Julius datang dengan muka bantalnya yang masih terlihat jelas. Ia bahkan masih berjalan sempoyongan dan terlihat sangat mengantuk.
Raziel mendorong Julius kembali masuk ke penginapan dan menyajikan sarapan untuk temannya itu.
Saat Julius sedang makan, ia sedang memikirkan beberapa kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab kematian pria itu.
"Uhuk uhuk" suara batuk itu menyadarkan Raziel dari lamunan nya.
Ia segera memberikan Julius air dan Julius segera mengambil dan meminumnya tanpa berpikir panjang.
"ha... lega nya"
piring di depan Julius terlihat masih menyisahkan banyak makanan yang belum selesai ia makan.
Raziel melihat penampilan sahabat nya ini, sepatu yang berbeda dari kemarin dan baju tidur yang belum di ganti.
bahkan noda di baju nya tidak ia bersihkan.
( tunggu! noda?) Raziel mengerutkan keningnya saat menyadari sesuatu.
Ia berdiri dari kursinya lalu melihat lebih teliti pada mayat pria yang kini mulai di tutupi oleh para petugas.
( noda yang sama ) Raziel meletakkan tangannya di dagu dan tenggelam dalam pikirannya.
Setelah itu ia kembali ke tempat Julius tapi kali ini ia tidak berlari melainkan berjalan sambil melihat sekitarnya seperti pertama kali datang ke tempat ini.
"apa yang kau lakukan?"
Julius bertanya dengan penasaran, melihat tingkah temannya yang aneh.
"tidak ada yang bisa di lihat di sini" Julius menghampiri Raziel dan mengikuti nya dari samping.
"diam lah"
"apa ada sesuatu yang menarik?" perkataan Julius cuma dianggap angin oleh Raziel.
"ha..." helaan nafas itu tidak membuat Julius berhenti bertanya.
Raziel menatap Julius tanpa berbicara sepatah kata pun, membuat Ia merasa aneh.
"Kenapa kau menatapku?" Julius mengerutkan keningnya dan bertanya pada temannya itu.
"Darimana noda itu berasal?" tunjuk Raziel ke baju Julius yang kotor.
"Noda?" Julius melihat ke bajunya yang di tunjuk Raziel.
"Oh ini! kemarin malam aku melihat makanan baru yang menarik. Banyak orang yang ingin membelinya, jadi aku penasaran. Tapi karena banyaknya orang yang ingin membeli nya, aku terdorong dan makanan itu hampir tumpah."
Julius menceritakan apa yang terjadi dengan antusias.
"Untung aku berhasil melindunginya. Tapi, ada seorang pria yang makanan nya tumpah. Ia terlihat sedih, dengan baik hati aku memberikan nya makanan ku yang awalnya ingin ku berikan padamu Ziel. Ia menolak, tapi aku mengatakan tidak apa-apa, karena kau akan selalu menolak makanan yang ku bawa lalu berkata 'Untuk mu saja'."
"Ada yang menarik dari pria itu?"
"Hm... tidak ada."
Setelah mendengar cerita Julius, ia lalu berdiri.
"Kita pergi besok pagi."
Raziel lalu pergi tanpa menanggapi Ucapan Julius yang intinya hanya keluhan karena tidak bisa tinggal lebih lama untuk menikmati makanan festival.
***
Saat ini Raziel sedang berkeliling kota, melihat orang-orang disekitarnya. Ia seperti mencari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinald
Viễn tưởng[ Bukan BxB ] Meski batas antara kenyataan dan fantasi semakin buram bagiku, itu bukan rintangan. "Kan kujalani hariku tanpa penyesalan" Hanya satu tujuan ku, hidup dengan baik sampai akhirnya waktu menjemput.