38 0
                                    

Beberapa hari berlalu dan kini diruangan tempatnya beristirahat, muncul 4 orang anak kecil yang menatapnya dengan ekspresi berbeda.

"Jadi intinya, kita saudara?"

4 anak laki-laki berbeda usia duduk dengan manis didepan Rein yang baru bangun dari tidurnya.

"Iya"

Ke-4 anak itu menganggukkan kepalanya bersamaan. 

"Ha..."

Rein menghela nafas.

"Jadi, bagaimana urutan nya?"

"Yang pertama kak Orion, yang kedua kak Arkana"

Rion mendengarkan dengan tenang penjelasan Aru. Sedangkan Arka terlihat senang saat ia di panggil kakak oleh Aru.

"Kak Rein yang ketiga, kak Aaron yang keempat, terus Aruno yang terakhir"

"Hm, jadi begitu."

Setelah mendengar penjelasan Aru, Rein berpikir sebentar.

"Tapi, Aru Aaron."

Rein melihat kearah kedua saudara kembarnya itu.

"Jangan panggil aku kakak"

"Tapi kan, kak Rein yang lahir duluan"

"Iya"

Aru dan Aaron berbicara bergantian.

"Selain itu, kak Rein lebih dewasa dan lebih tenang saat ada masalah."

Aaron mengingat kakak nya yang selalu tenang saat mereka bersama dulu. Meski berpisah 8 tahun, Aaron yakin kakak nya itu masih tetap sama.

Aaron memberikan pendapatnya dan menatap Rein dengan mata lucunya.

"Tapi..."

"Rein, menurut kakak terima saja. Lagian dari yang kakak lihat, Rein bahkan lebih dewasa daripada Kana, seharunya Kana juga memanggilmu kakak"

Arka yang mendengar kalimat Rion memandang kakak nya itu dengan kesal.

"Kak kok gitu? Kana kan baru jadi kakak hari ini. Hati-hati aja nanti Kana pasti jadi kakak favorit si kembar."

Arka membayangkan dirinya yang dikelilingi sikembar, kemana-mana bersama sikembar. Dan kakak nya itu akan menangis didepannya dan meminta saran padanya, bagaimana caranya menjadi kakak favorit mereka.

Tapi Arka tidak akan memberitahu rahasianya pada kakaknya itu.

"Hehe"

Arka hanyut dalam imajinasinya, dan tersenyum seperti orang gila.

"Kak, kak Arka masih waras?" tanya Aru.

"kakak kurang tau sih."

Rein yang bosan berusaha bangun dari tempat tidur.

"Eh Rein! mau kemana?"

"Mau jalan-jalan"

Rein berjalan dengan pelan dibantu Rion, disusul Aru dan Aaron.

"Kak"

Aaron memanggil Arka yang masih dalam imajinasinya.

"Udah gila ternyata"

Aaron lalu pergi meninggalkan Arka sendirian di kamar.

***

Sesampainya di taman Aru dan Aaron berlari dengan bebas, sedangkan Rein dan Rion duduk bawah pohon.

Melihat kedua adik mereka yang berlari dengan senangnya.

"Kak!"

Kedua anak kecil itu berlari dengan senyum yang tak luntur, Arka tak lama datang dan ikut bermain dengan kedua anak kecil itu.

ReinaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang