Chapter 20: Wanita Gila

39 2 1
                                    

"CEPAT BANGUN!" Teriakan dari seorang pria berjas putih menjadi alarm yang membangunkan setiap anak yang ada di ruangan itu.

Mereka harus bangun dengan cepat, jika tidak ingin mendapatkan hukuman dari pria itu.

Pintu besi itu, satu persatu terbuka. Dan rantai yang mengikat mereka ditarik dengan kuat, memaksa setiap anak kecil itu untuk segera berjalan mengikuti langkah pria itu.

Lorong yang sama bahkan setelah ia pergi beberapa tahun lalu. Ia teringat dengan hari terburuk yang ia alami selama ditempat ini.

Yang membuat tubuhnya dan adiknya menjadi lebih muda beberapa tahun. Diantara semua anak yang diuji saat itu, hanya mereka berdua yang mendapat efek yang diinginkan oleh para peneliti itu.

Meski penelitian mereka harus tertunda karena mereka berdua kabur, ia yakin mereka tidak menyerah dengan konsep gila itu dan akan menjadikannya kelinci percobaan lagi.

Brak!

Tubuh seorang anak perempuan yang terlihat sangat kurus dan penuh dengan luka di lengannya, dilempar dengan kuat oleh seorang pria berjubah putih.

Anak perempuan itu terlihat tidak bergerak sedikitpun, hanya ada dua kemungkinan, mati atau sekarat.

Tidak ada seorang anak pun yang berteriak saat melihat kejadian itu, karena mereka telah melihatnya ratusan kali.

Aru, salah satu dari anak-anak yang dirantai itu melihat anak perempuan itu dengan penasaran, ia merasa mengenai anak perempuan itu.

"CEPATLAH!" tapi tarikan pada rantainya membuat ia mau tidak mau kembali fokus dengan lorong yang ada didepannya itu.

***

Lorong gelap yang kini dilalui oleh ratusan anak kecil dengan rantai pada leher dan tangan mereka masing-masing.

Puluhan pintu menunggu mereka di depan sana, setiap pintu pasti memiliki seorang peneliti berjubah putih yang berjaga didepannya.

Namun ada satu pintu yang berbeda dari pintu-pintu yang lain. Pintu itu selalu menjadi tanda tanya bagi anak-anak kecil itu.

Mereka merasa penasaran dengan pintu itu, tapi tidak ada keberanian untuk mencari tau apa yang ada dibalik pintu itu.

Pintu-pintu itu ada balik kaca bening yang kini dijaga oleh beberapa orang dewasa.

Satu persatu anak-anak itu didata dan diberi label di lengan kiri mereka. Bukan dengan gelang ataupun tali.

Mereka diberi label dengan besi panas dengan simbol berbeda. Mereka tidak bisa menolak, meski besi itu terasa sangat panas.

Saat tiba giliran nya, seorang peneliti wanita melihat wajahnya lalu berbisik pada peneliti pria disebelahnya.

Peneliti itu lalu pergi dan kembali dengan membawa besi dengan simbol yang berbeda dari 3 simbol sebelumnya.

Rein menahan teriakan nya, lengan kirinya kini tercetak simbol yang selamanya akan berbekas ditangan nya.

Ia lalu di bawa menuju pintu paling ujung, pintu yang selalu ia kunjungi dulu bersama adiknya sebelum mereka kabur.

Sampai detik ini ia masih membenci pintu yang ada didepannya itu. Pintu itu terbuka dan ia didorong masuk dengan kasar.

Ruangan itu kini sepenuh nya berubah dari apa yang ia ingat terakhir kali.

Ada banyak wajah baru yang ia temui diruangan ini, namun tidak ada satupun wajah lama yang ia lihat.

Tak butuh waktu lama ia akhirnya berhenti didepan pintu kepala peneliti.

ReinaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang